Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

V 457. Spot yang Paling Disukainya



V 457. Spot yang Paling Disukainya

0"Yessss!" Darren berteriak kegirangan. Suami posesif dan impulsif itu sudah membayangkan kegiatan yang akan mereka lakukan didalam sana.     

"Jadi, apa yang dikatakan kakekmu?" Calista menikmati gosokan sabun menggunakan sponge pada punggungnya yang dilakukan oleh Darren. Mereka berdua sudah merendam diri didalam kolam bak mandi yang terbuat dari marmer warna putih gading dengan bentuk oval tersebut. Darren sempat terdiam sejenak dan sikapnya tertangkap oleh perasaan Calista. "Mengenai kontrak pernikahan, benar bukan?" Calista bertanya lagi sambil menundukkan lehernya dengan rambut dibuat cepol keatas. Darren meletakkan sponge di tepi bak mandi dan memeluk tubuh istrinya dari belakang. Bibirnya mengecup leher jenjang sang istri yang terbuka mengundang agak lama dan sambil memejamkan matanya.     

"Istriku adalah pilihanku sendiri. Tidak ada yang berhak memutuskan siapa yang akan menjadi istriku." Calista merasakan suara sang suami bergetar. Ada sesuatu yang belum diungkapkan Darren dengan jujur.     

"Darren, dalam hubungan pernikahan itu ... kejujuran adalah salah satu pondasi paling kuat, selain rasa cinta juga kesetiaan. Katakan saja sejujurnya, apa yang dikatakan kakek Robert padamu?" Calista semakin mengeratkan pelukan sang suami di perutnya yang mulai menyembul. Air hangat dan harum aromatheapy membuat keduanya merasakan ketenangan yang membuat damai.     

Darren kini meletakkan tangannya di kedua lengan sang istri dan merengkuhnya menempel didadanya. "Apapun yang terjadi, percayalah, aku akan selalu mencintaimu dan anak-anak. Tidak ada yang memisahkan kita, bahkan jika itu seorang Robert Anderson." Calista semakin yakin ada yang disembunyikan suami yang telah memberinya 3 anak ini. Perempuan hamil itu memutar tubuhnya perlahan. Tubuhnya yang polos kini menghadap sang suami yang menatapnya dengan penuh senyuman menggoda.     

Kedua tangan Calista diletakkan di dada bidang dan berotot sang suami dengan gerakan memijat lembut.     

"Bagaimana mungkin ... aku bisa melepaskan pria penuh kharisma, tampan, dan digilai banyak wanita seperti ini? Mereka yang ingin memisahkan kita, harus berhadapan dengan dua bocah cerdas dan keluarga besar juga teman-teman di belakang kita berdua. Tapi, semua itu akan beda ceritanya jika yang ingin melepaskan diri ... justru berasal dari hati pria ini." Calista mengusap dada Darren, tempat dimana jantungnya berada.     

"Jadi, istriku sendiri mulai meragukan kesetiaanku?" Darren gantian mengusap dada Calista hingga ke bahu dan lengannya. Perempuan yang tetap menjaga tubuhnya meskipun sudah pernah melahirkan. Tubuh yang membuat Darren betah berlama-lama memeluknya saat tidur.     

"Aku tidak mungkin meragukan itu, meski di awal-awal pernikahan kita, aku merasa akulah yang berjuang untuk bertahan." Jawab Calista dengan senyuman lirihnya.     

"Berhentilah mengingat masa lalu. Tidak semua masa lalu harus dibuka kembali. Aku akan menjadi orang dungu dan imageku akan hancur jika kamu masih mengingatnya." Jawab Darren.     

"Wahh, presdir dingin dan posesif ini takut juga imagenya hancur." Calista mengecup tipis bibir Darren lalu merenggangkan tubuhnya untuk mundur bersandar pada ujung bathtub lainnya. Darren mengejarnya dengan merangkak, kini posisinya adalah Calista berada dibawahnya.     

"Kamu memancing harimau yang sedang tidur, sayang."     

"Benarkah sedang tidur? Aku justru merasa kalau harimau itu sedang menunggu untuk dipanggil." Jawab Calista sambil mengalungkan kedua tangannya. Lagi-lagi Calista menarik leher suaminya dan mengecup bibir Darren kini lebih dalam dan lama.     

"Aku suka kamu yang aktif dan penuh inisiatif seperti ini." Darren menarik kedua kaki istrinya dan merenggangkannya lalu mendudukkannya di atas pangkuannya.     

"Entah mengapa, baby satu ini selalu ingin disentuh ayahnya." Ucap Calista dengan suara yang rendah dan mendesah.     

"Kalau begitu, ayah akan masuk untuk menyentuhmu, sayang." Ucap Darren.     

Kejantanan Darren yang sudah mengeras sejak tadi akibat sentuhan-sentuhan dari sang istri, mulai menemukan liangnya. Perlahan Darren memasukkan kewanitaan sang istri dan menghujam kejantanannya sampai batas maksimal.     

"Euggghhh," Perempuan yang sedang hamil itu memeluk Darren lebih erat agar tidak terjatuh. Tapi, tentu saja sang suami sangat siaga melindungi ibu dan anaknya.     

"Sakit?" Darren bertanya pada sang istri yang menempelkan hidungnya pada hidung mancung Darren. Calista menggeleng lalu mendongakkan kepalanya. Darren tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dengan meninggalkan banyak jejak di leher dan dada sang istri. Kuncup buah dadanya merupakan spot yang paling disukainya. Bentuk buah dada sang istri semakin besar seiring bertambah usia kehamilannya.     

"Gosh, I love you, honey." Darren meluruskan kedua kakinya dan Calista bergerak diatasnya memimpin pergumulan mereka di dalam bak air. Kedua tangan Calista berpegangan erat pada dada dan lengan Darren. Sambil menikmati istrinya bergerak diatasnya, Darren mengusap perut buncit sang istri dan menatapnya terus menerus. Betapa menakjubkannya bisa melihat dan merasakan kembali kehamilan sang istri. Darren berjanji, kali ini dia akan mendampingi Calista sampai persalinan hingga melahirkan kelak.     

Darren sedikit menyesal tidak bisa menemani Calista saat melahirkan Raja dan Ratu. Seandainya dia masih diberi kesempatan, Darren ingin kehamilan kedua istrinya kali ini anak kembar lagi. Jadi, momen yang hilang bisa dirasakan kembali kali ini.     

"Darren, aku ... tidak kuat ... lagi." Calista mengaku menyerah kalah jika harus berada diatas tubuh sang suami berlama-lama.     

"Biarkan aku yang bekerja sekarang." Tubuh Calista diangkatnya tanpa melepaskan penyatuan mereka di bawah. Darren membawa Calista membasuh tubuh mereka dibawah kran air shower dan mengangkatnya menuju kamar tidur yang sudah dialasi handuk kering.     

"Darren, lepaskan dulu." Calista memeluk leher sang suami yang membawanya kesana kemari tapi tidak mau melepaskan senjatanya.     

"Tidak mau, dia tidak mau melepaskan diri." Kini posisi mereka sudah berada di atas kasur dengan Darren diatas tubuh sang istri.     

"Are you ready?" Darren berbisik di telinga sang istri yang sudah mendesah sejak tadi.     

"Please, just do it!" Calista sungguh tidak kuat lagi dibuat berlama-lama oleh suami mesumnya.     

Darren tersenyum penuh kemenangan dan pria itu pun mulai menggoyangkan tubuhnya dan memacu maju mundur, namun dengan gerakan penuh hati-hati. Darren tidak ingin menggangu sang bayi yang mungkin saat ini sudah tidur pulas.     

"Hi baby, daddy is coming." Darren menghentakkan berkali-kali hingga tubuh Calista bergetar hebat.     

"Darren,"     

"Sayang, bagaimana ini? Kejantananku dihisap olehmu lebih dalam dan semakin dalam."     

"Darren, aku ... tidak kuat lagi." Kedua tangan Calista disatukan diatas kepalanya karena kuku Calista cukup membuat punggung Darren sedikit nyeri. Sambil memacu yang dibawah, Darren menjilat dan menghisap seluruh permukaan dada sang istri. Darren sungguh lihay membuat istrinya menikmati semuanya namun dengan cara yang sangat lembut.     

Setelah satu jam lebih,     

"Sayang, aku mau keluar."     

"Ahhhhhh Darren, aku lelah."     

"Bertahanlah, seben ... tar lagiiiii, Aahhhhhhhh." Semburan benih menghujani rahim sang istri. Tubuh Darren bergetar hebat dan rahangnya mengeras merasakan betapa menggauli wanita hamil bukanlah hal pertama baginya.     

Keduanya pun bernapas tersengal-sengal dan Darren mengakhirinya dengan melumat bibir sang istri dengan dalam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.