The Eyes are Opened

Usil (Part 3)



Usil (Part 3)

0Setelah kehebohan pagi tadi yang terjadi, para gurupun banyak membicarakan kejadian-kejadian yang sering mereka alami selama mengajar dan bekerja di sekolahku. Sehingga beberapa guru berinisiatif untuk memanggil pengusir roh, namun hal tersebut menjadi pro dan kontra bagi para guru yang lainnya. Hingga kepala sekolahku memutuskan untuk membiarkan kejadian tersebut selama tidak membahayakan keselamatan para siswa dan siswi. Tiga siswi yang mengalami kejadian tadi pagipun di panggil ke ruang BK untuk diselidiki lebih dalam lagi apa yang terjadi pada mereka.     

Sementara itu...     

" Andraaaa... ayo jajan ke kantin yuk.. aku lapar..". Ucap Karin yang datang ke kelas ketika jam istirahat.     

" Ya udah yuk.. aku juga pengen makan risol mayonya Bu Eka nih". Ucapku.     

" Ndraaa aku juga nitip snacknya Bu Eka juga dong pisang goreng 2 biji yaaa..". Timpal Andini yang berteriak dari tempat duduknya.     

" Aku juga ya Ndraaa teh botol dingin dua..". Kata Alex.     

" Ihhh kalian ini ya.. sudah-sudah ini aja ya yang nitip gak ada lagi.. tinggal bentar nih jam istirahatnya.. dahhh.. byeee..". Ujarku dengan sedikit kesal karena saat itu aku merasa lapar.     

Aku bersama Karin langsung berlari menuju kantin, karena jam istirahat tersisa 20 menit lagi. Sesaat aku berlari menuju tangga turun, aku sempat melihat hantu penunggu kamar mandi cewe sedang terdiam duduk di atas tembok bilik toilet dan tersenyum kepadaku. Aku hampir saja jatuh sewaktu melihatnya karena tak melihat jalan di depanku.     

" Bu Ekaaa..".     

" Ya neng.. mau beli apa?".     

" Risol mayonya satu, pisang gorengnya dua, sama es teh botolnya dua ya bu.. Rin, kamu apa?".     

" Aku bihun goreng aja satu bungkus.."     

" Bu, tambah bihunnya satu ya.. berapa totalnya?"     

" Semuanya 12.000 rupiah neng..".     

" Ini bu uangnya.. makasi ya bu.."     

" Iya neng sama sama..". Jawab Bu Eka sembari aku meninggalkan warung kantinnya.     

" Ehmmm Ndra, tadi waktu kita mau turun tangga itu kamu lihatin apa sih sampe nggak fokus gitu jalannya?". Tanya Karin tiba-tiba.     

" Hah? Oohh..itu.. uhmmm aku ngelihat penunggu toilet cewek di atas itu.. (dia) tersenyum kearahku. Entah apa maksudnya, tapi di lihat dari senyumnya tak ada maksud buruk padaku". Jawabku pada Karin.     

" Hahh?? Yang bener?? Terus penunggunya itu cewe apa cowo??".     

" Itu hantu cewek kok.. aku rasa (dia) gentayangan juga karena ada dendam masa lalu sebelum meninggal tak tersampaikan dengan tenang makanya dia seperti itu setelah meninggal".     

" Heeeee??? Bisa gitu ya??".     

" Uhhmmm.. bisa jadi.. kebanyakan bukannya gitu ya?".     

" Yaa.. aku sih gak terlalu ngerti hal begituan Ndraa...".     

" Kamu makan di kelasku aja ya Rin, nanti sepulang sekolah aku yang ke kelasmu".     

" Oke deh..".     

Ketika tiba di kelas..     

" Oiiii guyysss.. nih titipan kalian!!".     

" Aye-ayeee..". Sorak Alex dari bangkunya.     

" Makasi ya Ndraa..". Ucap Andini.     

" Yups, sama-sama.. oh ya lex nanti jangan lupa les lho.. dan aku sama Claudi berencana datang lebih awal buat ngemil dulu di tempat les.. kamu mau ikut nggak?".     

" Hah?? Yang benar?? Mau lahhh.. kapan-kapan sepulang les kita makan-makan bareng aja gimana?". Ujar Alex.     

" Ehhh.. boleh tuh.. pasti asik pulang les kita makan-makan..". Timpal Claudi.     

Ketika jam istirahat hampir selesai tiba-tiba suara riuh terdengar dari toilet cewek. Aku bersama teman-temanku langsung saja berlarian untuk melihat apa yang sedang terjadi. Ketika aku bertanya pada beberapa anak yang ada di sekitar toilet apa yang terjadi, mereka hanya bercerita jika ada hal mistis yang terjadi di toilet cewek ini.. entah apa yang terjadi karena pada saat kejadian tak ada orang yang memperhatikan. Lalu aku berinisiatif untuk memeriksa kondisi toilet tersebut, karena aku merasa semua yang terjadi hari ini ulah si penunggu toilet ini. Dan benar saja, (dia) yang membuat ulah pada beberapa anak-anak di sekolah ini menjadi ketakutan. Aku melihat (dia) terlihat bahagia kegirangan setelah menjaili anak-anak perempuan yang menggunakan toilet cewek ini. Entah apa maksud dan motivasinya, namun (dia) sangat menikmati permainan yang (dia) lakukan. Tak lama kemudian guru BK datang untuk membubarkan kami dan murid-murid lainnya yang berkumpul di depan toilet cewek serta membawa murid yang mendapat gangguan dari si penunggu toilet ke ruang BK.     

" Kenapa sih Ndra?" Tanya Karin padaku yang saat itu mengikuti hingga ke depan toilet cewek.     

" Ohhhh.. ini.. ulah si (dia) yang gangguin anak-anak". Ucapku pada Karin.     

" Iiihhh.. kok gitu sih?? Kan jadinya kalo mau ke toilet gak bisa yang deket?! Masa iya harus berantrian ke toilet bawah??"     

" Yaaa.. mau gimana lagi?? Dari pada ketakutan di usilin (cewek) satu ini? Tapi kalo kamu mau uji nyali sih gak apa Rin.. hahahaha..". Timpalku ke Karin agar dia tidak terlalu parno jika ke toilet.     

" Ya udah yuk balik kelas lagi..". Ajakku.     

Pada saat aku balik badan hendak pergi ke kelas, Merry penunggu toilet cewek tiba-tiba menghampirku. Persis (dia) berdiri di depan wajahku. Hanya 1cm jarak tersisa. Aku sangat terkejut karena (dia) tiba-tiba berada di hadapanku. Untungnya aku tak berteriak kencang sehingga tak membuat keributan dikala yang lain masih heboh. Karin yang berjalan di sebelahku pun terheran-heran kenapa aku tiba-tiba berhenti mendadak. Aku yang saat itu tak dapat berkata tentang apa yang ada di depanku, aku hanya terdiam dan beralasan pada Karin lalu kembali berjalan kembali ke kelas. Baru kali ini aku menembus makhluk tak kasat mata. Terasa dingin yang mencekam sesaat aku melewatinya. Namun yang tak dapat aku lupakan saat itu adalah tatapan matanya yang penasaran padaku apakah aku dapat melihatnya dan meresponnya. Benar-benar sangat dekat (dia) melihatiku, hingga sesak nafas rasanya ketika (dia) mendekat dan memperhatikanku. Seluruh bulu kuduku berdiri hingga aku tibaj di kelas. Keringat dingin berkucuran di pelipis dan belakang leherku. Wajahku seketika terlihat pucat pasi, efek terkejut melihat hantu di siang bolong. Aku duduk terdiam dan melamun cukup lama hingga tak menyadari teman-temanku memanggilku berkali-kali.     

Hingga akhirnya aku tersadar karena tamparan Claudi yang sangat keras dan terasa panas di pipiku.     

" Ndra?? Dyandra?? Lu gak apa? Lu kenapa? Kok bengong kaya orang linglung gt? Sampai-sampai gue sama anak-anak yang lain manggilin elu dari tadi gak ada respon? Baru gue tabok lu baru nyadar."     

" Hah?? Apa?". Ucapku yang masih setengah sadar seperti orang yang abis bangun dari pingsan. Hingga teman-temanku tertegun dengan tingkah lakuku.     

" Kamu nggak apa-apa Ndra?". Tanya Karin yang ternyata masih di kelasku.     

" Ohh, nggak apa-apa kok..". Jawabku singkat tanpa memberi penjelasan apa pun yang aku lihat tadi.     

" Yakin kamu nggak apa-apa??". Tanya Karin lagi.     

" Iya rin.. aku nggak kenapa-kenapa kok.. tadi cuman agak pusing aja.. terus aku ngerasa gelap gitu pandanganku..kaya orang mau pingsan gitu.. tapi gak apa-apa kok?". Jelasku.     

" Apa lu gak mau ke ruang UKS aja ndra? Biar istirahat dulu gitu kalo lu pusing?"     

" Nggak-nggak perlu kok."     

Selang beberapa menit lonceng istirahat usai berbunyi, Karin langsung meninggalkanku dan ia kembali ke kelasnya. Aku mengikuti pelajaran yang tengah berlangsung seperti biasa, namun yang tak dapat aku lepas ialah pandangan Merry si penunggu toilet saat itu. Tatapan yang terlihat sedih dan menakutkan itu tak dapat kulupakan saat itu. Akhirnya aku berusaha untuk fokus kembali perhatianku pada pelajaran yang sedang berlangsung. Saat pelajaran sedang berlangsung, tiba-tiba..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.