Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

V 459. Menguji Batas Kesabaranku



V 459. Menguji Batas Kesabaranku

0Tiga orang The Anderson meluncur secepat kilat menuju satu tempat agar tidak kedahuluan oleh perempuan hamil. Biar bagaimanapun, Calista sedang hamil dan Darren tidak ingin istrinya mengalami kejutan yang akan membahayakan dirinya dan kehamilannya.     

"Kakek," Calista membungkukkan badannya penuh hormat, layaknya ajaran dari ibu angkatnya sebagai seorang wanita asli Jawa tulen.     

"Hmm, duduklah." Robert yang sudah siap menunggu di ruang baca, meminta menantu cucunya itu untuk duduk tepat di hadapannya yang hanya berselang meja persegi besar.     

"Apa kabar kakek? Terakhir kita bertemu, aku belum sempat memberikan ucapan selamat datang yang selayaknya untuk kakek." Ucap Calista dengan penuh kelembutan namun ada sedikit ketegasan di setiap kata-katanya.     

"Baik, aku baik-baik saja. Pria tua seperti aku bisa sebaik mana? Hidupku mungkin hanya sebentar lagi didunia ini. Aku sudah tidak punya istri dan anakku pun hanya satu dan ini di negeri orang. Demi kehidupanku yang lebih tenang di masa tuaku ini, aku punya satu permintaan untukmu. Apakah kamu mau mengabulkannya?"     

"Kalau aku bisa, aku akan coba." Jawab Calista. Dia tahu ada sesuatu antara Robert dengan Darren semalam namun Darren tidak mau mengatakannya. Mungkin inilah yang ingin dikatakan sepuh keluarga ini.     

"Calista, mengenai ... kontrak pernikahanmu dengan cucuku ..."     

"Ini dia," Gumam Calista dalam hati.     

"Kamu pasti masih ingat ... apa isi perjanjian nikah kalian?" Calista tidak tahu apa yang harus dikatakan. Apa yang ditakutkannya kini akan terjadi. Bukan Darren yang meminta, tapi orang paling berpengaruh dan sesepuh keluarga ini, kakek dari Darren.     

"Tentu saja. Jadi, maksud kakek memanggil saya kesini adalah ..."     

"Aku akan memberikan semua kompensasi yang kamu minta di awal tapi tinggalkan cucuku!"     

BRAK!!!     

Robert dan Calista terkejut bukan main mendengar pintu ruangan baca dibuka dengan keras sekali dobrak. Darren yang tiba terlebih dahulu di rumah orangtuanya, langsung menatap Calista dan Robert secara bergantian. Rahangnya mengeras melihat Calista menatapnya nanar tanpa berkedip.     

"Jangan pernah ... menguji batas kesabaranku, kakek!" Darren menarik tangan istrinya menjauh dari Robert. Namun, Calista melepaskan tangan Darren dan membalik tubuhnya ke pria tua yang ditinggalkan. Darren terhenyak melihat Calista melepaskan genggamannya.     

"Kakek ... atau tuan Robert, pernikahan kami memang kesalahan sejak awal. Tapi, aku tidak pernah meminta semua kompensasi itu. Aku hanya butuh uang 20 jutaan untuk biaya operasi ayahku. Dan, dengan tabunganku saat aku bekerja 4 tahun lamanya, aku sudah bisa mengembalikan hutang itu sekarang kalau tuan minta. Tapi ..."     

"CALISTA!" Darren gemas sekali dengan ucapan istrinya. Apa maksudnya dengan mengembalikan hutang?     

"Tapi, aku mencintai suamiku, aku mencintai anak-anakku, aku menyayangi kedua mertuaku, aku menghormati kakek karena aku tidak pernah merasakan kasih sayang kakek sebelumnya. Jadi, aku mohon ... jangan pisahkan kami. Kecuali Darren yang menginginkan perpisahan ini, aku tidak bisa menolaknya." Jawab Calista dengan suara bergetar.     

"TIDAK AKAN! Aku tidak akan pernah meninggalkan kamu. Kalau kakek ingin menjalin hubungan dengan keluarga kerajaan, kenapa tidak kakek saja yang menikah?" Ucapan Darren membuat Robert murka dan menghentakkan tongkatnya ke lantai sekencang dia bisa.     

"LANCANG! Kamu kira kamu bisa punya perusahaan ini dari siapa? Aku yang mendirikan perusahaan ini dari 0. Kamu hanya meneruskan saja." Ucap Robert dengan suara menggema. James dan Sara yang sudah datang sejak tadi, hanya bisa mendengarkan semua ucapan tiga orang didalam dengan pintu terbuka dari luar. Bibir Sara bergetar menahan sesak dan kesal jadi satu. Dadanya kembang kempis mendengar permintaan ayah mertuanya yang tidak masuk akal dan jawaban menantunya yang membuatnya ingin menangis. Sara tahu benar rasanya karena pernah berada pada posisi Calista. James memeluk erat tubuh sang istri dari belakang untuk memberi rasa nyaman.     

"Jadi, menurut kakek aku tidak pantas menjalani perusahaan ini? Kalau begitu, aku akan mengundurkan diri dari perusahaan ini ...".     

"Darren!" Sara melangkah cepat masuk kedalam ruangan, disusul James. Robert menatap cucunya dengan mata berapi-api.     

"Aku akan meninggalkan perusahaan ini, dengan catatan ... saham 52 persen yang aku miliki dari hasil jerih payahku sendiri dan beberapa deposito juga property lainnya, harus dikembalikan padaku dalam waktu 1 minggu dari sekarang." Darren menggenggam tangan Calista dan meninggalkan ruangan penuh intrik tersebut.     

"Dad, this is not good. Aku tidak akan menjalankan perusahaan itu kalau Darren tidak menjalankannnya. Sudah cukup semua kekonyolan ini. Aku akan berbicara pada keluarga mereka untuk membatalkan ide gila ini."     

"JAMES, kalau kamu sampai kesana, kamu tidak akan melihatku untuk selamanya!" Suara Robert yang bergetar, menggema sekali lagi ke seluruh ruangan.     

"Dan, kalau kakek memaksa ayah dan ibu kami berpisah, kalian tidak akan pernah melihat kami ..."     

"Untuk selamanya!"     

James, Sara, dan Robert terkejut bukan main melihat Raja dan Ratu yang sudah berdiri dibelakang James dan Sara tanpa sepengetahuan mereka bertiga.     

"Raja, Ratu. Sejak kapan kalian masuk? Tenang saja, tidak akan! Oma tidak akan membiarkan ayah dan ibu kalian berpisah. Ayo, ikut oma keluar!" Sara menarik lembut tangan kedua cucu satu-satunya itu.     

"Kalian benar-benar tidak menghargai aku. Keluarga ini sudah tidak menganggapku lagi. Mungkin karena aku sudah tua, tidak berguna, dan tidak punya keluarga lagi. Aku akan kembali ke London besok dan mengatur semuanya." Ucap Robert sambil berjalan tertatih dengan tongkat kayunya.     

"Kami semua menyayangimu, dad. Tapi, tidak ada anak yang mau kedua orangtuanya berpisah. Dan, tidak ada orangtua yang menginginkan anaknya bercerai. Jadi, kami tidak tahu mengapa ada kakek yang ingin melihat cucunya menderita seperti dulu lagi." James berkata sambil mengepalkan tangannya.     

Memang banyak perempuan yang ingin menikah dengan Darren dan bersedia menjadi ibu sambung bagi anak-anaknya. Namun, Darren yang sekarang bukanlah Darren yang dulu. Darren yang sekarang adalah Darren yang sangat mencintai keluarganya melebihi apapun di dunia ini. Bukan lagi Darren yang seperti robot bahkan tidak bisa membedakan mana perempuan yang baik dan mana perempuan yang hanya memanfaatkan dirinya saja.     

"Aku pastikan Darren akan mendapatkan saham dan semua aset nya kembali. Setelah itu, dia harus hengkang dari perusahaan dan aku akan mencoretnya dari daftar ahli warisku." Robert tidak mau kalah berdebat. Ucapan Robert membuat James memicingkan matanya. Kalau bukan untuk Darren, lalu semua aset itu untuk siapa? Pikirnya. Namun James yakin, tanpa warisan pun, Darren akan memiliki perusahaan yang lebih hebat dan berkembang pesat. Karena otak dan keahliannya sudah teruji sejak lama.     

Sementara itu di tempat lain, Darren dan Calista yang berada di dalam mobil masih di tempat parkir kediaman orangtua Darren, sama-sama terdiam selama beberapa menit.     

"Darren,"     

"Tidak akan, aku tidak akan pernah mengabulkan permintaan gila kakekku itu." Ucap Darren dengan sorot mata hijau berkilatan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.