Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

II 220. Ternyata, kamu disini



II 220. Ternyata, kamu disini

0Semua sudah siap?" Darren bertanya kepada Hera yang dua hari ini diberikan ijin libur.     

"Sudah tuan. Ada makanan yang sudah matang dan siap santap. Tapi, ada juga yang dibekukan bisa besok dihangatkan lalu dimakan." Ujar Hera dengan hormat.     

"Bagus. Mana supirnya?" Darren tidak melihat supir yang akan membawa mereka ke vila di puncak ada di sekitar.     

"Sebentar tuan, lagi ngopi di dapur. Dia akan keluar segera." Ujar Hera memberitahu.     

Calista menuruni anak tangga dengan perlahan. Dibawah anak tangga, Hera dan Likha menyambut dengan wajah cerah berbinar.     

"Hati-hati dijalan ya nyonya. Aku sudah menyiapkan obat-obatan yang bisa dikonsumsi jika dibutuhkan saja." Likha mengulurkan tangannya sebelum Calista menginjakkan kakinya di lantai satu.     

"Sampai bertemu lagi besok, nyonya. Jaga diri nyonya dan tuan baik-baik. Telpon aku kapanpun nyonya butuhkan. Aku akan segera menyusul nyonya." Ucap Hera dengan nada penuh keibuan.     

"Ya, ibu dan Likha jaga diri kalian semua baik-baik juga ya. Kalian punya waktu dua hari untuk menikmati me time." Ujar Calista sambil tersenyum cantik, secantik wajah dan hatinya.     

"Aku tidak tahu siapa-siapa di Jakarta jadi aku tidak akan kemana-mana." Ujar Likha tersipu malu.     

"Aku ajak keliling Jakarta hari ini, okay?" Hera mengedipkan sebelah matanya ke perempuan berjilbab Orange cerah itu. Calista dan Likha terkekeh melihat Hera yang sikapnya berbeda jika dihadapan Darren dan dihadapan Calista.     

"Kamu sudah siap, sayang?" Darren memanggil dari luar pintu.     

"Oh aku lupa. Aku pergi dulu yaa. Bye." Calista melambaikan tangan kepada dua orang perempuan terdekatnya itu saat ini dan berjalan cepat menghampiri suami yang sudah menunggu di pintu mobil.     

Mereka bertiga pun, termasuk supir, meninggalkan kediaman mewah bergaya Eropa itu menuju villa puncak yang sudah siap menanti kedatangan mereka untuk menginap dua malam lamanya.     

"Senangnya nyonya mendapatkan suami yang sayang dan cinta padanya." Likha bergumam sambil memandang kepergian dua majikannya itu dari pintu depan rumah mewah tersebut.     

Hera mendengar dan tersenyum padanya. "Kamu juga perempuan cantik dan baik. Kamu pasti bisa mendapatkan pria baik-baik dan sayang padamu." Jawab Hera.     

"Sayangnya, pria yang aku nikahi, tidak mencintaiku dan lebih memilih pacarnya." Batin Likha dalam hati.     

"Kamu ganti baju dulu, aku akan mengajakmu mengelilingi Jakarta hari ini sampai puas." Ujar Hera dengan mata berbinar senang. Hera menuju kamarnya dan Likha pun mengangguk setuju lalu menuju kamarnya juga.     

Tidak lama kemudian dua perempuan beda generasi itu pun sudah siap. Hera dan Likha memutuskan untuk menggunakan jasa transportasi mobil online yang Hera pesan lewat aplikasi di ponselnya. Likha yang masih belum paham, ikut menginstal aplikasi tersebut agar bisa digunakan setiap saat jika dibutuhkan.     

-----     

"Kamu senang sekali membuat kejutan untukku." Calista tampak senang bisa keluar rumah dan berjalan-jalan menikmati liburannya. Kalau dipikir-pikir, sebenarnya Calista sering bepergian jauh bersama Darren. Dan, beberapa diantaranya adalah kejutan yang dilakukan sang suami.     

"Biar istriku tidak sumpek dirumah terus dan uring-uringan." Jawab Darren sambil mengusap-usap kepala istri yang duduk bersisian bersandar di dadanya.     

"Hehehe ..." Calista terkekeh mendengarnya. Ada benarnya juga sih meskipun tidak semuanya.     

"Kita mau kemana saja disana?" Calista bertanya. Suara lembutnya menyentuh gendang telinga Darren dengan merdu dan membuat Darren sedikit terbuai.     

"Kemana saja kamu mau tapi tidak boleh terlalu capek. Siang istirahat lalu sore berjalan-jalan lagi sampai malam." Ujar Darren.     

Calista mengangguk-angguk sambil mengerucutkan bibirnya.     

Perjalanan yang ditempuh selama dua jam itu dilalui oleh sepasang calon ayah dan ibu itu sambil diselingi sarapan didalam mobil, dengan makanan yang sudah disiapkan Hera sebelumnya. Calista dan Darren melewatkan sarapan dirumah dan ingin mencoba sensasi baru makan didalam mobil. Mobil mewah keluarga produk Eropa itu memiliki fasilitas paripurna dan tahan goncangan meski melintasi polisi tidur sekalipun.     

Setelah menyantap roti sandwich isi keju dan selai coklat juga jus tomat, Likha mengantuk dan tanpa sadar matanya sudah terpejam menyandar di lengan Darren. Sungguh ibu hamil ini mudah sekali terlelap dimanapun tanpa harus diatas kasur. Pikir Darren.     

Darren membiarkan lengannya menjadi sandaran untuk istri yang tertidur. Sementara pria bermanik mata hijau ini menarik tubuh sang istri untuk tidur diatas pangkuannya sementara dia sendiri menyandarkan kepalanya diatas sandaran kursi dan ikut terlelap bersama sang wanita pujaan menuju mimpi masing-masing.     

-----     

Likha takjub luar biasa melihat suasana mall di Jakarta. Memang ada mall besar di Seminyak tapi Likha tidak pernah keluar dari kosan kalau libur bekerja. Dia lebih suka menghabiskan waktunya dengan menonton drama korea seharian didalam kos atau tidur persiapan untuk shift selanjutnya.     

"Kita mau kemana bu?" Tanya Likha. Perempuan berjilbab yang mengenakan kerudung warna kuning cerah motif floral, pas sekali dengan kulitnya yang putih, senada dengan gamis simple warna putih gading dengan ruffle di pergelangan tangan.     

"Kita lihat-lihat saja dulu. Kalau ada yang menarik, baru kita beli. Tapi, sejujurnya, aku mau beli satu setel pakaian yang sudah lama aku incar disini." Jawab Hera.     

Likha tersenyum dan mengangguk senang. Perempuan cantik itu senang sekali bisa memiliki teman baik seperti bu Hera yang seumuran dengan ibunya juga nyonya majikan yang menganggapnya teman.     

Sepanjang jalan Likha melihat apa yang bisa dibeli untuk kebutuhannya, karena tidak setiap hari dia bisa keluar rumah seperti ini. Hera yang berada di sisinya, berjalan digandeng lengannya oleh Likha yang takut hilang di keramaian para pengunjung mall di akhir pekan ini yang membludak.     

"Likha, aku ke kamar mandi sebentar. Kamu mau ikut?" Tanya Hera, ketika melihat tanda 'toilet' di atas.     

"Aku tunggu disini bu." Jawab Likha dengan senyuman gigi gingsulnya.     

"Okay, kamu jangan kemana-mana. Kamu tidak tahu daerah sini." Sahut Hera sambil berlalu meninggalkan Likha dengan jalan cepat.     

"Iya ibu." Jawab Likha.     

Likha memperhatikan orang yang lalu lalang didepannya. Ada yang berpasangan, ada yang sendirian. Mereka tampak menikmati liburan akhir pekan bersama orang-orang tercinta. Likha menundukkan wajahnya dan tersenyum lirih melihatnya. Dia tidak punya siapa-siapa disini. Dia hanyalah perempuan malang yang ditinggal sang suami demi perempuan lain.     

Tanpa disadarinya, ada seorang lelaki dengan mata menatap tajam dan berjalan cepat menuju arahnya dengan langkah-langkah panjang.     

"Ternyata kamu disini." Rahang pria itu mengeras dengan seringai sinis terbit dibibirnya.     

Likha melebarkan mata mendengar suara yang sangat dikenalnya itu. Wajahnya masih menunduk. Sepatu kets warna putih dan celana panjang jeans warna hitam berdiri dihadapannya. Likha tidak berani mengangkat wajahnya. Namun jantungnya sudah berdegup kencang. Perempuan berhijab itu menggigit bibirnya karena panik.     

Likha mengeraskan pegangan tangan di tas selempangnya. Dia harus berlari secepatnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.