The Eyes are Opened

Penunggu Motel Tua



Penunggu Motel Tua

0"Bye Ndra! See you next month!" Ucap Claudi yang langsung meninggalkan kelas selepas bel pulang sekolah berbunyi.     

Saat itu aku masih beberes buku dan barang-barang ku sebelum meninggalkan kelas. Kelas mulai sepi tinggal beberapa anak yang masih enggan untuk beranjak dari kursi mereka, dan enggan untuk meninggalkan sekolah. Aku sangat senang siang itu karena mulai besok aku sudah libur sekolah selama dua minggu kedepan dan baru masuk sekolah lagi di bulan Agustus. Liburan yang ku tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Serasa ingin bermalas-malasan di rumah tanpa buku pelajaran dan tanpa harus bangun pagi. Aku memasukkan barang-barangku dengan segera dan cepat-cepat meninggalkan sekolah ini. Karin yang telah pulang terlebih dahulu, sehingga aku hari ini berjalan sendirian keluar gedung sekolah.     

[Drrrrttt-drrrrtttttt]     

Suara ponselku bergetar di dalam saku, segera aku ambil dan melihat ada panggilan dari mama masuk.     

"Iya ma? Ini Andra masih di sekolah mau pulang." Ucapku.     

["Ayo cepat keluar! Mama sama papa sudah ada di depan gerbang. Hari ini kita langsung jemput kakakmu dan kita langsung jalan-jalan."] Ujar mama dengan nada ceria.     

"Terus baju-bajuku?" Tanyaku lagi.     

["Sudah mama bawakan semuanya. Keperluanmu juga sudah siap di koper. Yuk cepetan keluar sebelum tambah siang."] Ucap mama mengakhiri telepon.     

"Tumben banget papa mau liburan lebih awal? Apa jangan-jangan papa dapat jatah cuti lebih panjang ya?" Gumamku sambil berjalan menyusuri lorong sekolah dan tersenyum mendengarnya.     

Aku bergegas keluar dari gedung sekolah sambil berlari di sepanjang lapangan sekolah yang sangat lebar menuju gerbang sekolah di depan sana. Terlihat mobil Innova berwarna hitam telah menunggu ku dengan memberikan sinyal lampu sein yang menyala. Aku membuka pintu dan memasuki mobil, mama papa yang duduk di bangku depan telah bersiap untuk jalan-jalan dengan menggunakan pakaian baju tidurnya serta tak lupa kacamata hitam yang menghiasi wajah mereka.     

"Mama papa kenapa sudah pakai baju tidur?" Tanyaku heran.     

"Yaaaa... karena kita akan jalan-jalan ke puncak malam ini. Nanti kan jemput kakakmu dulu, kamu bisa mandi dan ganti bajumu di kos kakak. Kita baru jalan lagi ke puncak pasti sudah sore, jadi ya mama sama papa langsung aja pakai baju tidur. Hehehehe.. Ow ya itu di gantungan kursi ada makanan, kamu makan dulu selama di jalan biar nggak lapar."     

"Ya ma." Ucapku sambil mengambil kotak makan yang telah di sediakan oleh mama.     

Meter demi meter jalan raya telah di lalui, sepanjang perjalanan aku melihat banyak pemandangan yang indah, baik itu pohon-pohonnya yang rindang dan sinar matahari yang menyelip masuk di antara daun-daun pohon. Serta hamparan sawah yang masih baru saja di tanami padi, sehingga masih hijau dan segar di pandang. Perjalanan kami di tempuh selama dua jam dari sekolahku, dan hingga akhirnya aku tiba di tempat kos-kosan kak Dita pukul 03.00 sore. Kak Dita yang telah menunggu kami langsung keluar dari kamar kosnya dan menyambut kami untuk masuk ke dalam. Aku yang baru sampai di kos-kosan kakak cepat-cepat membawa tas yang berisi baju gantiku dan cepat-cepat masuk ke kamar mandi, karena aku tahu bahwa para penghuni kosan kak Dita jika saat mandi sangat lama, bisa 1-1.5 jam lamanya. Sedangkan aku hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk mandi. Selagi aku mandi, mama dan papa beristirahat di dalam kamar sambil rebahan di tempat tidur kak Dita, di temani dengan snack ringan yang dibawa dari rumah.     

"Kaaakkk kamu sudah packing barang-barangmu?" Tanya papa.     

"Sudah pa. Ini barangku. Nanti tinggal angkut aja kok." Ucap kakak sambil menunjukkan satu travel bag yang sudah siap di depan pintu kamarnya.     

"Papa sudah booking hotel apa belum ini? Kebiasaan papa kalau ajak pergi ndadak gini mesti belum booking." Omel kakka.     

"Yaaa emang papamu belum booking hotel. Bilangnya nanti mau pesen aja langsung di puncak. Toh harganya juga sama yang di aplikasi." Ujar mama yang merapikan rambutnya.     

"Hiiiiihhh papa nih ya sudah Dita asih tahu berkali-kali kalau mau pergi-pergi itu harus di rencanakan dulu! Booking hotel lewat aplikasi itu jauh lebih murah! Kan luayan selisihnya 100-300ribu per malam pa. Sini Dita pesenin dulu aja! Apalagi ini sudah musim liburan nanti malah penuh lho!." Omel kakak yang terdengar hingga ke depan kamar saat aku baru selesai mandi.     

"Apa'an sih ma? Kok kakak ribut banget? Sampe kedengeran di depan lho." Tanyaku pada mama yang duduk di depan cermin kamar.     

"Ya biasa papamu bikin kakakmu cerewet lagi tuh. Kamu sudah selesai Ndra? Sudah gini aja? Nggak sisir dulu? Baju kotormu mana? Masukin ke kantung kresek sana, terus masukin ke dalam tas yang tadi." Ucap mama yang tanpa henti memberitahuku.     

"Iyaaaaa.. Andra tahu diri kok ma."     

Selagi aku beberes barangku, ponselku berbunyi terdapat pesan yang masuk. Aku mengambil ponselku yang aku taruh di meja belajarnya kakak dan melihat siapa yang mengirim pesan.     

"Kak Andrew? Kenapa ya? Apa masalah yang tadi siang waktu mau ngajak bicara berdua sama aku?" Gumamku heran.     

Aku membuka pesannya dan ia bertanya jika kak Andrew di hubungi dengan Karin dan ingin membicarakannya dengan maminya, ia meminta pendapatku giamana enaknya. AKu yang membacanyapun keheranan kenapa ia menanyakan hal seperti ini padaku. Padahal aku tak memiliki hubungan apapun dengannya. Tanpa kusadari kak Dita yang sedari tadi memperhatikan isi pesanku dari belakang punggungku menyenggol pundakku dengan lengannya dan mengajakku ke depan agar tak di dengar sama mama dan papa. Akupun mnegikuti kakak yang berjalan keluar kamar terlebih dulu lalu menemuinya di balkon kosan.     

"Adduuuhhhh.. kamu ini bego atau apa sih dek? Itu cowo suka sama kamu tahu nggak sih! Masa gitu aja nggak peka?" Ucap kakak yang langsung to the point saat aku menemuinya.     

"Iiihhhh kakak kok bisa bilang gitu sih? Lagian aku juga baru kenal dengannya kok."     

"Tapi dia itu tanya kaya gitu itu berarti dia cowok yang menghargai ceweknya terlebih dulu. Apa dia sudah nembak kamu?"     

"Hah? Nggak ada nembak kok."     

"Yaaahhh... kalau belum nembak ya agak susah juga sih... Emang Karin yang di maksud itu karin teman kecilmu itu ta?"     

"Iyaaa.. Karin lagi kena masalah keluarganya, papinya kena pelet cewek dari kantornya, jadi kak Andrew mau bantu Karin agar papinya terlepas dari pelet itu." Terangku. Disaat yang sama mama mencari kami dan menanyakan perihal hotel yang ingin di pesan.     

Kakak mencari beberapa kali di aplikasi hotel yang masih kosong, sayangnya semua hotel hari itu sudah penuh dan tak ada kamar yang tersisa. Beberapa motel atau villa pun juga sudah di booking. Kakak mulai khawatir nggak dapat tempat menginap malam ini dan tak berani menceritakannya pada papa mama saat itu. Hingga akhirnya kakak menemukan satu motel yang bergaya klasik jawa yang masih memiliki kamar kosong banyak di aplikasi itu. Sebelum memesan kamar yang di inginkan, kakak memberitahu papa terlebih dahulu.     

"Paaaaa... ini ada tinggal motel yang kosong! Mau nggak nginep di sini?" Ucap kakak sambil menunjukkan foto-foto motel tersebut dari aplikasi.     

"Iya boleh deh. Unik tempatnya. Bagus, kelihatan asri juga. Coba lihatin kamar mandinya kak." Tanya papa.     

"Ini pa, kamar mandinya terpisah gitu, di luar kamar, dan pakai dinding gedeg." Ucap kakak sambil menunjukkan foto kamar mandi motel itu pada papa mama, aku pun ikut melihat kondisi dan suasana motel yang dilihatkan oleh kakak saat itu. Emang terlihat asri dan unik tempatnya. Estetik banget, baik dari receptionisnya, lobi, kamar dan ruang makannya seakan tinggal di desa.     

Akhirnya papa memutuskan untuk memesan kamar motel itu dua kamar, satu kamar untuk mama dan papa, satu kamar lagi untukku dan kakak.     

"Mau berangkat jam berapa pa?" Tanyaku yang melihat jam di dinding kamar sudah menunjukkan pukul 05.15 sore.     

"Uhhmmm ya bentar lagi aja deh. Papa lapar nih, gimana kalau kita cari makan dulu lalu baru jalan ke puncak." Ujar papa yang langsung bangun untuk pergi mencari makan.     

Kami yang mendengar hal tersebut akhirnya segera bergegas mengambil barang-barang bawaan kami dan membawanya kedalam mobil, agar tak perlu kembali lagi ke kosan kakak.     

Aku bersama kakak memasuki mobil terlebih dahulu, sambil menunggu mama dan papa mengatur barang bawaan kami di bagasi. Aku mengambil selimut dan bantal leher di kursi belakang yang hendak di lipat, dan kakak memeluk boneka teddynya sambil mendengarkan lagu kesukaannya lewat headphone. Akhirnya kami berangkat membeli makanan yang dekat dengan kosan kakak dan beberapa makanan ringan yang dapat kami makan di tengah jalan jika kami kelaparan. Kami makan di salah satu resto nasi padang di sebuah ruko yang terkenal ramai dengan pengunjung. Ya nggak salah jika resto ini sangat ramai pengunjung, makanan di sini memang enak dan porsinya banyak. Jika membeli di sini juga harus rela antri kurang lebih 15 menit sampai 20 menit tiap orang.     

Pukul 18.45 WIB. Kami selesai makan malam, dan langsung beranjak meninggalkan tempat makan dan berjalan menuju mobil kami yang terparkir di depan resto padang. Melihat hari yang mulai gelap, papa bergegas membawa mobil dengan kecepatan di atas 100km/jam saat melewati jalan tol. Selama perjalanan terasa sangat lama dan jalanan saat itu sangat padat, banyak yang menuju ke puncak sehingga kami terjebak macet di dalam kota yang menghubungkan dengan jalan ke puncak selama satu jam lamanya. Aku dan kakak merasa lelah selama menunggu jalan lancar kembali hingga akhirnya kami tertidur di dalam mobil selama perjalanan. Tak terasa kami telah tertidur selama dua jam perjalanan, dan saat aku bangun kami telah tiba di puncak yang sangat ramai dengan wisatawan dan banyak pedagang makanan yang masih berjualan hingga tengah malam. Kami tiba di puncak pukul 22. 00 WIB dan kami harus naik ke atas lagi untuk dapat tiba ke motel yang kami pesan. Kakak terbangun dari tidurnya dan melihat ke luar jendela.     

"Pa, kok jalannya gini banget? Nggak salah jalan ta ini?" Tanya kakak yang heran.     

"Iya betul kok, sesuai mapnya juga." Ucap papa yang terus memperhatikan map online.     

Malam itu kami melewati jalan kecil yang hanya cukup di lewati satu mobil dengan di kelilingi hutan dan tebing yang curam. Suasana mencekam hingga ke dalam mobil, hawa di mobil sangat dingin hingga kami harus mengambil jaket dan membungkus tubuh kami menggunakan selimut yang kami bawa. Kakak yang tadinya duduk di dekat pintu, tiba-tiba bergeser kearah ku yang dan memeluk lenganku. Perasaanku semakin tak nyaman, seperti banyak orang yang mengawasi mobil kami dari luar. Semakin lama mobil kami berjalan, jalanan yang kami lewati semakin sepi dari kendaraan bermotor dan hampir tak ada lampu penerangan jalan di sekitar kami, hanya lampu mobil yang menerangi setiap jalan yang kami lewati.     

"Pa, coba sini lihat mapnya! Kok aneh gini sih jalannya?" Ucap kakak yang semakin khawatir.     

Seketika itu juga papa memberhentikan mobilnya dan mengecek ulang map di ponselnya. Lalu memberikannya kepada kakak. Kakak memastikan map di ponsel papa dan signal diponselnya aktif. Saat kami sedang berhenti tiba-tiba ada seorang kakek-kakek yang berjalan dari arah depan mobil kami, beliau menggunakan baju adat jawa dan menggunakan topi peci di kepalanya. Tanpa pikir panjang lagi papa menanyakan arah motel kami kepada kakek tersebut dan kakek itu memberikan arahan menggunakan tangannya yang menunjukkan harus berjalan lurus lagi di depan sana. Setelah mendengarkan penjelasan dari kakek itu, papa langsung membungkuk sebanyak tiga kali seperti memberikan hormat dan terimakasih pada kakek yang sudah menunjukkan arah pada papa. Papa langsung berlari menuju mobil dan dengan cepat masuk ke dalam, lalu menyetir kembali sesuai arahan dari kakek itu. Kami melewati beliau sambil menyapanya lagi, kakek itu hanya tersenyum dan mengangguk menanggapi salam kami. Bagiku kakek itu terlihat sangat aneh, seperti bukan manusia biasa dan aku mulai menggerutu serta mengomentari kakek yang barusan kami temui. Di saat yang bersamaan, aku menoleh kebelakang mobil memperhatikan kakek yang berjalan sendirian di tengah malam. Lalu..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.