Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

II 211. Prosesi Pernikahan Likha (2)



II 211. Prosesi Pernikahan Likha (2)

0Niko duduk lemas menghadap sang adik yang diamanahkan oleh ayah untuk dijaga setelah kedua orangtua mereka meninggal dunia.     

Likha sesenggukan menahan tangis yang akan pecah keluar dari matanya.     

"Kakak, terima kasih sudah percaya padaku. Terima kasih sudah menjagaku selama ini dan menjadi pengganti ayah untuk aku yang sering menyusahkanmu. Aku selalu doakan kakak agar mendapatkan perempuan baik-baik yang kakak dan dia saling mencintai dan mengasihi hingga sehidup semati." Likha mengucapkan dengan suara terbata-bata dan napas yang tidak beraturan.     

"Mohon maaf, acaranya akan segera dimulai. Pak penghulunya sudah siap." Seorang perempuan penata rias yang disewa Lewis untuk mendandani calon istrinya kali ini, menyembulkan kepalanya dari balik pintu yang terdorong dari luar.     

"Baik, aku akan segera keluar." Niko menjawab perempuan tadi. "Aku keluar sekarang. Calon suamimu alias bosku sudah tidak sabar ingin memperistrimu. Semoga dia bisa memperlakukanmu dengan baik dan sebagaimana seharusnya seorang suami terhadap istrinya." Niko menatap sang adik yang masih tertunduk menahan tangis yang menyesakkan dada. Sang kakak merasakan ada sesuatu yang disembunyikan adiknya. Tapi, dia akan mencari tahu nanti, setelah prosesi pernikahan ini selesai.     

Suasana tempat sakral itu sudah rapi dan tertata dengan apik. Lewis dan keluarganya sudah duduk dengan posisinya masing-masing, begitu juga dengan para petugas dari KUA dan beberapa saksi dari teman Niko. Sungguh suatu pernikahan yang amat sangat sederhana, lebih sederhana dari tipe rumah kreditan yang bahkan masih memiliki banyak sekat untuk banyak orang.     

Lewis dan Niko duduk diatas karpet tebal dan empuk dengan kualitas prima, saling berhadapan. Kali ini status Lewis bukanlah sebagai bos dari Niko, melainkan calon suami dari adiknya. Niko menatap gamang wajah Lewis yang tampaknya sudah mantap dengan dada tegap dan pandangan lurus kedepan.     

"Saksi-saksi semua sudah hadir?" Tanya petugas KUA.     

"Sudah." Beberapa tamu undangan menjawab.     

"Baiklah, hari ini kita akan memulai prosesi ijab kabul. Dimohon perhatiannya. Dan, setelah selesai mengucapkan ijab kabul, jangan ada yang bertepuk tangan. Jangan ya! Cukup ucapkan, Alhamdulillah. Dipahami yaa." Ucap tegas pak penghulu tersebut.     

"Siap!" Dijawab serempak oleh para tamu yang sudah tidak sabaran dan degdegan sejak tadi.     

"Sekarang, mas berdua berjabatan tangan. Dikarenakan mba Likha sebagai calon istri adalah seorang yatim piatu, maka diwalikan oleh kakaknya yang bernama Niko Sujana." Ucap sang petugas.     

Setelah beberapa tahapan yang dilalui, akhirnya secara sah Lewis Hutomo telah menjadi suami dari Likha Sujana. Pernikahan yang tertutup dengan konsep sangat sederhana itu menjadi hari paling spesial untuk sepasang pengantin baru, terutama pengantin perempuan dimana dia yang belum pernah berpacaran telah menjadi istri dari seorang pria yang berpengalaman menjadi petualang wanita.     

Namun, momen haru dan istimewa tersebut, harus ternoda dengan kehadiran seorang tamu tak diundang.     

"LEWIS! Apa yang kamu lakukan disini? Kamu meninggalkan aku di Italy untuk menikah dengan seorang perempuan kampungan seperti dia? Kamu anggap aku apa??" Perempuan itu adalah Grace, wanita yang menjadi teman tidur Lewis selama bertahun-tahun sebelum pria blasteran itu mengenal Likha.     

"Grace?" Anggun dan Kevin saling bertukar pandang tidak percaya. Niko sebagai sang kakak dari pengantin wanita merasa tersinggung adiknya dikatakan perempuan kampungan.     

"Kamu siapa berani sekali mengatai adik saya perempuan kampungan?" Niko berang luar biasa. Likha hanya bisa menunduk terdiam. Cepat atau lambat, hal seperti ini akan terjadi. Dan, Allah SWT menunjukkannya lebih cepat.     

Lewis melihat Grace yang datang membabi buta dan hampir melukai Likha yang diam tak bergeming, beruntung ada Niko, sang kakak dan beberapa orang tamu pria yang menghalangi, langsung menarik Grace ke dalam salah satu ruangan kosong di dalam vila mewah tersebut.     

"Maafkan semuanya, ini hanya kesalah pahaman. Anak kami akan menjelaskan nanti duduk perkaranya." Kevin Hutomo, sang ayah terpaksa turun tangan mencairkan suasana yang penuh ketegangan. Semua petugas KUA dan para saksi pun pulang diantar oleh para asisten rumah yang bekerja untuk Lewis tersebut.     

Tinggallah Likha, Niko, Anggun, dan Kevin, juga Jack yang diam tidak tahu harus berkata apa.     

"Maaf, saya kembali ke kamar dulu." Likha menghampiri Anggun dan Kevin yang sudah sah menjadi mertuanya.     

"Ma-mami, pa-papi, mohon doa restunya agar kami bisa mengarungi rumah tangga ini dengan sebaik-baiknya. Terima kasih atas kedatangan mami papi untuk memberi restu di pernikahan kami ini." Likha mencium punggung tangan Anggun dan Likha.     

Kedua orangtua Lewis itu sangat bangga dan senang dengan sikap yang ditunjukkan oleh menantu mereka yang sholehah. Berjiwa besar dan tidak mengamuk saat menghadapi masalah yang baru saja terjadi, sudah merupakan kebanggaan tersendiri untuk mereka.     

"Kakak, tenang saja, aku tidak akan terpengaruh dengan semua ini. Kakak bisa kembali kerumah atau nikmati dulu hidangan disini. Aku mau kembali ke kamar terlebih dahulu." Likha menggenggam tangan sang kakak dan perempuan berjilbab yang sudah resmi menyandang status nyonya Lewis Hutomo itu berjalan menuju kamarnya di lantai dua.     

Likha menutup pintu dan mengunci rapat-rapat pintu tersebut. Perempuan itu duduk di atas kursi meja rias sambil menatap dirinya di depan cermin besar. Cantik luar biasa berbeda dengan hari-hari biasa. Tapi sayang, Likha tidak mencintai Lewis, begitu juga Lewis tidak mencintai Likha. Pernikahan ini hanya sebatas pembayaran hutang 500 juta dia sudah lunas membayarnya dengan menjadi nyonya Lewis.     

-----     

Tiga hari sudah berlalu dan Calista sudah kembali kerumah meskipun harus bedrest sampai benar-benar pulih. Ibu hamil itu bosan berada di rumah sakit. Dia ingin menyembuhkan dirinya dirawat di rumah saja. Darren pun lebih leluasa karena tidak perlu lagi menginap dan bolak balik ke rumah sakit.     

"Selamat pagi nyonya, saya adalah perawat yang akan melayani nyonya dua puluh empat jam sampai sembuh seperti sedia kala." Seorang perempuan cantik menghampiri Calista yang sedang berjemur matahari di teras samping rumah, yang merupakan spot paling sering digunakan Calista untuk berolahraga melenturkan tubuh.     

"Kamu? Sepertinya aku pernah melihat kamu dimana ya?" Calista mencoba mengingat wajah perempuan muda yang mungkin seumuran dengannya.     

"Saya ... salah satu perawat yang merawat anda di rumah sakit Bali saat anda mendapatkan rawat inap disana." Ujar perempuan itu     

"Ahhhh, iya iya. Aku baru ingat sekarang. Kamu jauh-jauh dari Bali kenapa bisa tahu kalau suamiku mencari seorang perawat untukku?" Tanya Calista keheranan.     

"Mungkin ini yang namanya jodoh. Saya membaca iklan lowongan pekerjaan sebagai perawat rumahan dua puluh empat jam yang tuan pasang di salah satu situs online." Jawabnya lagi.     

"Oh begitu. Siapa namamu?" Tanya Calista, didampingi Hera disebelah kanannya yang setia menemani     

"Nama saya Likha, Likha Sujana." Jawabnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.