The Eyes are Opened

Gadis kecil dan Boneka Kelinci (part2)



Gadis kecil dan Boneka Kelinci (part2)

0" Kwaaakkkk... Kwaaakkk... Kwaaaakkkkkk...".     

Suara burung hartu yang terbang kesana kemari membuat suasana malam itu menjadi lebih mencekam dari pada malam-malam biasanya. Angin malam berhembus terasa dingin dan lembab di kulit. Di sepanjang perjalananku pulang dari tempat les, jalanan terasa sepi dan sunyi. Menambah kengerian yang aku alami malam ini. Aku bergegas pulang ke rumah dan mengayuh sepedaku sekencang dan sekuat mungkin. Inginku cepat tiba di rumah dan istirahat di kamarku.     

Di kiri kanan sepanjang perjalanan menuju perumahanku, terdapat pepohonan jati yang tumbuh dengan lebat dan besar, serta beberapa lahan kosong dengan semak belukar dan perkebunan pisang milik warga yang terbengkalai. Jalanan yang mulai menyempit dan hanya ditemani lampu jalan yang temaram di sepanjang jalan. Tak banyak pengendara sepeda motor maupun mobil yang melintas di jalan ini, hanya beberapa kendaraan saja karena tak banyak yang tahu jika jalan menuju perumahanku dapat dilalui hingga jalan besar menuju tol. Apalagi perumahanku ini merupakan perumahan yang sangat baru di bangun dan termasuk perumahan yang terpencil. Suara burung hantu dan kelelawar yang saling bersautan membuat bulu kuduku berdiri dan aku merasakan puluhan mata sedang mengawasiku dari seluruh arah. Aku mengayuh dengan kencang sepeda yang ku naiki agar cepat sampai di rumah. Tak lama setelah itu aku tiba di rumah dan segera aku masuk kedalam tanpa melihat kanan dan kiri.     

" Sudah pulang ndra? Tumben cepet?". Tanya mama yang sedang duduk di ruang tamu sambil baca artikel di tabletnya.     

" Iya ma. Andra pulang cepet hari ini.. Lesnya selesai lebih awal soalnya. Ma, Andra ke kamar dulu ya..". Jawabku pada mama yang masih tetap baca artikel di ruang tamu dan aju berlalu menaiki tangga lantai dua menuju kamarku.     

" Ndraaa... jangan lupa makan malamnya mama sudah siapin di meja makan yaaa...". Teriak mama dari bawah ketika aku menaiki tangga.     

" Iyaaaa ma.. nanti Andra turun makan malam sebelum papa pulang..".     

Aku masuk kamar dan langsung berbaring di kasur, sejenak aku memejamkan mata sambil menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya pelan-pelan. Aku melakukannya beberapa kali sembari menenangkan pikiran dan energiku. Aku sedikit shock dengan apa yang telah ku lihat tadi waktu di tempat les.     

" Aku tak tahu apa yang diinginkan gadis itu padaku, apa dia tak menyukaiku berada di sana atau ingin mencoba berkomunikasi denganku. Tapi aku belum pernah sekalipun berkomunikasi dengan mereka.. caranya pun aku tak tahu bagaimana? Huuufftttt..". Helaan nafas panjangku mengakhiri pikiran dan perasaan tak nyaman ini dan tak lama aku ketiduran untuk sesaat.     

" Maaaa... Papa pulang..". Ucap Papaku setiap pulang kerja dan ketika memasuki rumah.     

" Iya paa.. hari ini tumben pulang lebih awal? Kerjaanmu tidak terlalu sibuk ya?". Sambut Mamaku ketika Papa memasuki rumah.     

" Nggak juga.. banyak klien yang minta perpanjangan waktu tenggat bayar aja, sama papa follow up klien-klien lama. Yaahhh... biasa kalau nggak di follow up mereka bisa hilang gak ada kabar..".     

" Yaahhh yang sabar aja pa.. namanya juga kerja, apalagi masa-masa kaya gini. Harga makin lama makin naik terus, nilai dollar per hari ini naik 1500 lho pa.. makanya mungkin semua penguasa mutar uang mereka agar tidak merugi. Ya sudah, papa cepat mandi dan makan malam gih. Aku sudah masakin semur daging kesukaanmu".     

" Iya. Aku tak mandi dulu.. Andra kemana mam? Koq gak liat dari tadi? Belum pulang les?"     

" Sudah kok td pulang sore juga, terus langsung ke kamar.. Biar aku cek dulu sekalian panggil buat makan malam". Ucap mama yang langsung naik ke kamarku. Papaku merupakan seorang yang pekerja keras, ia akan melakukan apapun demi mencapai target dan tujuannya agar kehidupannya menjadi lebih baik. Beliau saat ini bekerja sebagai manager marketing dan juga sebagai dosen management di universitas swasta. Sesibuk apapun papa selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama dengan keluarganya terutama di hari weekend yang selalu menjadi agenda quality time baginya. Didikan yang keras sejak papa kecil membuat mental dan sikap papapun keras, oleh karena itu papa memiliki sifat yang pantang menyerah terhadap apa yang diinginkannya. Namun, meskipun papa memiliki sifat yang seperti itu, beliau tak memaksa kami anak-anaknya seperti beliau karena menurutnya setiap anak lahir kedunia memiliki karakter tersendiri dalam berjuang hidup dengan caranya sendiri.     

" Ndraaaa... Andraaa... ayoo makan malam dulu nak.. papa sudah tunggu di bawah lhooo..". Suara mama yang memanggilku dari depan pintu namun waktu itu aku masih tertidur. Hingga mama memanggilku berkali-kali dan masuk ke kamarku, dan menemukan ku tertidur dengan masih menggunakan pakaian yang aku pakai pergi les. Mama berusaha membangunkanku agar aku dapat mengganti pakaianku dengan pakaian tidur terlebih dahulu. Setelah beberapa kali aku di bangunkan mama, akhirnya aku terbangun dengan kondisi kepalaku yang terasa berat sebelah hingga susah sekali untuk beranjak dari tempat tidur.     

" Maaaa... kepalaku pusing bangeettt.. uuukkkhhh..". Erangku pada mama yang membersihkan barang-barangku sepulang les.     

" Kok bisa pusing? Kamu sakit? Demam nda?". Sambil menaruk tangannya di dahiku untuk mengetahui apakah aku demam atau tidak.     

" Hmmm... ayo makan dulu terus minum obat sakit kepala ya nak, baru kamu istirahat lagi". Sembari meninggalkanku hendak keluar kamar, aku memanggilnya kembali.     

" Maaaaa... sini bentar deh.. Andra tadi sempat mimpi aneh.. aneehhh banget.. sampai gak ngerti apa mimpi ini beneran apa hanya mimpi biasa". Ucapku sambil memegang kepala yang pening dan duduk di pinggir kasurku dan mama menghampiriku dan duduk di sebelahku sambil mendengarkan dengan seksama.     

" Aku tadi waktu di tempat les itu dilihatin ada anak kecil bawa boneka kelinci gitu, padahal miss Jeny gak punya adik lagi.. Anak itu... uhmmm.. pakai piyama kuno gitu, teruss agak pucat dan bonekanya juga kelihatan lusuh.. Dia terus meperhatikan aku sampai-sampai tadi waktu aku ketiduran, aku mimpi tentang anak kecil itu ma.. kaya dia mau ajak ngobrol sama aku, ajak aku main juga..".     

" Hmmm.. itu bukan sembarang mimpi nak.. anak itu mencoba berkomunikasi denganmu, namun kemampuanmu masih belum melampauinya.. yaaahhh.. akhirnya kamu cuman merasa seperti itu saja di mimpimu.. tapi tetap inget lho ya.. kamu mulai saat ini dengan memiliki kemampuan ini harus banyak berdoa dan berpuasa agar kamu terus diberi petunjuk olehNya dan diberi perlindungan. Ya sudah cepat ganti pakaianmu dan cepat turun kebawah.. papa sudah tunggu kita makan malam". Ucap mamaku sambil berjalan menuruni anak tangga. Dengan segera aku mengganti pakaianku dan ikut makan malam bersama mama papaku. Kami makan bersama tanpa membahas apa yang sedang aku alami pada papa, karena aku tak ingin papa khawatir akan apa yang aku alami. Cukup mama saja yang mengetahuinya dan menjadi sumber aku berbagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.