Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

V 509. Berjuta Kharisma



V 509. Berjuta Kharisma

0Mengulur waktu menikah selama tiga bulan kedepan dengan Ruby sudah sulit. Sekarang ditambah lagi harus bersabar karena akan diboyong keluarganya kembali ke tanah kelahiran mereka. Ujian sangat berat untuk Anton dan Ruby yang sudah berkali-kali merasakan nikmatnya berhubungan intim.     

"DAD!" Ruby spontan berdiri dan berkata dengan intonasi yang cukup mengagetkan semua orang yang ada di ruangan itu. "Daddy tidak bisa memutuskan semuanya sendiri. Aku bukan anak kecil lagi. Aku sudah besar dan bisa mencari uang sendiri." Ruby berkata dengan suara ditekan agar tidak terdengar marah yang meluap-luap.     

"Mohon maaf, tuan Harry. Sepertinya untuk membawa Ruby pulang ke London itu bukan tindakan yang bijak. Anak anda sudah menekan kontrak dengan perusahaan saya dan dia tidak bisa pergi begitu saja memutuskan hubungan kerja ini." Donni memberanikan diri untuk menengahi pertikaian antara ayah dan anak.     

"Kontrak?" Harry mengernyitkan alisnya. "Jadi maksud anda, kalau anak saya melanggar kontrak maka dia akan terkena sangsi dan harus membayar kompensasi. Begitu?"     

"Betul sekali. Lagipula Ruby masih terlibat di proyek yang baru disetujui dan akan dikerjakan rencananya paling lama sampai dua tahun kedepan. Jadi, dia tidak bisa pergi begitu saja." Jawab Donni. Secercah harapan terbit di hati Ruby dan Anton. Anton senang sekali dengan pembelaan yang dilakukan ayah angkatnya itu. Semua orang terdiam tapi tidak dengan Harry dan Donni yang masing-masing sedang mengeluarkan senjata pamungkasnya dalam hal perdebatan malam ini.     

"Katakan, berapa uang yang harus dia bayar untuk membayar kompensasi itu?" Harry bertanya dengan sorot mata biru tajamnya menusuk mata hitam Donni yang menyeringai tipis.     

"Tidak banyak. Anda pasti punya sejumlah uang itu. Tapi, bukan hanya uang yang harus dibayar, tapi juga denda kurungan selama tiga bulan." Jawab Donni lagi.     

"APA?" Kini semua orang berteriak serempak demi mendengar ucapan yang keluar dari mulut suami Agnes itu. Mamah dari Calista hanya bisa menunduk pasrah dan menyerahkan semua keputusan malam ini pada sang suami. Dia tidak ingin ikut campur yang dikhawatirkan akan merusak suasana.     

"Anda gila! Mana ada membayar kompensasi berupa uang dan pidana kurungan? Aku akan memanggil pengacara untuk menangani kasus pemerasan ini." Harry tidak terima dengan perkataan Donni dan berdiri berkacak pinggang sambil menyeringai sinis seolah ingin menerkam Donni yang tampak santai dan tenang.     

"Donni, apa itu tidak keterlaluan? Aku baru dengar ada kompensasi seperti itu." James tidak kuasa untuk tidak menimbrung. Sara menarik ujung lengan kemeja sang suami dan menyuruhnya duduk dengan anggukan pelan dan senyuman lembutnya. James tidak tahu apa maksud sang istri namun dia patuh juga dan langsung duduk.     

"Kalau anda ingin memanggil pengacara, silahkan datang ke kantor saya besok. Saya akan berikan surat perjanjian kerja antara Ruby dan perusahaan saya. Saya menyukai sikap bekerja Ruby sejak awal. Dia cekatan, cepat dan jitu dalam mengambil keputusan, dan punya jiwa kepemimpinan yang kuat. Oleh karena itu, saya menawarkan lowongan pekerjaan di tempat saya yang kebetulan sedang kosong saat itu. Karena saya tidak ingin kehilangan sumber daya manusia yang handal seperti dia, maka saya buat perjanjian tertulis dengan anak anda dan dia membacanya dengan teliti setiap katanya. Oya, saya belum bilang jumlah nominal uang yang harus dibayar jika anak anda keluar bekerja begitu saja." Donni menyandarkan punggungnya ke sofa dan menyilangkan satu kaki diatas kaki lainnya.     

"Berapa?" Harry mengeraskan rahangnya dengan suara bergetar kesal.     

"Tidak banyak, hanya 1 trilyun." Jawab Donni dengan tenang.     

"WHAT!!!" Untuk kedua kalinya semua orang spontan berteriak dan melebarkan mulut juga mata mereka.     

"Anda pemeras, pencuri, dan penghisap darah. Mana ada perjanjian bekerja seperti itu?" Harry tidak tahan lagi untuk tidak berteriak.     

"Sayang, jaga tekanan darahmu. Kamu jangan berteriak seperti itu." Diane menghampiri sang suami dan mengusap punggungnya untuk menenangkan hati ayah dari Ruby itu.     

Baik Ruby dan Anton hanya bisa memiringkan dagu mereka.     

"Apa benar aku menandatangani isi perjanjian seperti itu?" Gumam Ruby dalam hati.     

"Benarkah tuan Donni membuat perjanjian seperti itu dengan Ruby?" Gumam Anton dalam hati.     

"Sepertinya saya tidak bisa berlama-lama disini. Hari sudah malam dan besok saya harus kembali bekerja." Donni dan Agnes berdiri untuk ijin pulang. James dan Sara sebagai tuan rumah merasa kebingungan dan tidak bisa berbicara apa-apa dengan semua kalimat yang diucapkan Donni.     

"Oya, kalau maksud anda ingin memisahkan Ruby dengan Anton dan memberi mereka waktu untuk merenungi hubungan mereka, aku punya saran yang cukup jitu. Aku akan memindahkan Anton ke salah satu cabang perusahaanku di Papua. Aku jamin mereka tidak akan bisa bertemu secara fisik selama tiga bulan kedepan. Tapi, aku tidak bisa menjamin kalau mereka akan berhubungan lewat internet atau telpon." Ujar Donni lagi dengan posisi masih berdiri tidak jauh dari Harry.     

"Tuan," Anton menganga lebar tidak percaya dengan yang didengarnya. Begitu juga dengan Ruby yang tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa Anton selama tiga bulan.     

"Kalau begitu, kami permisi pulang. Hubungi saja saya kalau anda sudah memikirkan benar-benar." Donni dan Agnes berpamitan pada James dan Sara sebagai pemilik rumah. Anton pun tidak diberikan kesempatan untuk mendekati pujaan hatinya. Mereka bertiga keluar dari kediaman James dengan mobil yang melaju membelah gelapnya malam.     

Tinggalah lima orang yang masih tertegun tidak percaya dengan kejadian yang baru saja berlangsung.     

"Hah. Satu trilyun dan denda kurungan selama tiga bulan? Dia benar-benar gila! Siapa dia, James?" Harry bertanya pada James yang sudah kembali duduk setelah mengantarkan besannya menuju mobil mereka untuk pulang.     

"Siapa maksud kamu?" Tanya balik James.     

"Dia, pria yang gila itu!" Tangan Harry terkepal kencang karena menahan emosi. Bahkan untuk membawa pulang anaknya sendiri saja dia tidak bisa.     

"Oh, dia Donni Rickman. Orangtua dari menantuku. Calista." Jawab James sambil menyandarkan lehernya di sofa yang sangat empuk itu.     

"Donni Rickman? Sepertinya aku pernah mendengar namanya." Tampak Harry mengernyitkan alisnya mencoba mengingat-ingat nama yang pernah masuk menjadi memorinya.     

"Seorang pengusaha yang disegani hingga ke pasaran Eropa dan Amerika Tengah. Pria yang tidak peduli dengan pendapat orang lain dan selalu memenangkan tender di penawaran proyek manapun." Jawab James dengan nada penuh kebanggaan. Bangga memiliki besan dengan berjuta charisma seperti Donni dan juga memiliki menantu seperti Calista yang bisa mengubah kepribadian anaknya yang dingin dan kaku seperti robot.     

"Maksud kamu … dia itu Donni Rickman yang pernah menyelamatkan nyawa seorang Presiden dari salah satu negara Eropa dari percobaan pembunuhan lawan politiknya hanya dengan tangan kosong?" Harry menghampiri James dan meminta konfirmasi dari yang dia katakan tadi.     

"Huum, dia adalah Donni Rickman." Jawab James dengan seringai lebar.     

"What the f***," Seloroh Harry spontanitas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.