Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

II 227. Digigit Ular Berbisa



II 227. Digigit Ular Berbisa

0Donni memberi aba-aba dengan jari telunjuk diacungkan ke bibirnya agar diam tidak bersuara. Donni ingin melihat kedalam dengan posisi membelakangi cahaya petromak agar bayangannya tidak nampak dari dalam.     

Darren berhasil mengintip dari balik sekat bambu. Ada tiga orang pria didalam yang sedang tertidur pulas di lantai beralaskan tikar seadanya. Penampakan para pria dengan wajah sangar dan tampak sangat lelah itu membuat kecurigaan Darren semakin bertambah. Namun, mereka memutuskan untuk tidak mengganggu mereka yang sedang terlelap.     

Sebaliknya, mereka justru menghampiri mini van yang terparkir di depan gubuk tersebut. Dengan berhati-hati, kedua pria itu mendekati mobil tersebut. Darren merasa pernah melihat mobil ini melaju tapi entah dimana. Mengandalkan senter dari ponsel masing-masing, Donni dan Darren mengintip kedalam mini van melalui kaca jendela. Namun, mereka tidak menemukan apapun didalamnya.     

Darren dan Donni geram bukan main, kemana lagi mereka harus mencari Calista. Namun, tiba-tiba indera pendengaran mereka menangkap suara lemah seorang perempuan mengerang merintih kesakitan. Ditengah hutan dimana tidak ada satupun rumah penduduk, bulu kuduk mereka sempat menegang. Namun, mereka berusaha menegaskan kembali arah datangnya suara.     

Semakin didengar, Darren semakin merasa kalau itu adalah suara istrinya. Dengan pistol digenggam erat di tangan, Donni pun ikut maju mengiringi langkah Darren yang masuk kedalam hutan.     

"Tolong … to … long …" Darren semakin yakin kalau itu adalah suara istrinya. Dengan langkah cepat, Darren mencari asal suara dan menyibak ilalang setinggi betisnya itu dengan senter dari ponselnya. Mata Darren dan Donni tersentak luar biasa mendapati Calista sedang duduk lemah bersandar dibelakang pohon besar.     

"Sayang, kamu tidak apa-apa?" Darren memeluk haru istri tercinta dengan tanpa sengaja menangis. Donni juga menitikkan air mata melihat momen mengharukan tersebut.     

"Darren, aku digigit ular? Kakiku … tolong aku …" Calista langsung pingsan setelah mendengar kalima yang diucapkan sang istri. Donni pun memberi penerangan kepada Calista dan melihat kaki telanjang anak perempuannya yang luka berdarah dan ada titik dua di bagian betis. Darren langsung mengambil syal yang melilit dilehernya. Dia sengaja membawanya sewaktu-waktu Calista butuh. Suami itu mengikat ujung betis Calista dengan kencang dan dengan segera menggendong dan membawanya ke dalam mobil.     

Donni dan Darren segera meninggalkan tempat tersebut untuk menuju kerumah sakit terdekat, berpacu dengan waktu karena gigitan ular berbisa tidak boleh lama-lama dibiarkan. Dengan mengendarai mobil masing-masing, Darren segera mengebut mencari rumah sakit terdekat dari GPS nya. Beruntung ada rumah sakit swasta disana walaupun tidak besar. Calista langsung dibawa kedalam secepat kilat digendong Darren menuju ruang gawat darurat.     

Para petugas medis segera melakukan pertolongan pertama pada korban karena gigitan ular berbisa, salah satunya dengan memberikan serum anti bisa ular. Donni menghubungi Agnes saat perjalanan menuju rumah sakit. Darren yang menunggu diluar dengan harap-harap cemas, diminta Donni untuk menghubungi dua sahabatnya untuk menghentikan pencarian. Darren lupa akan hal tersebut dan langsung menelpon Jack dan Lewis yang masih sibuk mencari keberadaan istri temannya di jalanan. Mereka diminta ke rumah sakit tempat Calista mendapatkan pertolongan.     

Semua menangis bahagia mendengar Calista sudah ditemukan, namun kebahagiaan itu hanya berlangsung sementara ketika dikabari lebih lanjut kalau Calista terkena gigitan ular berbisa di dalam hutan. Darren tidak sabar untuk menanyakan kepada sang istri, siapa yang telah membuat dirinya seperti ini.     

Kurang dari satu jam, semua orang mulai berkumpul di depan ruang gawat darurat rumah sakit tersebut. Bersamaan dengan dokter yang keluar dari ruangan tersebut setelah memberikan pertolongan pada Calista.     

"Dia benar-benar wanita yang hebat. Luka di punggungnya masih belum pulih, ditambah lagi sedang hamil muda, dan sekarang digigit ular berbisa. Kalau telat 5 menit saja, saya tidak yakin nyawanya akan tertolong. Sekarang pasien masih harus beristirahat." Dokter itu pun menepuk lengan Darren yang matanya berkaca-kaca.     

"Ya, istriku orang hebat. Dia sangat hebat. Dia selalu mengalami cobaan bertubi-tubi." Batin Darren. Darren menyesal meninggalkan Calista sendirian didalam villa. Mulai detik ini dan seterusnya, dia memastikan Calista akan mendapatkan pengawalan dua puluh empat jam penuh dari Ivan ataupun dirinya.     

"Alhamdulillah Ya Allah." Semua orang bersyukur dan tidak henti-hentinya mengucapkan Alhamdulillah. Diantara mereka, Donni sudah tidak terlihat lagi. Dia bersama beberapa petugas polisi mendatangi kembali tempat dimana Calista ditemukan. Berharap tiga pria didalam gubuk belum kemana-mana.     

Darren meminta dengan sangat untuk menemani sang istri yang terbaring lemah diruang perawatan. Sepertinya aroma rumah sakit sudah terbiasa menyeruak ke indera penciuman Darren. Berulang kali Calista harus dirawat karena kejadian yang sangat fatal. Melihat wajah sang suami dari pasien sangat memelas, dokter pun mengijinkan hanya dirinya yang boleh masuk.     

Darren menghampiri ranjang dimana istrinya terbaring lemah. Kakinya dibalut dengan perban yang lebih baik lagi dari yang dia buat darurat tadi. Punggung tangannya lagi-lagi harus mengalami tusukan jarum suntik. Mengapa banyak yang ingin mencelakaimu, sayang. Batin Darren dalam hati. Kamu adalah perempuan yang sangat lurus, tidak berbuat yang aneh-aneh, dan tidak suka ikut campur urusan orang lain. Tapi mengapa banyak orang kejam di sekitarmu? Ucap Darren dalam hati.     

Pria bermata hijau itu mengusap lengan yang tidakk terbungkus milik sang istri. Dikecupnya kening yang selalu menjadi tempat bertemunya bibir yang mendambakan aroma tubuh sang istri. Darren suka sekali mencium kening atau ubun-ubun Calista. Seolah-olah ada kedamaian disana setelah melakukannya.     

"Aku pastikan mereka akan mendapatkan hasil yang setimpal. Aku berjanji padamu sayang." Gumam Darren. Seperti Darren memberi pelajaran pada Britney dengan menjebloskannya kedalam penjara dan proses hukumnya masih berjalan sampai sekarang.     

-----     

Pagi menyapa setiap orang dan memberi masing-masing warna kehidupan sesuai takdirnya masing-masing. Semua orang yang menunggu Calista diluar, tidak ada yang pulang kerumah satupu, termasuk pasangan pengantin baru Lewis dan Likha. Jack yang melihat kemesraan temannya itu, berdecih menyeringai sinis. Sejak kapan Lewis begitu perhatian pada perempuan dan malah mendapatkan perempuan dengan jilbab panjang lengkap dengan kaos kaki kemana-mana sebagai istri.     

Lewis memegang tangan sang istri yang tidur diatas pangkuannya, sementara dirinya sendiri tidur dalam keadaan duduk. Begitu juga Donni yang mendekap lengan Agnes agar bisa tidur dengan nyaman. James menerima kepala miring Sara yang bersandar di lengannya. Semua berpasang-pasangan, kecuali Jack.     

Jack menghela napas dan keluar ruangan gawat darurat untuk menikmati sebatang rokok yang dia keluarkan dari saku jaketnya.     

"Maaf pak, di area rumah sakit dilarang untuk merokok." Seseorang mengagetkan Jack yang menunda menyalakan api untuk rokok yang telah berada dibibirnya.     

"Maaf juga tapi saya di luar ruangan." Kata Jack tidak mau kalah.     

Wanita itu pun akhirnya menunjuk sebuah banner didinding luar rawat darurat, Dilarang merokok di area rumah sakit manapun disini." Wanita itu tersenyum dan meninggalkan Jack dengan seringai sinisnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.