Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

II 221. Pagi Pertama Double L



II 221. Pagi Pertama Double L

0Likha tidak berani mengangkat wajahnya. Namun jantungnya sudah berdegup kencang. Perempuan berhijab itu menggigit bibirnya karena panik.     

Likha mengeraskan pegangan tangan di tas selempangnya. Dia harus berlari secepatnya. Agar tidak tertangkap tangan dan kembali menikmati kebebasan tanpa harus mengganggu suami diatas kertasnya ini bermesraan dengan pacarnya.     

Ekor mata Likha melirik ke arah samping. Dengan secepat yang dia bisa, perempuan berhijab itu segera melangkahkan kaki pertama untuk berlari kencang. Namun, sayangnya gelagat itu sudah terbaca oleh pria pemegang sabuk hitam olahraga beladiri karate tersebut.     

"Mau kemana kamu? Ikut aku!" Lewis menarik tangan kanan Likha, sementara perempuan yang ditarik tangannya meronta-ronta minta dilepaskan.     

"Lepaskan aku! Atau aku akan berteriak disini." Likha mengancam Lewis yang masih terus menariknya menuju ke pintu keluar mall.     

"Teriak saja kalau kamu berani. Lalu aku akan menyumpal mulutmu dengan bibirku!" Lewis menghentikan langkahnya dan menatap mata sendu sang istri yang kabur meninggalkanya di malam pertama.     

Likha melotot mendengarnya dan berhenti berteriak. Dia pun menuruti Lewis kemana tangannya dibawa, meski sesekali dia meronta minta dilepaskan karena tangan kekar Lewis mencengkeram pergelangan tangannya lumayan kencang.     

Lewis membawa Likha menuju mobil yang terparkir di basemen mall dan memasukkannya ke dalam mobilnya.     

"Jangan coba-coba untuk kabur lagi atau kamu akan menyesal!" Lewis memasang sabuk pengaman untuknya dan menutup pintu disebelah Likha duduk.     

Lewis pun memutar tubuhnya menuju kursi pengemudi disebelahnya dan dengan secepat kilat, Lewis mengemudikan mobilnya pergi meninggalkan mall dan Hera yang mencari keberadaan Likha dimana-mana. Hera lupa kalau dia tidak memiliki nomer ponsel Likha.     

"Aku mau dibawa kemana? Turunkan aku!" Likha mencoba keluar dari mobil dengan menarik tuas kunci pintu namun tentu saja itu tidak akan bisa karena tombol kunci terletak dibagian pengemudi. Lewis menatap jalanan dengan mata tajamnya. Pria itu tidak peduli rengekan perempuan yang berhasil ditemukannya setelah menghilang seminggu yang lalu.     

"Turunkan aku!" Likha berteriak histeris. Lewis membanting setir ke arah kiri dimana jalanan sepi pengendara. Dan, mobil itu pun berhenti di pinggir jalan yang tidak ada seorangpun disekitar, kecuali pepohonan lebat diatas mobil tersebut.     

"Aaaaahh ..." Likha memekik kaget. Tubuhnya seperti menabrak tembok keras dan seolah-olah akan terlempar ke luar mobil, andaikan dia tidak mengenakan sabuk pengaman dan berpegangan di handle atas kepalanya.     

Lewis terdiam menghela napas mengatur emosi agar kepalanya tidak meledak dan mulutnya berkata kasar.     

"Kamu kemana saja?" Setelah beberapa detik lamanya, suasana didalam mobil menjadi tenang dan sunyi senyap.     

"Aku kemana bukan urusanmu! Sesuai perjanjian, hutang 500 juta ku lunas setelah ikrar ijab sah diucapkan." Jawab Likha dengan memalingkan wajah ke arah berlainan dengan Lewis.     

"Oh begitu, jadi itu alasanmu melarikan diri dariku di malam pertama kita?" Tanya Lewis dengan rahang mengeras.     

"Ya!" Jawab Likha singkat. Likha tidak mungkin bilang karena menerima pesan masuk berupa foto Lewis dan Grace tidur bersama dalam posisi telanjang." Batinnya.     

"Huh, kenapa kamu tidak mau jujur padaku?" Lewis melihat ke samping, tempat dimana istrinya menatap jalanan dari balik kaca jendela.     

Likha diam tidak berkata apapun.     

"Jawab aku, Likha! Kamu jangan keras kepala." Lewis menarik dagu perempuan dengan jilbab warna kuning tersebut.     

"Ceraikan aku!" Likha menatap tajam mata Lewis yang spontan melebar mendengar ucapan konyol dari istri yang baru dinikahinya satu minggu itu.     

Likha menghempaskan tangan Lewis dari dagunya. "Aku sudah pernah bilang, aku tidak peduli dengan masa lalumu. Tapi, aku tidak sudi bila setelah menikah denganku, suamiku tidur dengan wanita lain. Aku jijik melihatmu!" Likha menatap dengan pandangan mual dan penuh emosi.     

"Oh jadi hanya karena itu?" Tanya Lewis dengan menyeringai sinis.     

"Hanya? Ceraikan aku sekarang juga! Dan, kamu bebas tidur dengan wanita manapun." Likha membuang wajahnya dari Lewis namun pria itu mencengkeram kembali wajah Likha hingga jarak diantara mereka hanya sekitar 5 senti.     

"Wanita yang telah menjadi milikku, tidak akan pernah bisa menjadi milik orang lain. Dan, kalaupun aku tidak bisa memilikinya, maka tidak ada seorangpun yang bisa memilikinya juga." Lewis mencium bibir Likha dengan penuh hasrat. Kedua tangan Likha dipegang disisi kiri dan kanannya.     

Likha terkejut bukan kepalang, matanya melotot. Lewis melesakkan lidahnya menjelajahi rongga mulut perempuan yang tak pernah tersentuh pria manapun dan selalu menutup dirinya dari pergaulan bebas.     

"Euggghhhh ..." Likha tidak bisa bergerak bagaimanapun dia berusaha kuat meronta. Jilbab yang dikenakan Likha, menghalangi kesenangan Lewis untuk menyesap leher istrinya itu. Dia pun menghentikan aksinya.     

"Ini baru permulaan. Menu utamanya akan aku dapatkan setelah kita sampai apartemenku." Lewis melepas Likha dengan napas gadis itu terengah-engah. Likha tidak bisa berpikir panjang. Dia memegang bibirnya yang sepertinya bengkak karena dilumat Lewis dengan brutal.     

10 menit kemudian, mobil Lewis memasuki pelataran apartemen paling mewah. Lewis mengemudikan mobilnya menuju tempat parkir di basemen.     

Likha tidak tahu mau dibawa kemana. Tangannya terus mengikuti kemana Lewis membawanya. Dia mengancam akan melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan didalam mobil barusan.     

Tangan Lewis tidak lepas menggenggam tangan Likha sejak turun dari mobil hingga berjalan menuju lift dan masuk kedalam unit apartemennya.     

Lewis menutup pintu dan mengunci ganda dari dalam setelah mereka berdua masuk kedalamnya.     

Lewis tidak sabar untuk mendapatkan haknya. Tubuh Likha dibopong masuk kedalam kamar. Likha kaget spontan berteriak. Perempuan ini sudah mencium aroma nafsu lelaki yang menguar dari dalam tubuh Lewis. Likha tidak bisa menolak karena dia memang istrinya dan wajib memberikan nafkah batin untuk sang suami.     

Jantung Likha berdegup kencang tidak beraturan. Apakah ini akan menjadi malam pertamanya? Tapi ini masih pagi, belum malam.     

Lewis membopong tubuh Likha masuk kedalam kamar yang kebetulan sekali sudah terbuka. Kakinya digunakan untuk menutup pintu. Tubuh Likha diletakkan di tepi kasur.     

"Serahkan dirimu padaku ya." Lewis mengangkat tubuh Likha agar berdiri. Tidak ada yang tahu seberapa hebatnya debaran jantung seorang Likha Sujana saat ini. Lewis membuka jilbab instant yang dipakai Likha. Perempuan ini tertunduk malu memejamkan matanya saat kekasih halalnya membuka tabir yang selama ini dijaganya baik-baik.     

Lewis sungguh sangat beruntung. Likha adalah perempuan paling cantik yang pernah dia lihat. Kecantikan dan keanggunan sifatnya, mampu meruntuhkan keangkuhan dan kehidupan liar seorang Lewis Hutomo.     

Lewis mengajak Likha masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh mereka lebih dahulu, sebelum mereka menyatu dan saling melaksanakan kewajiban masing-masing, sekaligus mendapatkan hak mereka setelah menikah.     

Lewis menutup pintu kamar mandi dan mulai melucuti satu persatu pakaian yang melekat ditubuh Likha.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.