Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

II 240. Sangat Tidak Masuk Akal



II 240. Sangat Tidak Masuk Akal

0"Kemana? Aku bisa saja membawa pekerjaan ku kemana-mana tapi aku harus tahu dulu kemana." Jawab Agnes dengan rasa penasaran.     

"Dekat-dekat saja, Singapore." Jawab Donni dengan entengnya.     

Agnes mengernyitkan keningnya, "Apa tidak apa-apa kalau kamu mengajakku? Lagipula kamu disana pasti sibuk dengan semua teman bisnismu. Dan, aku akan di kamar hotel seharian sendirian." Kata Agnes lagi, sambil meneruskan memasak spaghetti.     

"Kamu bisa berjalan-jalan berkeliling Singapore sementara aku bekerja. Kalau pekerjaanku sudah selesai, kita bisa berjalan-jalan menikmati kota Singapore." Jawab Donni lagi.     

"Hmm boleh juga, sekalian aku ingin mencari inspirasi disana." Donni mengamati sang istri yang sedang menuang saus bolognes diatas spaghetti matang yang sudah diletakkan diatas piring cepet bahan keramik.     

"Okay nanti kita bicarakan lagi, sekarang kita makan dulu saja." Dua piring spaghetti saus bolognes dan dua gelas jus buah, sudah siap santap diatas meja dihadapan Donni dan Agnes.     

"Sepertinya aku tahu siapa dalang dibalik penculikan Calista yang kemarin." Donni berkata sambil memasukkan satu suapan spaghetti kedalam mulutnya.     

"Iyakah? Siapa dia?"     

"Salah satu anggota keluarga dari seorang mantan direktur yang pernah aku pecat karena ketahuan melakukan korupsi." Jawab Donni.     

"Oh, terus bagaiama nasib direktur tersebut?" Agnes mendengarkan sambil mengunyah spaghettinya.     

"Dia terkena serangan jantung saat mendengar info pemecatan dirinya dan langsung meninggal di tempat." Ujar Donni menyudahi makan malamnya. Agnes yang akan memasukkan suapan mie terkenal asal Italy itu kedalam mulutnya, langsung berhenti seketika.     

"Biar ku tebak, dia membalaskan dendamnya pada keluargamu karena telah menghancurkan keluarganya. Dan, kebetulan dia mengenal Calista. Bahkan dia tahu kalau Calista dan suaminya akan pergi berdua saja ke puncak. Jadi, kemungkinan dia adalah orang yang berada didekat Calista dan mengetahu segala jadwalnya." Ujar Agnes.     

Donni terkesiap dengan cara berpikir Agnes yang kritis. Dia belum berpikir sejauh itu tapi istrinya sudah berpikir kemana-mana.     

"Aku harus telpon Darren sekarang." Donni mengeluarkan ponsel yang ada didalam saku celananya.     

"Tunggu dulu. Kamu lihat jam berapa sekarang? Ini sudah malam. Mereka pasti sudah tidur. Jangan lupa Calista sedang hamil. Darren pasti menjaga jam tidurnya baik-baik.     

"Benar juga. Kasihan sekali anak kita. Dia harus menderita berkali-kali. Beruntung dia memiliki suami yang sangat sayang padanya dan mengerti kondisinya." Jawab Donni. Agnes mengangguk membenarkan dan tersenyum bahagia.     

Sementara itu di jam yang sama tapi di tempat berbeda, disebuah mansion mewah milik seorang pria dengan mata hijau. Didalam kamar milik sepasang calon ayah dan ibu,     

"Darren, pelan-pelan. Kamu liar sekali. Eugghh …" Darren sedang menikmati pelepasannya yang ke sekian kali namun belum berhenti juga memacu istrinya.     

"Aku sudah berpuasa selama satu bulan penuh, sayang. Babies juga sudah lama tidak berjumpa dengan daddynya. Aku akan pelan-pelan, sayang." Tubuh Calista yang posisi memunggunginya membuat Darren lebih cepat klimaks namun dia tidak ada puasnya. Tubuh perempuan hamil sudah bermandikan keringat. Sprei yang sudah berantakan ulah dari Darren adalah bukti betaap ganasnya pria ini saat bercinta.     

"Euugggghhh …" Darren memegang erat tubuh Calista dari belakang sesaat pelepasan terakhirnya sebelum menuntaskan pergumulan malam ini. Tubuh perempuan hamil pun roboh diatas kasur setelah menjalankan salah satu kewajibannya sebagai seorang istri. Darren menjatuhkan dirinya disebelah sang istri yang napasnya masih tersengal-sengal.     

"Maafkan aku sayang, aku terlalu … bersemangat." Bisik Darren di telinga sang istri.     

"Kamu selalu bersemangat. Jadi tidak perlu minta maaf." Ucap Calista sebelum akhirnya perempuan hamil itu tertidur karena kelelahan. Darren mengambil remote AC dan menyalakan suhu kamar menjadi lebih dingin. Darren mengambil handuk kecil kering diatas meja yang selalu tersedia disamping kasur. wajah dan tubuh Calista dilap keringatnya dengan lembut sampai kering. Beberapa kali, pria mata hijau itu mencium bibir istrinya karena saking menggemaskannya wajah Calista meskipun dalam keadaan tertidur.     

Setelah semua keringat sudah kering dilap, Darren ke kamar mandi untuk membasahi lap kering tadi dengan air. Suami yang sangat posesif dan sayang ke Calista melebihi ke dirinya sendiri itu, mengelap area kewanitaan istrinya yang basah dengan air hangat. Beberapa kali Calista mendesah dalam tidurnya karena merasakan kenyamanan yang sangat hangat.     

Setelah semua beres, suami impulsive itu pun memakaikan kembali piyama tidur istrinya, Darren tidak mau sejak istrinya hamil, istrinya itu tidak boleh tidur dalam keadaan polos tanpa sehelai benangpun karena dikhawatirkan masuk angin. Setelah istrinya tampil segar dan cantik kembali dengan piyamanya, Darren menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.     

-----     

Sementara itu di sebuah klab malam di tengah kota metropolitan, seorang pria sedang mengawasi bisnisnya yang menggeliat hidup jika di malam hari lewat lantai dua kantornya.     

"Bos, selamat malam." Seorang pria muda, asisten kepercayaan Jack menghampiri sang bos yang baru datang mengawasi klab malamnya.     

"Hmm, bagaimana situasi? Aman?" Jack bertanya dengan kedua tangannya dimasukkan ke dalam kantong celana.     

"Aman bos." Jawab pria muda tersebut.     

"Bagus. Ingat, kalau ada pengunjung yang bandel dan memaksa menggunakan benda terlarang di tempat ini, usir mereka tanpa kecuali, apapun status social mereka." Ujar Jack. Meskipun kelab malam biasanya identik dengan minuman keras dan narkoba, namun Jack mengharamkan narkoba di tempatnya. Hanya minuman keras yang dijual, tidak ada narkoba dan perdagangan wanita di tempatnya. Semua yang datang kesini hanya ingin melepas penat setelah seharian bekerja dengan berjoget mengikuti hentakan irama dari music yang DJ mainkan dan minuman sebagai pelepas dahaga. Kalau ada narkoba dan pelacuran, Jack tidak segan menyuruh anak buahnya untuk mengusir siapapun tamunya, tanpa terkecuali.     

"Siap bos!" Ujar pria tersebut.     

"Baiklah, aku ada di ruangan kalau butuh apa-apa." Jack meninggalkan asistennya dan menuju ruangannya yang berada di ujung lantai dua.     

"Halo Jack …"     

"Grace?" Jack yang baru membuka pintu dan masuk kedalam ruang kerjanya, tiba-tiba dikagetkan dengan hadirnya Grace didalam ruangannya dan langsung duduk di kursi kebesarannya.     

"Kalian semua para pria sangat tidak masuk akal. Ketika kalian kesepian, aku adalah obatnya. Namun ketika kalian sudah punya pasangan, aku sudah tidak dianggap. Huh, lucu sekali bukan?" Jack tahu benar siapa yang dimaksud Grace.     

Awalnya Grace menyukai Darren karena pertemanan mereka sejak kecil. Lalu Grace dilupakan karena Darren tergila-gila dengan Britney. Britney pun dihempaskan karena menikah dengan orang lain dan Darren sudah berbahagia dengan istri tercinta yang sedang mengandung buah cinta mereka berdua.     

Lepas dari Darren, Grace mendekati Lewis. Bagaikan gayung bersambut, Lewis menjadi tempat curhatan dan sandaran saat Grace patah hati. Akhirnya mereka berdua pun menjalin hubungan tanpa status atau simbisosi mutualisme. Kini Lewis pun sudah menemukan perempuan tambatan hatinya yang sudah diresmikan menjadi istrinya. Grace terabaikan kembali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.