Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

II 210. Prosesi Pernikahan Likha (1)



II 210. Prosesi Pernikahan Likha (1)

0Hera dengan sabar dan telaten menyuapi Calista. Makan pagi dengan bubur bukanlah hal yang nikmat bagi Calista. Namun, semua itu demi kesehatannya agar segera pulih dan pulang kerumah.     

"Nanti kalau sudah sampai rumah, aku ingin makan zuppa soup lagi." Ujar Calista setelah menghabiskan suapan terakhir bubur ayam tanpa ayam tersebut.     

"Saya akan membuatkannya khusus untuk nyonya." Ucap Hera sambil tersenyum lembut.     

"Benarkah?"     

"Iya nyonya, pasti. Tapi sekarang nyonya harus lekas sehat dan pulih kembali. Rumah sepi tanpa adanya nyonya ditengah-tengah kami." Ucap Hera sambil meletakkan mangkuk kosong bekas bubur ayam tersebut.     

-----     

Sementara itu di tempat berbeda yang jaraknya ratusan kilo, seorang perempuan muda bertubuh mungil, memangkas habis rambutnya dari panjang menjadi cepak seperti potongan para tentara. Perempuan itu adalah buronan dari kasus percobaan pembunuhan yang membuat seorang istri dari pengusaha muda, Darren Anderson masuk ICU selama 4 hari.     

Perempuan mungil itu kini menetap di sebuah rumah terpencil di daerah pinggiran pantai, yang masyarakatnya sangat jarang menyaksikan berita di TV namun lebih suka menonton sinetron atau berita gossip artis terkini. Jadi, menurutnya, kondisinya seperti ini sangat aman dari incaran para pencari wajah dirinya.     

Britney tinggal seorang diri. Tiga orang anak buah yang membantunya menjadi perpanjangan tangan saat pembunuhan itu terjadi, entah kemana. Karena sejak kejadian itu, mereka langsung berpisah satu sama lain.     

Kehidupan orangtua Britney pun hancur lebur. Darren dan Donni menyikat habis seluruh asset perusahaan dan rumah beserta semua kendaraanya di lelang. Kini tidak ada lagi yang tersisa dari keluarga Britney yang kaya terhormat menjadi miskin terhina. Kabarnya ayah Britney meninggal bunuh diri, sedangkan ibunya Britney masuk rumah sakit jiwa, karena tidak kuat menanggung beban mental keluarganya dari pandangan orang-orang.     

Britney kini mengandalkan uang tunai yang dia ambil dari brankas ayahnya sebelum semuanya disita dan barang-barang berharga yang berhasil dia bawa untuk menghidupi dirinya. Britney bertekad untuk kabur keluar negeri tapi sudah sulit karena namanya sudah masuk kedalam DPO (Data Pencarian Orang).     

Setiap hari yang Britney lakukan adalah mencari cara agar bisa kembali kedalam keluarga Darren dan membalas dendam atas kehancuran keluarganya.     

"Hai, kamu penghuni baru kampung ini ya?" Seorang pria dengan warna kulit asli anak pantai, menghampiri Britney yang sedang duduk asyik menatap lautan lepas dari bibir pantai.     

Britney tidak menggubrisnya dan berpura-pura tidak mendengar.     

"Heh, sombong sekali. Kamu belum tahu siapa aku, hmm?" Pria bertubuh kurus namun memiliki otot berlebih itu, semakin mendekati Britney yang masih tidak melayani pembicaraanya.     

"Aku pemimpin genk kampung ini. Apapun yang aku katakan, mereka pasti mematuhinya." Ucapnya lagi dengan nada bangga.     

"Huft, aku tidak peduli dan aku tidak mau tahu. Tolong tinggalkan aku sendiri." Ucap Britney akhirnya membuka suara.     

"Hahaha, ternyata kamu tidak bisu. Baguslah kalau begitu. Sepertinya kamu butuh bantuanku. Ada yang bisa aku bantu?" Tanya pria itu lagi dengan terus memaksa tanpa peduli kalau dia telah diabaikan sejak pertama menyapa.     

"Pergilah dari hadapanku sejauh mungkin!" Jawab Britney dengan kesalnya sambil mengeraskan rahang.     

"Huh, perempuan seperti kamu perlu aku beri pelajaran agar tidak sombong dan menurut pada peraturan disini." Ucapnya. Dengan gerak gerik mata mencurigakan kesana kemari, pria itu menarik tangan Britney dan menggendong tubuhnya diatas bahu. Tidak ada siapa-siapa sama sekali di sekitar pantai. Suasana masih sepi tidak ada pengunjung satupun.     

"Tolong tolong …" Suara Britney tercekat di tenggorokan karena sesungguhnya Britney sedang haus sehingga serak.     

"Diamlah atau kamu akan rasakan akibatnya lebih parah lagi." Pria itu memukul bokong Britney dengan sekali tepukan.     

Perempuan mungil berambut cepak itu dibawa ke sebuah gubuk kecil pinggir pantai yang terbuat dari bambu. Pria kurus itu menghempaskan tubuh Britney keatas tikar yang terbuat dari anyaman daun kelapa.     

"Kamu mau apa, brengsek?" Kedua tangan Britney di cengkeram disisi kanan dan kirinya. Meskipun tubuh pria itu kurus namun tenaganya masih lebih kuat dibandingkan Britney. Dengan ganasnya, tubuh dan wajah Britney diciumi dengan brutal. Britney berteriak minta tolong dan memberontak sekuat tenaga yang dia bisa.     

Ketika kakinya terbebas dari kungkungan, Britney menendang kemaluan lelaki kurus tersebut dan memukul kepalanya dengan kendi yang ada di atas meja terbuat dari bambu didekatnya.     

Spontan lelaki itu terkapar di lantai tanpa keramik dengan kepala bersimbah darah. Britney gemetar melihat lelaki itu tidak bergerak. Apakah sekarang dia benar-benar menjadi seorang pembunuh? Batin Britney berkecamuk hebat. Dia tidak mau diamuk massa atau digiring polisi ke sel tahanan.     

Britney pun menyeret tubuh lelaki itu ke tempat tersembunyi di gubuk itu. Perempuan yang telah membunuh dua kali itu berencana akan membuang jasad lelaki ini ke tengah laut di malam hari nanti. Dia pun keluar dari gubuk reot itu untuk kembali ke rumah sewanya.     

Perempuan yang menjadi buronan polisi itu mentertawakan nasibnya.     

"Hahahaha ... sungguh hidupku saat ini tidak seperti aku yang dulu bergelimang harta dan setiap malam dugem bersama teman-teman.     

Teman? Huh, teman seperti apa yang tidak mau menolong dirinya saat ini yang sedang kesusahan? Dimana mereka berada saat aku minta tolong menginap dirumah mereka semalam saja, mereka tidak mengijinkan dengan berbagai macam alasan.     

Mereka hanya semangat menemani Britney jika untuk bersenang-senang dan menghabiskan uang semalaman. Mereka hanya senang ketika Britney selalu membelikan mereka tas dan pakaian dari brand ternama dengan harga fantastis.     

Sungguh menyedihkan hidupnya saat ini. Tapi Britney tidak akan menyerah pada nasibnya. Perempuan ini akan terus mencari cara untuk membunuh Calista, setelah menikamnya dengan pisau tidak berhasil sama sekali.     

-----     

Semua yang dibutuhkan sudah siap. Calon pengantin wanita dan calon pengantin pria, wali nikah, saksi, penghulu, dan mahar.     

Pernikahan yang sangat sederhana itu digelar di villa milik Lewis yang terletak di Seminyak. Papi mami Lewis turut hadir dalam acara sakral tersebut. Likha yang mengenakan busana pengantin muslimah warna putih salju tampak sangat anggun dan cantik di hari istimewa tersebut. Lewis, sang calon pengantin pun tampak gagah dan sangat tampan dengan balutan setelan jas berwarna putih merk desainer ternama dari Hongkong.     

Dan, didalam kamar pengantin, seorang lelaki sedang duduk berhadapan dengan perempuan yang menahan tangisan agar riasannya tidak luntur.     

"Likha, tunai sudah tanggung jawab kakak kepadamu. Setelah ikrar ijab kabul nanti, kamu bukan lagi tanggung jawab kakak. Suamimu, akan menggantikan posisi kakak untuk selamanya. Kakak tidak tahu apa yang terjadi dengan semua ini. Tapi kakak yakin, kamu tidak akan pernah mengecewakan kakak." Niko duduk lemas menghadap sang adik yang diamanahkan oleh ayah untuk dijaga setelah kedua orangtua mereka meninggal dunia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.