Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

BAB 42: Bertemu Kembali



BAB 42: Bertemu Kembali

0Namun, Darren justru menarik tengkuk Calista dan mencium bibir perempuan yang sedang marah itu, dalam-dalam dihadapan banyak pengunjung restoran dan pelayan yang tersenyum melihat kemesraan mereka.     

Darren mengelap bibir Calista menggunakan ibu jarinya dengan gerakan penuh kelembutan yang menghipnotis Calista menjadi lebih patuh dan diam.     

Terkadang pria impulsif ini sangat lembut, tapi kadang juga sangat kasar.     

"Patuhlah, habiskan makananmu dan aku akan mengajakmu keliling pulau dewata." Darren melebarkan jarak diantara mereka dengan memulai mengiris potongan salmon panggang yang ada diatas piringnya.     

Calista yang sudah berkumpul lagi nyawa dan pikirannya, menghela napas dan kembali duduk di kursinya semula.     

"Darren sayang, ternyata kamu ada disini." Britney, cinta pertama Darren yang bahkan Darren sudah melupakannya namun perempuan ini justru masih membelitnya meskipun ditolak berkali-kali.     

Darren dan Calista yang melihat kedatangannya tiba-tiba menunjukkan ekspresi berbeda. Darren menghembuskan napas kasar sambil menggembungkan mulutnya. Sementara Calista melebarkan matanya. Apa alasan yang akan diberikannya karena ketahuan sedang berdua saat ini.     

"Eh kamu sekretarisnya kan? Well, sekretaris jaman sekarang memang cepat sekali bertindaknya. Ingin naik ke posisi kalangan elit dengan merayu bosnya. Cih!" Ujar Britney sinis.     

Calista menelan salivanya kuat-kuat. Dia tidak tahu harus beralasan apa. Perempuan cantik itu menarik napas dalam-dalam lalu tersenyum.     

"Aku ...."     

"Dia datang bersamaku. Kamu ada urusan apa kesini?" Tanya Darren, menyerobot jawaban Calista.     

"Aku kebetulan ada urusan disini, dan bertemu kamu." Britney mendekati Darren dan hendak duduk disampingnya. Pria posesif bermata hijau itu pun terpaksa menggeser duduknya sedikit ke samping. Sorot mata tajam dan sinis diberikan Britney untuk Calista yang melihat apa yang dilakukannya.     

"Sudahlah Calista, dia toh bukan suamimu sesungguhnya jadi untuk apa cemburu? Kamu harus mengolah hatimu dari sekarang untuk tidak terjebak dengan pesona dia. Kelak kamu akan susah berpisah bila sudah terlanjur terpikat." Hati terdalam Calista menenangkannya sehingga dia pun tersenyum kembali.     

"Kalau begitu, maaf aku ..."     

"Habiskan makananmu dulu!" Perintah Darren dengan tatapan mata tajam ketika melihat Calista yang hendak berdiri. Darren ingin Calista seperti kebanyakan istri lain yang akan emosi cemburu kalau suaminya dekat dengan wanita lain. Tapi, ternyata perempuan didepannya justru tampak tidak peduli. Dan, dia pastikan Calista akan menerima hukumannya sebentar lagi.     

"Darren, biarkan saja dia pergi. Mungkin dia ingin berjalan-jalan dan bertemu lelaki di Bali sebagai teman hiburan. Sudahlah, aku akan menemanimu selama disini." Jawab Britney sambil mengelus-elus permukaan punggung tangan Darren. Calista melihatnya dan dia memalingkan wajah sambil menyeringai sinis.     

"Ya betul sekali, aku ingin berjalan-jalan dan berkenalan dengan banyak pria disini." Senyum lebar Calista dan isi dari kata-katanya membuat Darren mengeraskan rahangnya.     

"Tuh betulkan, sudahlah aku temani kamu saja yaa." Sahut Britney lagi.     

"Kamu harus banyak energi untuk berkenalan dengan banyak pria. Jadi, jangan pernah meninggalkan tempat ini sebelum kamu menghabiskan makananmu." Darren tidak peduli apapun yang diucapkan Britney. Dia hanya peduli dengan istri kontraknya.     

Dia teringat kejadian kemarin, saat Calista melihat dia dan Britney berciuman, Calista langsung menghilang ke Bali. Entah apa yang akan dilakukannya sekarang ketika melihat Britney lagi.     

Calista menghembuskan napas dan segera melahap makanannya cepat-cepat.     

"Pelan-pelan saja nanti kamu tersedak." Ujar Darren ketika melihat Calista makan seperti anak sekolah yang takut terlambat masuk karena kesiangan.     

Britney diam dan berdecih sinis melihat Calista yang dianggapnya saingan mulai detik ini.     

Darren melanjutkan kembali sarapannya tak peduli ada perempuan lain disisinya.     

Dalam sekejap Calista sudah menghabiskan makanan yang ada di atas piringnya.     

"Sudah terima kasih, sekarang aku harus pergi dulu. Selamat bersenang-senang." Calista tidak memberi kesempatan pada Darren untuk membantah ataupun mencegahnya. Perempuan itu segera meninggalkan sepasang kekasih, menurutnya, dengan keluar dari restoran secepat mungkin.     

"Hei, tunggu dulu!" Darren hendak keluar namun dicegah Britney.     

"Sayang, ngapain kamu urus dia? Biarkan dia mau kemana." Britney memegang tangan Darren yang hendak berdiri dan mengejar Calista.     

"Lepaskan aku! Jangan sampai aku membuatmu malu disini! Menyingkir!" Perintah Darren. Britney pun berdiri dan memberi jalan Darren untuk keluar. Dia cukup takut kalau melihat Darren mulai marah.     

Darren berjalan cepat mengejar Calista sampai keluar pintu namun perempuan itu sudah hilang. Darren berteriak-teriak memanggil Calista sambil sesekali mengumpat kasar namun dia tetap tidak menemukannya.     

"Kemana dia perginya? Dia tidak tahu daerah sekitar sini. Sial!!!" Rutuk Darren memaki dirinya sendiri yang tidak bisa mencegah Calista pergi.     

Sementara itu, Calista sebenarnya bersembunyi disisi mobil salah satu pengunjung yang ada disitu sambil berjongkok. Dia tidak mungkin pergi jauh dalam waktu sepersekian detik jadi dia memutuskan untuk bersembunyi sebelum ditemukan suaminya.     

"Kamu? Apa yang kamu lakukan disini?" Suara berat mengagetkan dirinya. Calista mendongakkan kepala dan memicingkan matanya karena tubuh pria tersebut membelakangi sinar matahari yang terik sehingga menyilaukan mata.     

Calista melihat ke sekitarnya terlebih dahulu, setelah dirasa aman, dia pun segera berdiri. Namun tubuhnya terasa limbung karena efek dari tekanan darahnya yang rendah, mudah untuk oleng jika berdiri tiba-tiba dari jongkok.     

Pria itu pun menangkap tangan Calista dan mencegah tubuhnya yang hampir terjatuh ke samping.     

"Kamu, ngapain kamu disini?" Kini justru Calista yang bertanya, bertemu kembali pria aneh yang pernah ditemuinya di kantor beberapa hari yang lalu, Lewis.     

"Kamu belum menjawab pertanyaanku dan sekarang malah balik bertanya padaku." Jawab Lewis sinis.     

"Ah sudahlah. Terima kasih!" Calista menganggukkan kepala sekali sebagai tanda terima kasih lalu dia pun segera berlari meninggalkan tempat tersebut.     

Baru berjalan dua langkah, tangan Calista ditahan Lewis.     

"Kamu mau kemana? Tahu mau kemana? Aku tidak melihat ada teman atau siapapun yang menunggumu." Pertanyaan Lewis membuat Calista tersadar. Dia tidak tahu mau kemana dan tidak kenal siapa-siapa disini.     

"Aku mau kembali ke hotel." Jawab Calista.     

"Aku antarkan. Hotel tempatmu menginap dimana?" Lewis menarik tangan Calista dan membuka pintu bagian depan agar Calista segera masuk.     

"Tidak jauh dari sini. Maaf sudah merepotkan." Calista tidak menatap wajah Lewis sejak awal berbicara. Perempuan yang sangat cantik dan tampak segar dengan dress warna hijaunya itu, selalu menunduk setiap kali berbicara.     

"Sikapmu beda sekali dengan saat pertama berjumpa. Kasar dan meletup-letup." Ujar Lewis sambil melirik ke arah sampingnya sesaat mobil itu berjalan meninggalkan area restoran. Lewis hendak sarapan disana namun diurungkan niatnya karena melihat Calista sedang bersembunyi disebelah mobilnya yang baru saja parkir.     

"Oya? Maaf kalau begitu. Kamu juga yang memancing emosiku." Jawab Calista sambil mengerucutkan bibirnya. Lewis tersenyum tipis melihat wajah Calista yang manyun mirip anak kecil ngambekan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.