Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

V 517. Hanya Berteman, Tidak Lebih



V 517. Hanya Berteman, Tidak Lebih

0Jack dan Haris adalah rekan bisnis dan mereka bertemu untuk pertama kalinya saat acara resepsi pernikahan salah seorang anak pengusaha teman mereka. Haris datang bersama istrinya dan Tasya. Mereka bertiga bertemu secara tidak sengaja dengan Jack yang datang menemani Leona, mommynya.     

Pertemuan yang berbuah menjadi hubungan yang dipaksakan. Jack pada dasarnya senang menjalin hubungan dengan siapapun. Bisnis yang dijalaninya membutuhkan pertemanan yang luas sehingga dia harus tetap bersikap ramah dan low prife kepada semua orang yang ditemuinya, termasuk Tasya. Perempuan yang langsung tertarik pada Jack di pandangan pertamanya.     

Jack yang berhasil mencengkeram lengan ringkih perempuan yang sudah menjadi tunangan lelaki lain itu dan menjauh dari tubuhnya, langsung berkata dengan suara kencang.     

"TASYA HENTIKAN! Aku tidak pernah memandangmu sebagai seorang wanita dewasa. Bagiku kamu adalah adik yang harus aku lindungi dan aku jaga. Ingat itu!" Habis sudah kesabaran Jack pada perempuan yang langsung membuat moodnya turun drastis. Acara reunion dengan kedua temannya langsung hancur seketika dengan datangnya perempuan manja ini.     

Jack menghidupkan mesin mobilnya setelah memasang sabuk pengaman perempuan yang kaget bukan main mendengar bentakan dari pria yang baru didengarnya selama ini.     

"Aku akan memulangkanmu ke rumah orangtuamu. Duduk diam atau aku lempar kamu keluar!" Ucapan Jack membuat bulu kuduk Tasya berdiri. Dia tidak menyangka kalau pria yang selalu lembut dan baik padanya ini, malah mengeluarkan umpatan dan teriakan padanya. Tasya duduk mematung dengan pandangannya menghadap lurus ke jalanan.     

"Jack, apakah … kamu … tidak ada rasa sedikitpun padaku?" Tasya bertanya sambil menahan air mata yang akan turun deras di kedua pipi tirusnya.     

"Kamu mau aku jujur? Aku akan katakan yang sejujurnya. Aku tidak pernah mencintai kamu. Aku sudah menganggap kamu sebagai adikku sendiri." Jawab Jack tanpa melepaskan konsentrasinya pada jalanan. Tasya tersenyum dingin mendengar jawaban pria yang selalu ada disisinya selama beberapa tahun ini, sebelum dia pergi menghilang ke luar negeri dan membuat Tasya berhubungan dengan pria lain lagi hingga kini tubuhnya berbadan dua akibat pergaulan bebasnya dengan seorang pria yang merupakan anak dari salah satu teman bisnis ayahnya.     

"Ha … ha … hahahaha, bagus sekali. Jadi, selama ini cintaku hanyalah menepuk angin. Aku mencintai pria yang tidak mencintaiku. Hahaha, bagus sekali hidup ini mempermainkan takdirku berulang kali. Hiks hiks … kapan aku merasakan kebahagiaan sejati? Kapan aku bisa menjadi perempuan yang sangat dicintai seorang pria? Bahkan ayahku sendiri sudah tidak mencintaiku sejak dia berselingkuh dengan sekretarisnya." Suara lirih dan tawa memilukan Tasya membuat Jack mau tidak mau mengurangi laju kecepatan mobilnya dan semakin lama kecepatannya terhenti dan akhirnya Jack menepikan mobilnya di pinggir jalan.     

"Tasya, belajarlah untuk mensyukuri apa yang kamu miliki saat ini. Banyak orang yang ingin memiliki kehidupan yang kamu miliki ini. Kenapa kamu tidak berpikir ke arah sana?" Jack menatap perempuan yang sesenggukan menangis dengan menyembunyikan wajahnya dibalik kedua telapak tangannya.     

"Aku akan membawamu pulang ke ayahmu." Jack yang tidak bisa tahan melihat wajah seorang perempuan yang sedang menangis, langsung melanjutkan perjalanannya kembali ke rumah Haris, ayah Tasya.     

Ketika mobil Jack sedang berjalan lurus dengan kecepatan normal, tiba-tiba dari arah berlawanan arah datang sebuah truk besar berisi muatan yang sanagt banyak karena sampai membumbung ke atas. Tasya yang pikirannya sudah kosong, langsung mengambil alih kemudi stir dan sengaja menabrakkan mobil yang dikendarai Jack ke truk yang berjalan ke arahnya. Kecelakaan pun tidak bisa dihindarkan lagi.     

Tasya berpendapat, kalau dia tidak bisa mendapatkan Jack maka perempuan lain pun tidak bisa mendapatkannya. Oleh karena itu, dia memilih untuk mati bersama pria yang pernah memberinya semangat hidup selama bertahun-tahun dan melupakan aksi bunuh dirinya.     

"AAAAAARRGGG." Teriakan memilukan terdengar dari dalam mobil. Mobil Jack bergulingan diatas jalanan beraspal di tengah malam. Beberapa mobil yang ada ditempat kejadian langsung memberikan pertolongan pertama dengan menyelamatkan korban yang terjebak didalam mobil.     

-----     

Darren dan Lewis yang datang setiap hari untuk menjenguk sahabatnya itu, di hari ketiga ini saling bertukar pandang saat melihat Jack masih dengan seragam pasien dan tubuh terbaring lemah diatas ranjang, tiba-tiba melihat wajah tante Leona yang menatap ke arah mereka berdua.     

"Kenapa kalian berbohong padaku?" Jack tahu kedua sahabatnya datang dan langsung bertanya pada dua orang pria yang tampan dengan karakternya masing-masing.     

"Jack, bagaimana kabarmu hari ini? Apa kamu sudah lebih baik?" Lewis mengalihkan topik sambil meletakkan keranjang buah tepat diatas meja makan pasien.     

"Lewis, Darren, kalian bisa bilang padaku kalau Tasya menjadi korban jiwa dalam kecelakaan itu. Kenapa kalian harus berbohong padaku?" Jack berkata dengan suara tertahan.     

"Karena kesehatanmu lebih penting. Sudahlah, ikhlaskan Tasya. Dia sudah senang disana dan tidak akan merasakan sakit lagi." Jawab Darren.     

"Hahh, bukan itu …" Jack menghentikan ucapannya karena mengetahui mommnya masih ada didalam kamar ini.     

"Baiklah, mommy akan keluar. Kalian berdua jaga Jack baik-baik yaa." Leona menepuk pundak Darren dan Lewis secara bergantian.     

"Apa kamu juga tahu kalau …"     

"Ya, dia sedang hamil tiga bulan bukan?" Tanya Jack lagi. Darren dan Lewis mengangguk pelan.     

"Aku berani tes DNA kalau anak yang dikandung Tasya bukanlah anakku. Aku tidak pernah melakukan apapun padanya." Ujar Jack tiba-tiba.     

"Huh, lagipula siapa yang menuduh itu anakmu? Sudahlah, kamu fokus pada kesehatanmu saja. Kita jangan lama-lama di rumah sakit ini. Aku tidak suka dengan aromanya." Lewis mengerutkan bibirnya dan memencet hidungnya karena mencium aroam sabun pembersih lantai yang wangi karbolnya sungguh membuat kepalanya pusing.     

"Kalian tidak usah sering-sering menjengukku. Darren, aku dengar kamu masih menjalin hubungan dengan Briteny. Dan kamu Lewis, kamu juga dan Grace adalah pasangan saling menguntungkan saja. Kenapa kalian tidak ingin serius untuk menikah?" Sepertinya sakit yang diderita Jack tidaklah parah karena pria itu masih punya waktu untuk mengurusi kehidupan percintaan kedua sahabatnya itu.     

"Aku dan Britney bukanlah urusan kamu," Ucap Darren dengan seringai sinisnya.     

"Aku dengan Grace pun hanya berteman, tidak lebih." Jawab Lewis.     

"APA? BERTEMAN?" Spontan Jack dan Darren tertawa terbahak-bahak mentertawakan sang teman yang tampang playboy tapi sebenarnya hanya memiliki satu pasangan seks yang sama. Lewis adalah tipe pria yang senang menikmati hidup tapi hanya dengan perempuan penurut dan tidak banyak menuntut. Grace adalah perempuan yang selalu mengikuti kemauan Lewis oleh karena itu mereka berdua sangat cocok.     

"Sebentar, aku terima telpon dulu." Tepat sekali mereka sedang membicarakannya, Grace menelpon Lewis untuk menanyakan kabar Jack. Pria itu pun keluar dari kamar untuk berbicara dengan leluasa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.