Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

V 458. Meluncur Secepat Kilat



V 458. Meluncur Secepat Kilat

0Tidak seperti biasanya, suasana di meja makan pagi ini membuat semua orang diam tidak berkata sepatah katapun. Sara masih dengan mood jeleknya mendengar ayah mertuanya akan memisahkan anak satu-satunya dengan istrinya. James berusaha tetap tenang dengan memberikan beberapa lauk ke atas piring sang istri sambil sesekali bertanya ringan. Namun, pria tua itu masih tetap konsisten dengan pendiriannya.     

"Aku ingin bicara dengan Calista hari ini. Haruskah aku bertamu kerumahnya?" Ucapan Robert membuat sendok dan garpu yang dipegang Sara terlepas dan jatuh ke lantai. Mood Sara yang semula jelek kini bertambah jelek lagi. Wanita itu tahu kalau sejak dulu ayah mertuanya ini sangat keras kepala dan teguh pada pendiriannya. Bahkan pernikahan James dengan Sara pun melalui banyak rintangan, salah satunya dari Robert.     

"Maaf, aku sudah kenyang. Aku permisi harus ke butik segera." Sara meninggalkan suami dan ayah mertuanya dengan pemikiran masing-masing. Suara detak sepatu tumit tinggi terdengar nyaring memecah kesunyian. Tidak ada satupun yang bersuara didalam ruangan tersebut. Mobil Sara melaju kencang meninggalkan kediaman James.     

"Kamu lihat? Istri pilihanmu sikapnya bagaimana dengan ayah mertuanya? Kalian anak muda sudah tidak memiliki rasa menghormati yang lebih tua.     

"Dad, aku dan Sara berpendapat hal yang sama. Kami tidak akan menyetujui perceraian antara Darren dan Calista. Daddy ingat bagaimana Calista berhasil memulihkan kehidupan Darren dari robot menjadi lebih manusiawi seperti saat ini? Apapun yang terjadi, perceraian tidak dibenarkan." Ucap James sambil memalingkan wajahnya. Ingin rasanya dia meninggalkan meja ini, sama seperti tindakan istrinya. Namun dia teringat kembali betapa daddynya sudah tua dan butuh teman untuk berbagi cerita.     

"Kalau begitu, jadikan dia istri pertama dan Ruby istri kedua." Jawab Robert dengan wajah dingin dan kaku tanpa ekspresi.     

"WHAT? This is the most ridiculous think I've ever heard, dad. (Ini adalah hal paling konyol yang pernah saya dengar, yah)." James bangkit dari duduknya. "Aku harus berangkat sekarang. Nanti kita bicarakan lagi. Dan, satu lagi dad. Jangan pernah bertemu Calista dan mengatakan hal-hal seperti ini. Kecuali daddy ingin Darren kembali ke masa kelamnya." Ujar James sebelum pergi meninggalkan meja makan yang penuh intrik dan membuat paginya menjadi sesak dan tidak bertenaga untuk sekedar makan pagi. Mobil James pun melaju meninggalkan kediaman dan menyisakan seorang pria tua yang masih duduk di ujung meja makan seorang diri.     

"Dunia sudah berubah. Jaman sekarang tidak ada lagi yang mendengarkan pria tua ini." Gumam Robert sambil berkata-kata seorang diri. Tongkat kayu yang ada di sampingnya di ambilnya dan pria itu berjalan tertatih-tatih dengan tongkatnya. Sebenarnya usia Robert belum terlau tua untuk menggunakan tongkat. Kecelakaan mobil 10 tahun lalu membuat salah satu kakinya sudah tidak bisa digunakan dengan sempurna saat berdiri apalagi berjalan. Seiring berjalannya waktu dan usia semakin tua, kaki itu semakin sulit untuk diajak kerja sama.     

-----     

Calista bangun di pagi hari sudah tidak menemukan suami yang menyiksanya semalaman disampingnya. Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Darren pasti sudah berangkat ke kantor. Pikir Calista. Wanita hamil itu pun bangkit dari tidurnya. Namun, pinggangnya seperti ingin rontok. Calista pun menunda sebentar untuk berjalan.     

"Dasar suami mesum, ahhhh,!"     

"Nyonya, mari Hera bantu ke kamar mandi." Darren meminta Hera untuk menjaga Calista 24 jam dan tidak diperbolehkan untuk keluar rumah juga melakukan kerjaan yang menguras fisik, bahkan yoga sekalipun.     

"Iya bu Hera, terima kasih. Apa Darren dan anak-anak sudah berangkat?"     

"Sudah nyonya," Jawab Hera dengan sopan dan ramah.     

Butuh waktu agak lama untuk Calista membersihkan tubuhnya dan berpakaian kembali. Meskipun gerakan Darren semalam sangat hati-hati namun karena intensitasnya cukup lama, membuat tubuh Calista cukup lelah juga. Calista pun akhirnya menuju meja makan untuk sarapan yang kesiangan.     

"Nyonya, maaf, ada telpon dari tuan Robert. Apa nyonya mau menerimanya sekarang?" Hera menghampiri Calista yang sedang menikmati salad buah dan susu hamilnya.     

"Boleh, berikan padaku." Jawab Calista.     

Hera pun memberikan gagang telpon wireless itu pada nyonya majikannya.     

"Calista,"     

"Kakek, selamat pagi. Ada yang bisa aku bantu?"     

"Hmm, kamu sungguh terus terang dan sepertinya bisa menebak apa yang ingin aku katakan." Jawab Robert dengan suara tuanya. Calista berpikir sejenak. Apa ada yang salah dengan ucapanku? Pikirnya.     

"Calista, aku tidak diperbolehkan keluar rumah oleh anakku. Tapi, aku ingin bicara denganmu. Bisakah kamu datang kerumah Sara sekarang?" Dengan suara lemahnya, Robert seperti memelas meminta menantu cucunya itu untuk datang menemuinya. Calista sempat ragu sejenak karena Hera mendapat amanah dari Darren untuk mencegahnya keluar dari rumah.     

"Tapi kek, Darren melarangku untuk keluar rumah. Aku akan menelepon dan meminta ijin padanya dulu. Siapa tahu dia mengijinkan kalau untuk bertemu kakek." Ujar Calista polos. Robert mengerutkan bibirnya. Anak dan cucunya sama-sama sedang melindungi perempuan ini. Entah apa yang membuatnya begitu spesial dimata mereka. Tapi, Robert sudah terlanjur janji pada kakek dari Ruby untuk menjodohkan mereka secepat mungkin. Ruby pun sudah diberitahu keadaan Darren dengan pernikahannya dan perempuan itu tidak masalah untuk menjadi ibu sambung bagi anak-anak Darren.     

"Baiklah, aku tunggu dirumah mertuamu." Robert menutup telpon. Tidak ada dalam pikirannya terbersit kalau Darren, cucunya justru menikah dalam arti sesungguhnya. Selama ini dia menyangka kalau Darren hanya menyukai Britney. Tapi ternyata, waktu mengubah segalanya. 6 tahun pernikahan Darren dan istrinya telah menguatkan satu sama lain akan arti kasih sayang dan kesetiaan. Mereka pernah berpisah selama 5 tahun lamanya jadi sebenarnya mereka bersama kurang lebih 1 tahun lamanya.     

"Tuan, nyonya akan kerumah nyonya Sara karena tuan Robert yang meminta lewat telpon tadi." Hera melakukan panggilan pada Darren. Pria bermata hijau yang sedang memimpin rapat terakhir minggu ini, sontak berdiri dan melesat pergi meninggalkan ruangan meeting yang baru berjalan kurang dari 1 jam. Andrew yang ditugaskan menuntaskan rapat hanya bisa bengong terdiam.     

"Kalau bukan sesuatu terjadi pada nyonya Calista, tuan Darren tidak mungkin berbuat sepanik itu." Pikir Andrew.     

"Dad, kakek menelepon Calista dan minta menemuinya di rumah sekarang."     

"APA? Kenapa kakekmu itu selalu berbuat semaunya?" James yang sedang cek proyek langsung di lapangan, langsung menghentikan sementara dan melesat pulang kerumah.     

"Mom, Calista sedang menuju kerumah menemui kakek." Darren pun melaporkan perbuatan kakeknya pada mommynya.     

"Huft, mommy pulang sekarang." Sara yang sedang mengecek butiknya untuk persiapan launching berikutnya, langsung memijit dahinya yang tidak pusing dan mematikan ponsel.     

Tiga orang The Anderson meluncur secepat kilat menuju satu tempat agar tidak kedahuluan oleh perempuan hamil. Biar bagaimanapun, Calista sedang hamil dan Darren tidak ingin istrinya mengalami kejutan yang akan membahayakan dirinya dan kehamilannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.