Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

III 241. Dokter Cantik Tapi Galak



III 241. Dokter Cantik Tapi Galak

0Kini Lewis pun sudah menemukan perempuan tambatan hatinya yang sudah diresmikan menjadi istrinya. Grace terabaikan kembali.     

"Ada apa kamu kesini? Bukankah kamu sedang berlibur dengan mamimu?" Jack menghampiri perempuan yang selalu tampil seksi itu. Pria flamboyant itu berdiri didepan mejanya sendiri dan melihat perempuan yang merupakan teman semasa kecilnya itu sedang duduk dikursinya.     

"Mami? Huft, dia sibuk dengan bisnisnya. Jack, apakah kamu tahu dimana Lewis tinggal? Aku tidak menemukan dia dimanapun." Grace mengedipkan mata genitnya ke lelaki yang ditinggal menikah oleh kedua temannya. Grace berharap bisa mendapatkan info dari pria yang paling dekat dengan Lewis itu.     

Jack ingat beberapa hari sebelum Lewis pergi berbulan madu ke Maldives, pria itu memberitahukan kalau setelah dari honey moon, mereka akan pindah ke rumah baru yang masih satu komplek dengan Darren. Agar istrinya, Likha, bisa sering-sering berkunjung ke Calista karena dia tidak punya teman di Jakarta.     

"Kenapa kamu tidak tanya sendiri saja ke orangnya?" Jack akhirnya memilih duduk di sofa karena perempuan bukan pemilik kursi itu tampak enggan bangun dari duduknya.     

"Kalau aku tahu nomernya, aku tidak akan kesini. Dia mengganti nomer lama sepertinya." Jawab Grace lagi, dengan mengerutkan bibirnya.     

"Oh begitu. Apa kamu tidak ingin menjalin hubungan dengan lelaki lain? Lewis sudah menikah. Jangan kamu ganggu lagi kehidupannya. Dia sudah berubah sekarang. Tidak seperti Lewis yang dulu lagi." Jawab Jack. Tampak Grace terdiam merenungi nasibnya. "Huh, pria manapun pasti akan bertekuk lutut dihadapanku. Tidak akan ada pria yang menolakku. Tapi, aku hanya menginginkan Lewis. Meskipun kami tidak pernah menyatakan berpacaran atau membicarakan masa depan, tapi dia selalu ada bila aku butuhkan. Dan, itu sudah cukup buatku." Kata Grace dalam hati.     

Jack melihat Grace sepertinya sedang berperang batin. Namun Jack sudah berjanji untuk menutup rapat tentang Lewis kepada siapapun , kecuali Darren. Jack tidak ingin rumah tangga sahabatnya akan mendapat prahara lagi seperti di awal mereka menikah.     

"Aku masih banyak pekerjaan. Bisakah kamu meninggalkan kantorku?" Jack melirik arloji di tangan kirinya. Waktu sudah semakin malam namun dia belum membuka email pekerjaan satupun.     

"Huh, bahkan kamu pun sudah tidak mau satu ruangan lagi denganku lama-lama." Grace menyeringai sinis dan meninggalkan ruangan kerja Jack menuju ke lantai dansa yang ada di lantai 1. Jack hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dan segera menuju kursi yang ditempati oleh seorang perempuan patah hati sebelumnya.     

Tidak berapa lama, terdengarlah suara asistennya yang mengetuk-ngetuk pintu,     

"Bos bos, nona Grace … cepat …" Jack yang mendengar suara sang asisten panik, segera berlari secepat kilat menuju arah yang ditunjuk. Tampak kerumunan orang-orang didalam kamar mandi wanita.     

"Menyingkir, menyingkir. Awas jangan bergerombol." Jack menyeruak kedalam kerumunan dan melihat Grace terkapar diatas lantai dengan pergelangan tangan teriris pisau yang masih berada di dekatnya.     

"PANGGIL AMBULANS!"     

Suasana didalam rumah sakit bagian instalasi gawat darurat yang awalnya sepi mendadak ramai dengan datangnya sebuah ambulans membawa korban percobaan bunuh diri. Beberapa petugas paramedic segera menyambut dan membawanya masuk kedalam. Jack yang ikut didalam ambulans, turun dengan perasaan gamang. Grace memiliki jiwa yang rapuh dan sering melakukan percobaan bunuh diri. Hidupnya bergelimang harta namun sepi dengan kasih sayang.     

Oleh karena itu, tidak semua orang bisa berteman dengan Grace karena tidak semua orang tahu kondisi psikis jiwanya.     

Jack menunggu diluar ruangan seorang diri, sementara semua karyawan yang ikut mengantar ke rumah sakit diperintahkan Jack untuk kembali ke kelab dan membuat keadaan menjadi kondusif kembali. Cukup lama pria flamboyant itu berdiri di luar dan berjalan mondar-mandir, hingga akhirnya salah seorang wanita berpakaian seragam dokter dengan rambut di gulung ke atas, keluar dari ruangan pemeriksaan Grace dan Jack segera menghampirinya.     

"Bagaimana keadaaanya … dokter?" Jack mengenali perempuan ini. Dia adalah perempuan yang dia temui di depan teras rumah sakit di puncak, saat Calista di rawat.     

"Kamu? Pria mesum itu?" Ucap perempuan itu keceplosan. "Ups, maaf." Tangannya reflek menutup bibirnya yang sembarangan berbicara.     

"Pacarmu baik-baik saja. Untung cepat dibawa ke rumah sakit. Orang yang melakukan percobaan bunuh diri itu biasanya karena depresi. Baik-baiklah jaga moodnya kalau sudah sembuh. Permisi!" Dokter perempuan itu pun meninggalkan Jack yang masih termenung sendirian.     

Baru saja dokter itu melangkahkan kakinya, Jack bergerak cepat menangkap tangan dokter tersebut.     

"Sepertinya anda salah mengira. Pertama, saya bukan pacarnya. Dia hanya seorang teman yang kebetulan saat kejadian ada di klab malam saya. Kedua, … saya bukan pria mesum." Jack mengeraskan rahang dan tersenyum sambil mengeratkan giginya.     

"Lepaskan tanganmu! Ini rumah sakit, bukan klab malam. Jangan macam-macam denganku!" Dokter itu pun tidak kalah mengancamnya.     

"Huh, dokter … Carol. Aku suka macam-macam. Bahkan kalau kamu mengadu ke suamimu pun, aku tidak takut!" Jack mengetes status dokter cantik tapi galak di depannya ini dengan pertanyaan jebakan.     

"Jangan kurang ajar ya! Aku belum menikah!" Carol melebarkan matanya, namun beberapa detik kemudian, bibirnya menganga karena dia merasa terperangkap dalam jebakan pertanyaan pria mesum dihadapannya.     

"Kalau begitu, aku masih punya kesempatan dong ya. Namaku Jack. Aku pemilik klab malam tempat temanku mencoba melakukan bunuh diri. Dan, aku masih single. Single mapan dan siap menjalin hubungan kapanpun kamu inginkan." Ujar Jack sambil mengedipkan satu matanya.     

"Cih! Dasar pria aneh!" Carol berjalan cepat meninggalkan Jack yang cengir-cengir sendirian.     

"Aku akan mendapatkanmu, lihat saja nanti!" Bahkan Jack berani berteriak di lorong rumah sakit demi mendapatkan perhatian Carol, seorang dokter muda.     

"Tuan, maaf. Bisa tolong mendaftar dulu untuk pasien yang baru diperiksa?" Seorang perawat mengingatkannya yang masih saja menatap lurus kedepan padahal Carol sudah tidak ada disana.     

"Oh iya, maaf saya lupa. Tolong tunjukkan pada saya dimana tempatnya." Ujar Jack. Perawat itu pun membantu Jack dan membawanya ke bagian pendaftaran.     

Setelah semua administrasi selesai, Jack diperbolehkan menjenguk Grace. Pria flamboyant dengan rambut warna coklat itu sudah menghubungi tante Lenna dan memberitahunya kalau Grace masuk IGD karena percobaan pembunuhan. Tapi, sayangnya, tante Lenna dan suaminya sedang berada di luar negeri dan tidak bisa pulang dalam waktu cepat karena ada urusan mendadak mengenai perusahaanya. Tante Lenna pun menitipkan Grace pada Jack untuk sementara waktu.     

Sungguh Grace yang malang. Disaaat kritisnya pun, orangtuanya tidak ada disisinya. Jack baru merasakan apa yang dirasakan Lewis. Lewis menjadi pengasuh untuk Grace karena orangtuanya tidak pernah ada untuknya. Dan, hubungan itulah yang dinamakan hubungan tanpa status. Disaat pria dan wanita selalu bersama, percikan asmara bisa jadi timbul diantara mereka. Dan Jack yakin itu bukanlah cinta, tapi rasa iba.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.