Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

BAB 37: Menyusul Istri (4)



BAB 37: Menyusul Istri (4)

"Mmmphh …" Darren menarik tengkuk Calista dengan satu tangan, sementara tangan lainnya memeluk pinggang ramping sang istri. Seperti biasa Darren selalu mendominasi dan tidak memberi kesempatan kepada Calista untuk berkata tidak.     

Calista mencoba melepaskan diri dari pelukan suami posesif bermata hijaunya dengan memukul-mukul dadanya, namun tubuh Darren terlalu kuat. Akhirnya Darren melepaskan ciumannya dan merenggangkan jarak diantara wajah mereka namun tidak di tubuh mereka.     

"Hah ... hah ... hah ... kamu keterlaluan." Calista hampir tidak bisa bernapas. Untung saja Darren memberi ruang untuknya menghirup oksigen.     

"Siapa yang lebih keterlaluan? Meninggalkan suaminya masih dalam keadaan tidur, tanpa ijin, tanpa pemberitahuan, malah asyik liburan." Jawab Darren tidak mau kalah, sambil terus menatap mata Calist tanpa berkedip.     

"Kalau ngomong soal keterlaluan, aku rasa seorang suami yang membawa pacarnya pulang kerumah dan bermesraan didepan istrinya, adalah tindakan paling keterlaluan." Calista memalingkan wajahnya ke samping. Perempuan ayu yang dasternya hampir berantakan itu tidak mau menatap mata hijau lama-lama karena khawatir menjadi lemah kembali.     

"Kamu cemburu?"     

"Untuk apa? Kita bukan suami istri sungguhan yang pantas untuk cemburu satu sama lain. Hubungan kita hanya sebatas kontrak. Kamu butuh keturunan, aku butuh uang." Jawab Calista ketus.     

"Ahh, ngomong-ngomong soal keturunan, bagaimana kalau kita berusaha lebih keras lagi?" Darren mendekatkan bibirnya ke telinga Calista sambil berbisik. Napas Darren yang berhembus di telinga dan sampai ke lehernya, membuat kulit tubuh Calista meremang dan wajahnya memerah.     

Calista menggigit bibir bawahnya tanpa tahu harus berkata dan berbuat apa. Darren semakin terbakar hasratnya melihat istri ayu nya yang tetap cantik meski tanpa make up. Ditambah lagi daster tidur yang selalu tampak seksi dimatanya kalau Calista yang memakai.     

"Heiii, kamu mau apa? Lepaskan aku!" Calista memukul-mukul punggung Darren yang tanpa permisi mengangkat tubuhnya diatas bahu.     

"Menunaikan kewajibanku sebagai seorang suami dan calon ayah dari anak-anak kita." Darren menjatuhkan tubuh Calista ke atas kasur empuk super nyaman yang hanya dimiliki penghuni kamar hotel paling mahal.     

Mata Calista untuk sesaat terbelalak lebar mendengar kalimat terakhir Darren, 'calon ayah dari anak-anak kita'.     

Darren mulai menjamah tubuh kekasih halalnya dan memberikan kecupan manis di bibir, leher, dan dada sang perempuan yang mulai terbuai dengan perlakuan lembut suaminya, apapun status hubungan mereka sesungguhnya.     

Calista mengerang menahan rasa sakit dan nikmat menjadi satu saat kejantanan Darren yang ukuran rata-rata orang Eropa melesak masuk kedalam kewanitaannya yang ukuran biasa asli Asia.     

"Eughhhh, kamu masih saja tetap sempit setiap aku memasukimu, sayang." Entah sejak kapan tubuh mereka berdua telah polos tanpa sehelai benangpun.     

Seperti masih terhipnotis dengan kalimat terakhir Darren, Calista kali ini tidak memberontak sama sekali, justru menyambut dengan baik setiap perlakuan yang Darren berikan. Dan, itu membuat Darren tersenyum puas dan semakin bersemangat menikmati permainan yang masih sore ini.     

"Darren, sudah ...aku lelah ... ahhh." Dua jam sudah Calista dibuat Darren tidak berdaya. Sudah setengah jam lebih mereka berada di dalam kamar mandi. Tapi sepertinya api yang membakar hasrat Darren belum padam juga.     

"Sebentar lagi sayang. Kamu lezat sekali." Darren menghujam Calista dengan berbagai posisi sampai yang Calista tidak bayangkan sama sekali. Entah darimana Darren tahu semua gaya bercinta tersebut. Namun yang pasti, dirinya sudah benar-benar lelah dan mengantuk. Akhirnya, mata Calista pun sudah tidak tertahan lagi dan langsung terpejam sesaat setelah Darren menyemburkan benih-benih calon The Anderson kedalam rahimnya.     

Darren membopong tubuh Calista yang sudah kelelahan setelah dibersihkan sebelumnya, ke atas kasur. Tubuh telanjang sang istri diselimuti hingga sampai batas dada. Dan, dia pun menyibakkan helaian rambut yang jatuh ke atas pipi mulus Calista.     

"Kamu tidak boleh meninggalkanku meski hanya semalam." Darren kembali kekamar mandi dan membersihkan dirinya. Ada satu tempat dan satu orang yang akan ditemuinya malam ini juga.     

Suasana sebuah restoran mewah di daerah Seminyak itu tampak sangat elegan dan kental dengan nuansa etnik pulau Dewata.     

Mengusung tema 'garden' ala Perancis Utara dan konsep bangunan bergaya Eropa, membuat restoran ini tampak jelas untuk kaum elite. Restoran ini memiliki glass house yang dirancang khusus, sehingga para pengunjung dapat dengan jelas melihat langit saat siang hari, dan menikmati bintang-bintang yang cantik di malam hari.      

Darren berjalan masuk dengan langkah tegap dan setelan pakaian buatan perancang terkenal asal Italia, Giorgio Armani. Setelan jas warna salem mampu membuat siapapun yang melihatnya terpesona dan takjub. Layaknya seorang model yang sedang berjalan di atas Catwalk, Darren menyisir pandangannya ke seisi restoran.     

Setelah menemukannya, bibirnya menyunggingkan senyuman penuh kemenangan dan licik.     

"Halo mommy tersayang, sudah lama menungguku?" Darren memegang kedua bahu sang mommy dari belakang. Spontan, Sara melebarkan matanya dan mematung.     

"Wahh, ini anak kamu Sara? Makin tampan saja. Belum menikah kan? Bagaimana kalau dengan anak tante saja?" Seorang wanita yang sedang berbincang dengan mommynya, memandang Darren seolah-olah mangsa segar yang siap disantap untuk dijadikan menantunya.     

"Hehehe, kapan kamu datang?" Sara melihat ke arah Darren dengan senyum rasa bersalah. Bersalah karena telah membawa istri sang anak diam-diam.     

"Hmm, sejak 2-3 jam yang lalu." Jawab Darren sambil meminta minuman yang sama dengan yang diminum mommynya.     

"Kamu.... sudah ke kamar mommy?" Tanya Sara sambil meringis. Dan, Darren hanya mengangguk pelan sambil tersenyum.     

"Dimana dia?" Tanya Sara berbisik pelan, mendekatkan bahunya ke anaknya yang sedang duduk disebelah menopang dagu.     

"Sedang tidur nyenyak, karena kelelahan." Kedua mata Sara sekali lagi terbelalak lebar mendengar jawaban yang keluar dari bibir anaknya. Darren mengedipkan nakal satu matanya ke arah sang mommy. Sara tidak menyangka, anaknya bisa semesum itu.     

"Oh maaf, nyonya Lenna. Ini anak saya satu-satunya, Darren. Darren, ini teman mama, Nyonya Lenna. Kami sedang membahas tentang peluncuran produk baru mommy yang akan launching minggu depan." Sungguh Darren tidak berminat untuk mengetahui urusan sang Mommy, oleh karena itu dia pun berdiri dan hendak meninggalkan meja.     

"Maaf, saya mengganggu tadi. Sekarang saya ingin pergi dulu. Silahkan dilanjutkan." Darren masih merasa sedikit lelah karena baru sampai dan belum istirahat, ditambah lagi dia melakukan aktivitas yang membuatnya kehilangan banyak kalori.     

Darren ingin kembali ke kamar dan tidur lebih awal. Memeluk Calista sambil tidur sepertinya bukan ide yang buruk, senyumnya.     

Namun sialnya, senyum Darren tadi diartikan salah oleh seorang perempuan seksi yang memakai gaun panjang tanpa lengan dengan belahan tinggi mulai dari paha sampai kebawah. Pria manapun yang melihatnya pasti tergiur dan mengeluarkan air liur. Disangkanya, senyum pria bermata hijau itu untuk dirinya yang ada dihadapannya, yang kebetulan sedang berjalan menuju arahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.