Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

BAB 32: Menculik Menantu



BAB 32: Menculik Menantu

0Bunyi suara mobil dihidupkan dan dijalankan dengan kasar terdengar sampai kedalam. Dan hanya dalam hitungan menit, suara mobil itu pun hilang ditelan malam.     

"Apa yang kamu lakukan, Darren? Kenapa kamu tidak pernah belajar dari kesalahan? Dia sudah menjadi istri orang lain dan kamu juga sudah punya istri. Apa pantas membawa perempuan lain masuk kedalam rumah sementara istrimu juga ada dirumah?" Sara kecewa anak lelakinya masih saja berhubungan dengan Britney, perempuan yang jelas-jelas meninggalkannya dan memilih menikah dengan pria kaya raya meskipun usia berbeda jauh.     

"Itu bukan seperti yang mami lihat. Aku akan menyuruhnya pulang tapi dia tiba-tiba masuk kedalam rumah." Jawab Darren membela diri.     

"Sudahlah, mami malas berdebat denganmu. Kamu selalu membela Britney. Mami kesini mau bawa Calista pulang dan tinggal sama mami." Sontak Darren melotot mendengar kalimat terakhir yang diucapkan wanita yang telah melahirkannya itu.     

"Apa? Mami tidak bisa begitu. Dia istriku jadi dia tinggal bersamaku." Darren menjawab dengan intonasi tinggi.     

"Huh, sampai mami lihat perempuan itu tidak berada di sekitarmu lagi, baru mami akan kembalikan istrimu." Sara beranjak menaiki anak tangga menuju lantai dua. Calista yang sudah mendengar pertengkaran ibu dan anak sejak tadi dari luar pintu kamar, langsung berlari masuk kedalam kamar.     

"Mami! Ini rumahku dan dia istriku. Mami tidak bisa bersikap seperti itu." Teriakan Darren yang menyusul langkah elegan Sara, menghentikan sang mami yang masih tampak cantik diusia menjelang lima puluh tahun.     

"Saat istrimu diculik, kamu dimana dan dengan siapa? Britney bukan? Saat istrimu masih dalam perawatan di rumah sakit, kamu bersama siapa? Britney bukan? Dan, saat istrimu baru sampai rumah, kamu ada dimana? Britney lagi!"     

Setiap kalimat yang diucapkan maminya, membuat Darren tidak bisa berkutik karena benar semua. Tapi bukan berarti maminya bisa bertindak semaunya dengan mengambil istrinya.     

"Mami pinjam istrimu beberapa hari saja. Mami butuh model untuk peluncuran model terbaru gaun yang ada di butik mami. Mami langsung teringat Calista yang cocok membawakannya." Sara mengedipkan matanya dan itu semakin membuat Darren melebarkan matanya. Apa jadi model? Dia tahu persis model pakaian yang ada di butik maminya. Itu berarti Calista akan mengenakan pakaian nyaris telanjang dan berlenggak-lenggok ditonton banyak mata nakal terutama para pria hidung belang.     

Darren segera berlari mendahului langkah sang mami menuju kamarnya. Sara melotot heran melihat kelakuan anak satu-satunya yang seperti anak kecil takut mainannya diambil.     

Beruntung kamar tidak dikunci jadi Darren bisa langsung masuk kedalamnya. Pria bermata hijau itu pun langsung mengunci kamarnya agar Sara tidak menculik istrinya.     

"Darren, buka pintunya! Mami mau berbicara dengan menantu mami." Sara menggedor pintu kamar berkali-kali namun tidak ada sahutan dari dalam.     

Calista yang sedang duduk di meja rias, langsung dibekap mulutnya oleh Darren setelah terlebih dahulu mengunci pintu. Calista melebarkan matanya namun Darren menempelkan jari telunjuknya diatas bibirnya sendiri.     

Setelah beberapa menit tidak mendapat jawaban, mami menyerah juga. Senyum sinis membingkai bibir Sara. Sesekali anaknya perlu diberi pelajaran biar tidak semena-mena terhadap istrinya.     

"Kalau mami dengar atau lihat kamu masih berhubungan dengan Britney, mami akan culik istri kamu dan tidak akan mami kembalikan padamu. Ingat itu!" Terdengar langkah sepatu Sara meninggalkan kamar mereka dari luar.     

Setelah dirasa tidak ada lagi suara ibu mertuanya, Sara melepaskan tangan Darren dari bibirnya.     

"Lepaskan!"     

"Ehem, maaf kelakuan mamiku seperti anak-anak." Darren serba salah dan tidak tahu harus berkata apa.     

Calista tidak mau tahu dan tidak mau mendengarkan alasan yang keluar dari mulut suami kontraknya. Dia pun segera menuju kasur dan membungkus tubuhnya dengan selimut sampai batas dada.     

"Calista ... yang kamu lihat ... barusan itu ... bukan seperti yang kamu bayangkan." Jawab Darren sambil mencari alasan yang tepat.     

Calista diam tidak menyahut. Baginya, mendengar orang berkata apapun dia tidak akan mempercayainya. Namun, jika sudah melihat dengan mata dan kepalanya sendiri, dia percaya seratus persen.     

"Apa kamu mendengarkanku?" Darren yang merasa diabaikan, memutar tepian kasur dan menghampiri sisi kasur dimana Calista berbaring. "Aku sedang berbicara padamu!" Darren menarik selimut Calista dan menghempaskannya ke sembarang arah.     

Calista yang merasa terprovokasi, langsung duduk dan menatap tajam ke arah pemilik mata hijau.     

"Aku tidak peduli apa yang kamu lakukan. Bukankah kamu sendiri yang bilang kalau aku hanya istri kontrak jadi tidak berhak untuk melarang atau menanyakan apapun? Kamu tenang saja, setelah aku melahirkan anakmu, kita akan bercerai. Aku dan kamu tidak akan pernah menganggap ada hubungan ini."     

Darren yang semula masih lembut dan bisa diajak berkomunikasi, setiap mendengar kata 'cerai' dari mulut Calista, mendadak emosi dan darahnya seolah mendidih.     

"Jadi, kamu sudah tidak sabar untuk menyandang predikat janda, hmm?" Darren mendekati Calista dan menarik tangannya hingga perempuan ayu yang semula selonjoran diatas kasur, kini berdiri sempurna dihadapan Darren yang tingginya menjulang.     

"Aku, aku hanya mengingatkanmu dan diriku agar kita tetap di jalur yang semestinya." Jawab Calista sambil menundukkan wajahnya.     

"Jalur yang semestinya ... itu adalah seperti ini." Darren mengangkat dagu Calista dan langsung mencium bibir yang sudah ditunggunya sejak tadi. Ciuman Darren yang liar dan ganas membuat Calista tidak bisa bernapas.     

Darren pun mendorong tubuh Calista keatas kasur dan duduk diatas tubuhnya sambil membuka kaosnya. Tampak pahatan sempurna dari Maha Pencipta yang menciptakan makhluk diatas tubuh Calista dengan sebaik-baik penciptaan.     

Calista tersadar dan mulai memberontak sekuat tenaga. Namun usahanya sia-sia. Tubuh Darren yang berotot dan sekeras besi itu tidak bisa digerakkan sedikitpun.     

Darren melepaskan piyama jadul yang dipakai Calista dan merobeknya dalam beberapa bagian. Calista memekik ketakutan.     

"Berteriaklah sekencangnya. Mami mungkin masih diluar untuk menculik menantu kesayangannya." Darren melumat bibir Calista sepuasnya. Calista mengatupkan bibirnya namun Darren tidak kehilangan akal.     

Mata hijau menggigit bibir Calista sehingga perempuan yang sudah dalam posisi terjepit itu membuka bibirnya yang sakit digigit pria yang ganas itu. Merasakan Calista membuka bibirnya, Darren menyusupkan lidahnya bermain didalam rongga mulut Calista dan memintanya untuk disambut dengan lidahnya juga.     

Awalnya Calista menolak namun godaan Darren tidak terelakkan. Calista pun menyambut ciuman itu dengan penuh kesadaran dan kepasrahan. Darren semakin semangat untuk mencumbu Calista. Desahan terlolos dari bibir ranumnya saat Darren berpindah ciuman dari bibir menuju leher, tulang selangka, hingga ke dadanya.     

Entah sejak kapan, kedua pakaian mereka sudah terlepas dari tubuhnya masing-masing. Namun Darren masih enggan untuk menghujamkan kejantanannya kedalam kewanitaan Calista. Dia masih bermain-main dengan tubuh istrinya yang sangat membuatnya ketagihan setiap hari.     

Entah karena Calista adalah perempuan pertama yang mendapatkan keperjakaannya atau justru karena dia yang beruntung mendapatkan istri yang masih perawan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.