Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

III 250. Perempuan Penggoda



III 250. Perempuan Penggoda

0Kurang dari 1 jam, Agnes sudah rapih berpakaian. Mengenakan kemeja lengan pendek dan celana jeans, membuat penampilannya seperti anak muda yang tidak kelihatan akan memiliki cucu.     

"Jay, kamu teruskan penyelidikan selama aku tidak ada disini. Dan, kamu awasi Calista juga. Sepertinya dia mengetahui tentang seseorang bernama Kingstone itu. Aku serahkan padamu untuk sementara waktu ini." Donni menitipkan pesan pada ajudan kepercayaannya itu.     

"Siap tuan." Jay membungkuk memberi hormat kepada majikan yang sudah puluhan tahun diikutinya itu.     

"Ayo, aku sudah siap." Agnes turun dari kamar dengan memakai kacamata hitam disangkut diatas kepalanya dan rambut hitam legam tergerai indah.     

Donni yang melihat bidadarinya turun tidak bisa melepas pandangannya sedetikpun.     

"Kenapa kamu selalu cantik? Membuatku ingin mengurungmu dan menyembunyikanmu dari mata-mata liar." Pria posesif itu melumat bibir istrinya tanpa malu-malu dihadapan para pelayan yang langsung menundukkan kepala mereka.     

"Uummpphh, kamu! Banyak orang disini. Memalukan saja!" Agnes memukul lengan kekar sang suami dan disambut dengan kekehan jenaka. Wanita yang sudah memoles bibirnya dengan lipstick itu segera mengambil tissue di meja makan dan membersihkan wajahnya lewat cermin yang ada didekat pintu masuk. Dasar suami mesum, rutuk Agnes dalam hati.     

Sepasang suami istri itu pun masuk kedalam mobil dan mulai meninggalkan kediaman Donni menuju bandara untuk check in.     

-----     

"Kamu mau berangkat jam berapa, sayang?" Dave memberikan istrinya dua pasang roti bakar. Hari ini Dian tidak ingin makan nasi. Mencium aromanya pun perutnya mual bukan main. Alhasil, untuk sarapan hari ini, ibu hamil hanya menginginkan roti bakar dilapisi selai coklat dan selembar keju.     

"Satu jam lagi." Jawab Dian sambil tersenyum manis. Dave tersenyum senang melihat istrinya semakin lama semakin menurut dan manis padanya.     

"Jangan lupa, mulai bulan depan kamu kontrol pertama. Jangan capek-capek hari ini. Jangan terlalu lama diluar. Langsung pulang begitu selesai." Ujar Dave dengan serentetan petuah untuk sang istri yang hanya dibalas dengan anggukan kepala.     

"Iya iya."     

"Jangan lupa diminum vitamin dan susu hamil yang dibeli semalam. Makan teratur selama aku tidak dirumah." Ujar Dave lagi.     

"Iya iya sayang. Cerewet sekali." Dian menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku tahu apa yang harus aku lakukan. Kamu tidak perlu terlalu berlebihan, okay? Sekarang sudah siang, kamu berangkat sekarang biar tidak kena macet dijalan." Dian bangun dari kursinya dan mengambil laptop sang suami yang ada di atas meja makan sebelah kanannya dan menarik lengan Dave untuk bangun.     

"Hei hei tunggu dulu, aku belum selesai minum." Dave mengambil segelas air putih dan langsung menenggaknya dalam satu tarikan nafas.     

"Sudah? Sekarang berangkat. Daddy cari uang yang banyak yaa buat baby dan mommy." Dian menirukan gaya anak kecil sedang berbicara. Dave terkekeh mendengarnya.     

"Kamu sangat imut sekali dengan suara seperti itu. Ya sudah, aku berangkat sekarang. Tapi, berikan aku ciuman pagi dulu." Dengan suara manjanya, Dave menelusupkan tangannya kebelakang telinga perempuan yang masih basah rambutnya meski semalam mereka tidak melakukan apapun.     

"Sedikit saja ya. Mmuahhh." Dian mencium tipis bibir sang suami. Namun, Dave membalasnya dengan memegang kedua pipi sang istri dan memberikannya ciuman lebih dalam dan lama.     

"Ummppp, sudah." Dian menarik tubuhnya sekuat tenaga. Mungkin semua pelayan dirumah ini sudah terbiasa melihat kemesraan yang sering ditunjukkan Dave pada Dian tanpa malu-malu. Baginya, tidak ada yang bisa menghalanginya kapan saja dia mau menyentuh istrinya.     

Akhirnya, setelah 5 menit, mobil yang membawa Dave meninggalkan kediaman. Kini giliran perempuan hamil masuk kedalam rumah dan mempersiapkan apa yang mau dibawa sebelum kerumah sahabatnya, Calista.     

"Feni, kamu sudah siap?" Tanya Dian.     

"Sudah nyonya." Feni yang diberitahu pagi-pagi sekali untuk menemani dirinya, sudah bersiap-siap menunggu di dapur.     

"Ayo kita berangkat sekarang." Dian melirik arloji di tangan kirinya. Perempuan hamil itu pun segera melangkah menuju mobil, diikuti Feni yang duduk di kursi depan samping supir.     

Mobil kedua yang meninggalkan kediaman Dave Kingstone pun meluncur menuju rumah sahabat terdekatnya. Suasana didalam mobil sepi tidak ada yang berkata apapun.     

Sementara itu didalam mobil yang berbeda, Dave mendapatkan telpon masuk dari nomer yang tidak dikenal.     

"Halo ..." Dave berkata lebih dahulu.     

"Halo sayang, apa kabarmu? Masih ingat aku?" Suara manja seorang perempuan diujung telpon membuat Dave mengernyitkan alisnya. Suara itu tidak asing tapi nomernya kenapa berbeda. Dave yakin sudah memblokir nomer lamanya.     

"Gladys? Apakah ini kamu?" Dave mulai mengingat kembali saat-saat dimana dia belum bertemu dengan Dian. Saat dimana pergaulan sex bebas dia lakukan dengan beberapa wanita.     

"Betul sekali sayang. Kenapa kamu blokir nomer lamaku?Hmm ..." Jawabnya dengan suara sangat manja dan membuai telinga pria siapapun yang belum pernah mengenalnya, tapi tidak dengan Dave.     

Gladys adalah perempuan yang paling lama menemani Dave kemanapun dia berada. Dave selalu membawanya kemana-mana dan Gladys pun mendapatkan fasilitas dan kartu kredit tanpa batas dari Dave. Sayangnya, hubungan mereka selama satu tahun harus putus karena Gladys dipergoki Dave sedang check in dengan banyak pria lainnya. Bukan cuma sekali tapi berkali-kali berkhianat dibelakang Dave.     

"Ada perlu apa kamu menelponku? Jangan bilang kalau sugar daddy mu sudah tidak bisa menyokongmu lagi, heh." Dave melepaskan sejenak konsentrasinya pada grafik-grafik yang sejak tadi dia pandangi dengan serius di layar laptopnya.     

"Dave, kamu salah. Aku mendekati mereka karena papaku memintaku agar papaku bisa bekerjasama dengan mereka. Hanya kamu yang selalu ada di hatiku, percayalah." Suara Gladys yang sendu sempat membuat Dave terlena untuk sejenak. Namun, bayangan Dian kembali hadir dan itu membuatnya tersadar kembali kalau saat ini dia sudah memiliki istri dan akan menjadi seorang daddy.     

"Aku sekarang menuju kantormu. Kau harap kamu mau mendengarkan penjelasanku nanti sehingga kamu akan sadar dan percaya kalau aku adalah wanita satu-satunya yang selalu memujamu dan tidak akan pernah meninggalkanmu." KLIK!     

Dave kaget telponnya terputus tiba-tiba. Kurang ajar! Apa maksudnya itu? Aku tidak akan membiarkan dia masuk ke ruanganku lagi!" Ayo pak, kebut mobilnya. Ujar Dave...     

Secepat kilat mobil Dave dikemudikan menuju kantor agar perempuan penggoda itu tidak bisa masuk duluan. Tidak ada yang bisa menghentikan keinginan Gladys kalau dia sudah berkehendak.     

Namun di sisi lain, mobil yang ditumpangi Dian pun memutuskan untuk pergi ke kantor Dave sejenak karena nyonya mereka ingin memberikan kue coklat kesukaan tuan majikanya.     

Tiga mobil berpacu dengan waktu demi untuk memutuskan, mobil siapa yang sampai lebih dulu ke perusahan Dave Kingstone. Apakah mobil si perempuan penggoda, pemilik perusahaan, atau istri dari pemilik perusahaan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.