Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

BAB 70: Pernikahan Britney - Donni Berakhir



BAB 70: Pernikahan Britney - Donni Berakhir

0"Pelan-pelan, sakiiitt sekali. Ahhh … ini pertama kali aku berhubungan lagi … sejak dua puluh tiga tahun. Ahhh …" Mendengar Agnes berkata seperti itu dibawah tubuhnya, mata Donni terbelalak kaget. Tanpa berkata apa-apa lagi, Donni semakin semangat menikmati tubuh Agnes. Namun, kali ini dia lakukan dengan penuh cinta dan kesadaran penuh.     

Donni membalik tubuh Agnes membelakangi dirinya. Kedua tangan Agnes meremas kencang bulu-bulu karpetnya. Donni menghujamkan kembali kejantanannya lewat belakang. Agnes tidak bisa tidak berteriak. Namun, mulutnya dibekap Donni. Donni memasukkan jari tangannya kedalam mulut Agnes untuk digigit agar tidak berteriak. Rambut panjang Agnes digulungnya dengan satu tangan lain. Donni bergerak hebat memaju mundurkan kejantanannya.     

Setelah hampir tiga jam, Donni menyudahi aksinya karena melihat Agnes yang sudah kepayahan, meskipun dia masih kuat.     

Agnes tertidur kelelahan disampingnya. Donni mencari selimut atau apapun yang bisa menutupi tubuh polos sang istri sah yang belum diceraikannya itu. Donni pun meletakkan bantal dibawah kepala Agnes. Donni menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Pakaian yang berserakan diambilnya dan dibawanya ke dalam kamar mandi. Setelah cukup membersihkan diri, pria dengan aura iblis dan tak pernah menampakkan senyum itu menghampiri kamar tidur Agnes yang terkunci dari dalam.     

Donni mencoba membukanya dengan mendorong sekuat tenaga dengan tanpa membuat keributan agar Agnes tidak bangun. Akhirnya dia bisa membuk pintu itu setelah mengutak atiknya. Donni mengangkat tubuh Agnes yang terbaring diatas karpet dan membawanya menuju kamar. Agnes direbahkan diatas kasur.     

Donni berpikir untuk meninggalkannya menuju hotel yang sudah dipesannya. Namun, dia khawatir melihat Agnes yang tertidur lelap. Khawatir ada orang jahat masuk.     

"Jay, belikan aku beberapa pasang baju untuk satu minggu dan kebutuhan lainnya. Bawa kesini setelah selesai. Aku akan tinggal disini." Ujar Donni kepada Jay lewat telpon selulernya. Jay yang mendengarnya tampak senang dan bersiap untuk mencari took brand ternama didekat rumah mantan nyonya majikanya, atau malah sekarang masih menjadi nyonya majikan.     

Agnes terbangun dengan tubuhnya yang terasa remuk redam dan kepalanya mendadak pusing. Perempuan yang masih tampak sangat cantik di usia empat puluh tahun tersebut terkejut mendapati dirinya tanpa selembar pakaian pun ditubuhnya. Hanya selimut yang membungkusnya. Dia mencoba mengingat kembali apa yang terjadi sebelumnya.     

Agnes menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Kenapa aku bisa begitu ceroboh dan mengijinkannya menggauliku lagi, batin Agnes. Dengan perlahan, Agnes mencoba berdiri namun pegal-pegal yang menjalar di sekujur tubuhnya membuat dirinya susah bangkit.     

"Perlu bantuanku?" Donni tiba-tiba datang entah sejak kapan masuk kedalam kamar dan berada disampingnya.     

"Ahhh, kamu mengagetkanku saja. Aku bisa sendiri!" Agnes menepis tangan Donni dan mencoba untuk bangun sendiri.     

"Ini mengingatkanku saat di pagi hari setelah malam pertama kita. Kamu susah untuk berjalan karena perih jadi aku membantumu untuk mandi." Kenang Donni sambil tersenyum.     

"Jangan diteruskan lagi!" Agnes malu bila mengingatnya. Karena setelah mereka berdua ada didalam kamar mandi, Donni muda mengulangi lagi aksinya semalam dan membuat Agnes tidak keluar kamar seharian karenanya.     

"Baiklah, aku sudah siapkan makan malam. Kalau kamu sudah mandi, segera ganti baju dan keluarlah." Donni keluar kamar. Dahulu dia membuat banyak kesalahan dengan memaksakan semua kehendaknya pada perempuan yang sangat dicintainya. Dahulu cintanya begitu mengekang, impulsive, memaksa, dan menjerat Agnes sehingga mencekiknya perlahan hingga sesak napas dan akhirnya pergi meninggalkan dirinya.     

Kini, Donni ingin mendapatan kembali cinta Agnes dengan perlahan. Namun, satu yang harus dilakukannya terlebih dahulu adalah menceraikan Britney, perempuan pelampiasan nafsunya saja.     

-----     

"Selamat malam, nona Britney." Seorang ajudan kepercayaan Donni mendatangi mansion Donni di malam hari.     

"Jeffrey? Ada apa malam-malam kesini?" Britney mengerutkan dahinya melihat orang kepercayaan Donni yang merupakan pengacara pribadinya itu datang di malam hari.     

"Kedatangan saya kesini untuk menyerahkan surat ini. Mohon dibaca dan segera ditanda tangani." Jeffrey menyerahkan sebuah map berwarna hitam pekat dengan logo perusahaan The Rick Mine Corp.     

"Apa ini?" Britney bertanya dengan penuh nada was-was.     

"Dibuka saja nona." Jeffrey berkata dengan nada datar.     

Britney mengambil map tersebut dan mengambil lembaran isinya. Matanya terbelalak kaget. Surat yang dipegangnya saat ini adalah surat perceraian dirinya. Donni menceraikannay secepat ini tanpa persiapan dari dirinya sama sekali.     

"Apa maksudnya ini? Aku mau dia sendiri yang menjelaskan padaku!" Britney melemparkan map tersebut ke atas meja dengan wajah penuh emosi.     

"Tuan Donni menyerahkan pada saya untuk membereskan semuanya sebelum tuan pulang 6 hari lagi. Tuan berpesan sebelum dia pulang, anda harus segera meninggalkan rumah ini. Diatas kertas ini juga disebutkan apa saja yang akan nona Britney dapatkan sebagai kompensasinya." Jeffrey berkata panjang lebar dengan intonasi teratur.     

"Huh, apa dia sudah menemukan pelacur baru untuk menghangatkan ranjangnya?" Britney berkata dengan seringai sinisnya.     

"Maaf, itu bukan kapasitas saya untuk menjawabnya. Saya harap anda segera menandatanganinya dan meninggalkan rumah ini paling telat besok. Rumah dan mobil sudah disiapkan sebagai kompensasi dari tuan Donni karena mempercepat perjanjian sebelumnya." Jawab Jeffrey datar.     

Britney diam tidak berkata ya ataupun tidak. Matanya masih menatap nanar map yang ada di hadapannya. Haruskah dia bersyukur karena bisa terlepas dari iblis yang menjeratnya selama lima tahun terakhir ini? Atau dia merasa kehilangan sumber pendapatannya? Batin Britney bergolak.     

"Baiklah, aku akan menandatanganinya sekarang juga. Toh aku juga sangat mengharapkan hal ini terjadi." Britney mengambil pena yang diberikan Jeffrey. Dia meletakkan tanda tangannya di tempat yang sudah disediakan. Dan, perjanjian pernikahan antara Britney dan Donni pun berakhir malam itu juga.     

Sementara itu ditempat berbeda, sepasang suami istri yang baru dikaruniai kabar kehamilan sang istri, sedang menyibukkan diri dengan kegiatan masing-masing. Calista dengan tugas yang diberikan sang ibu mertua sedangkan Darren dengan tugas kantornya yang mendadak perlu keputusannya segera.     

"Kamu tidurlah, sudah jam 10 malam." Darren memalingkan wajahnya menatap sang istri yang wajahnya bersinar terkena pantulan cahaya laptop.     

"Sebentar lagi, aku belum mengantuk." Jawab Calista tanpa menatap lawan bicaranya.     

"Butuh bantuanku?" Darren berjalan mendekat ingin melihat apa yang dilakukan Calista dengan laptopnya.     

"Tidak perlu. Aku bisa sendiri. Kamu urus kerjaanmu saja. Tanggung jawabmu lebih besar." Jawab Calista sambil terus membuat rancangan bunga yang akan digunakannya untuk menghias butik mami Sara.     

Darren sudah berdiri dibelakang punggung Calista dan menundukkan badannya tepat dibelakang bahu perempuan yang menggulung rambutnya tingga keatas, sehingga menampakkan leher putih jenjangnya yang sangat mengundang naluri kelelakian Darren untuk di sesap. "Sepertinya warna merah lebih cocok." Darren berbisik ditelinga Calista.     

Calista kaget mendengar suara Darren yang berhembus di telinganya.     

"Kamu! Sejak kapan ada dibelakangku?" Calista ingin berdiri menjauh namun tangan Darren menahan bahunya untuk tetap duduk ditempat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.