Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

II 239. Aku Menginginkanmu Saat Ini



II 239. Aku Menginginkanmu Saat Ini

0Namun, tiba-tiba kedua matanya terpejam dan napasnya tertahan di tenggorokan. Dave tersenyum melihatnya. Istri yang senang melarikan diri ini, sudah aku miliki seutuhnya. Bukan hanya tubuhnya, tapi juga hatinya.     

Tanpa menyia-nyiakan kesempatan ini, Dave pun mengecup tipis bibir istri tercinta. Awalnya pria dengan rambut di kuncir bun ini hanya ingin sejenak saja. Tapi, bibir Dian terlalu manis untuk dilepaskan begitu saja. Sehingga Dave pun menambah intensitasnya jadi lebih dalam dan saling memagut satu sama lain. Dian membalas ciuman Dave dengan merangkul lehernya sehingga lebih dekat dan lebih intens lagi ciuman antara mereka. Dave pun menarik tubuh Dian hingga berada diatas pangkuannya dan ciuman mereka semakin liar dan panas hingga dua kancing kemeja Dian sudah terbuka dan gunung kembar yang ada didalamnya disesap dan dihisap Dave dengan penuh hasrat membara.     

"Apakah tubuhmu memiliki obat perangsang, sayang?" Tanya Dave sambil terus mengecup basah dan meremasnya sehingga Dian mendesis tertahan.     

"Mana mungkin, Dave. Justru aku merasa, kalau tubuhmu seperti magnet yang menarikku untuk mendekat terus." Dian tidak menyangka dia bisa meracau seperti itu. Dia tidak tahu apakah ini bibirnya sendiri yang mengatakannya.     

"Kalau begitu katakanlah, kalau kamu menginginkanku." Dave menatap mata sendu Dian yang sudah berada dipuncak gairahnya. Dian menggigit bibirnya malu-malu. Dave memasukkan tangannya kedalam rok Dian dan menyelipkan satu jarinya kedalam kewanitaanya.     

"Eughhh …jangan … disini …" Dian tidak tahu apa yang dia katakan. Kenapa semua yang dia ucapkan seperti bukan dia yang mengendalikannya, tapi kata hatinya.     

"Baiklah, kita lakukan didalam." Dave menggendong tubuh istrinya tanpa melepaskan ciuman mereka.     

Kamar khusus yang berada didalam ruangan kerja Dave, benar-benar sangat berguna sekarang dibandingkan dulu saat dia belum menikah.     

Dian membuka pintu dan Dave menutupnya dengan satu kaki. Pria itu merebahkan tubuh sang istri diatas kasur empuk dan Dave buru-buru membuka jas dan kemejanya. Pahatan tubuh maha sempurna berada diatas tubuh Dian dan Dian pun segera membuka semua kancing kemejanya dengan perlahan. Kedua tangannya melingkari leher Dave dan Dian pun berbisik ditelinganya, "aku menginginkanmu saat ini."     

Bagaikan sinyal lampu hijau, mata Dave berkilat-kilat dan senyum kemenangan terbit dibibirnya.     

-----     

"Bagaimana penyelidikan kasus penculikan anakku kemarin? Apakah ada kemajuan?" Seorang pria paruh baya dengan brewok tipis setelah dicukur sebelumnya, tampak duduk menghadap ajudan setianya yang sedang melaporkan hasil investigasinya.     

"Ketiga orang yang menculik nona Calista adalah orang bayaran yang transaksinya hanya dilakukan lewat telpon. Mereka bilang, orang yang memberikan mereka uang selalu memakai topeng Guy Fawkes. Suaranya pun tidak seperti sesungguhnya karena seperti memakai suara tiruan." Jawab Jay melaporkan hasil temuan orang-orangnya pada Donni, majikan yang diikutinya sejak lama.     

"Hmm, apa kamu ada dugaan siapa orang yang ingin mencelakai Calista? Anakku bilang aku pernah membuatnya marah jadi pasti dia menyimpan dendam yang sangat besar." Jawab Donni. Telunjuknya mengetuk-ngetuk meja kayu yang berada dihadapannya.     

"Maafkan saya tuan, saya tidak dapat menduga siapa orangnya." Jawab Jay masih dengan posisi berdiri tegak dengan kedua tangan menyatu didepan tubuhnya yang tinggi besar tidak jauh berbeda dengan Donni, perawakan pria asli timur tengah.     

"Terlalu banyak yang tidak menyukaiku sehingga kamupun tidak bisa menebak siapa orangnya, bukan? Hahaha …" Donni menertawakan dirinya yang dia sendiri bahkan tidak mengetahui siapa saja lawan dan kawan.     

"Tapi tuan, mungkin saya bisa memberikan sedikit petunjuk. Tapi bisa jadi ini salah juga." Ujar Jay.     

"Katakanlah!"     

"Apakah tuan masih mengingat tentang peristiwa pemutusan kerja banyak petinggi perusahaan beberapa tahun yang lalu? Saya masih mengingat peristiwa itu sampai sekarang. Ada seorang direktur yang tiba-tiba mengalami serangan jantung setelah mendengar pemecatan dirinya dan pengembalian paksa asset-asset pribadinya.     

"Ya ya ya aku ingat itu, siapa namanya? Kingstone bukan?" Jawab Donni. Dia mulai ingat dengan salah satu direkturnya itu yang melakukan kecurangan dengan memanipulasi data perusahaan sehingga memperkaya dirinya sendiri dengan melakukan korupsi. Tepat ketika pengumuman pemecatannya, dia langsung terkena serangan jantung dan meninggal di tempat.     

"Kamu selidiki keluarganya dan apa yang mereka lakukan sekarang. Aku baru ingat hal itu." Jawab Donni dengan rahang mengeras seolah-olah memecahkan satu masalah baru.     

"Siap tuan. Kami akan mulai melakukan penyelidikan dari sekarang." Ujar Jay. Pria tinggi besar itu pun memundurkan langkahnya dan keluar ruangan baca Donni. Tepat di pintu keluar, pria itu bertemu dengan Agnes yang baru pulang dari pertemuan dengan Sara, membahas kerjasama mereka yang belum usai.     

"Jay, dimana tuanmu?" Agnes bertanya sambil melepaskan sepatu high heelnya dan menggantinya dengan sandal teplek.     

"Ada diruang baca, nyonya. Saya permisi dulu." Agnes mengangguk mempersilahkan. Wanita yang masih tetap cantik diusia kepala empat ini berjalan menuju ruang baca tempat dimana suaminya berada.     

"Donni …" Agnes langsung masuk tanpa mengetuk pintu.     

"Sayang, baru pulang?" Donni berdiri menghampiri sang istri yang akhir-akhir ini sangat sibuk karena pekerjaannya yang kebetulan dengan besannya sendiri.     

"Iya, kamu sudah makan malam?" Agnes menyambut tangan lebar suami dan memeluk erat tubuh pria yang selalu memberinya kenyamanan tanpa diminta.     

"Belum, kamu sudah?" Donni bertanya lagi.     

"Belum juga, aku sengaja pulang cepat untuk makan malam denganmu dirumah." jawab Agnes sambil mengusel-ngusel hidungnya di dagu sang suami dengan brewok tipis yang membuatnya gatal-gatal geli.     

"Hahaha, baiklah. Kamu mau aku yang masak atau …" Tanya Donni sambil memicingkan mata.     

"Aku akan masakkan spaghetti ya? Mau?" Tanya Agnes dengan suara manjanya.     

"Apapun yang kamu buat, aku tidak akan menolak." Jawab Donni lagi.     

Seperti pasangan muda mudi yang baru menikah, interaksi mereka masih sangat romantis dan selalu mesra dimanapun berada. Mereka berdua pun keluar dari ruang baca dan menuju dapur setelah untuk langsung mengolah makan malam sederhana namun disukai berdua.     

"Bagaimana pekerjaanmu? Semua tampak baik-baik saja kan?" Donni duduk menunggu di kursi mini bar sementara memperhatikan istrinya mulai sibuk mengeluarkan aneka bahan masakan dari lemari pendingin.     

"Semuanya baik-baik saja. Aku senang memiliki klien seperti Sara. Dia sangat welcome dan apapun yang aku kerjakan, dia selalu setuju." Jawab Agnes. Rambut panjangnya sudah diikat membentuk gulungan konde diatas kepalanya. Kemeja lengan panjang pun disingsingkan hingga sampai batas sikut. "Bagaimana denganmu? Apakah pekerjaanmu baik-baik saja?" Tanya Agens balik.     

"So far so good. Oya, dua hari lagi aku akan tugas luar kota selama 4 hari. Kamu mau ikut?" Donni menaikkan alisnya ditambah dengan senyum memikat.     

"Kemana? Aku bisa saja membawa pekerjaan ku kemana-mana tapi aku harus tahu dulu kemana." Jawab Agnes dengan rasa penasaran.     

"Dekat-dekat saja, Singapore." Jawab Donni dengan entengnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.