The Eyes are Opened

Usil (part 4)



Usil (part 4)

" Toktoktok.. permisi pak.." terdengar suara dari depan pintu kelas. Saat itu guruku sedang duduk di bangkunya, dan mempersilahkan masuk siswa yang mengetuk pintu tadi.     

" Waahhh.. cakepnyaa..". Kata temanku Vonny yang duduk di depanku.     

" Iya.. lumayan nih buat gebetan.. kok aku baru lihat juga ya kakak kelas secakep ini?". Kata Ivana disebelahnya.     

" Eh Iv, tapi bukannya itu ketua osis ya?"     

" Lho? Kita emang ada osis ya?"     

" Kamu pikun atau amnesia sih?! Ya ada laahhh!!". Jawab Vonny gemas sambil mencubit pipi Ivana.     

" Eh Ndra, Andra!". Panggil Claudi.     

" Apa'an?". Jawabku yang masih bingung.     

" Ituuuuhhh lu di panggil pak Doni tuh!" Sambil menunjuk ke arah pak Doni. Langsung saja aku beranjak dari bangku ku dan berjalan menemui pak Doni yang masih duduk di bangkunya.     

" Ya pak?". Tanyaku pada pak Doni.     

" Eh gini Ndra, kamu kan pintar menggambar dan sejenisnya ya? Kamu bantu tugas osis ya? Buat bikin design dekor panggung? Nanti kamu akan saya nilai kok kesiswaan kamu.. jadi ini nggak cuma-cuma..". Terang pak Doni dengan ekspresi yang merayu.     

" Bapak ngerayu saya buat ngerjain tugas Osis nih sekarang? Kenapa harus saya pak?"     

" Iihhh nih anak malah tanya baliknya begitu.. udah-udah, saya paksa kamu untuk bantu tugas osis ya! Karena kekurangan anggota. Titik! Gak pake tapi-tapian! Paham Ndraa!"     

" Ihhh bapak langsung ngegas aja.. hehehehe.."     

" Kamu ya! Sama saya aja beraninya bercanda!" Sudah sana ikuti Bayu ke ruangan Osis biar di jelaskan tugas-tugas kamu."     

" Iya pak!".     

Setelah mendapat persetujuan dari pak Doni, kak Bayu meninggalkan ruang kelasku dan aku mengikutinya dari belakang menuju ruang osis yang terletak di ujung pojok sekolahan. Tak banyak siswa maupun siswi yang berani berkumpul di depan ruangan osis, karena ruangan osis benar-benar terletak di ujung gedung sekolahan yang tak banyak siswa kunjungi, dan sering kali daerah ruangan osis tak di terangi oleh cahaya lampu, sehingga menambah kesan angker di dalamnya.     

Kami berjalan tanpa berbicara satu katapun dan aku hanya mengikuti kak Bayu hingga ke ruangan osis.     

Setibanya di ruangan osis ternyata telah banyak anggota osis yang lain.     

" Hallloo..". Sapa kak Dini, sekretaris osis yang juga atlet badminton. Ia sering sekali mewakili sekolah dalam kejuaraan badminton baik antar sekolah maupun kejuaraan nasional. Tak hanya prestasi olahraganya yang sangat membagakan, kak Dini ini terkenal cewek yang sangat baik dan cantik. Parasnya yang cantik itulah membuat kak Dini juga sering muncul di cover majalah remaja dan olahraga.     

" Haaiii.. Selamat datang yaa..". Sapa kak Johan. Si atlet basket yang terkenal di sekolahku. Dengan postur tubuhnya yang tinggi tegap dan paras yang tampan membuat banyak cewek di sekolahku menyukainya. Tapi siapa sangka dengan kepopulerannya, kak Johan merupakan orang yang supel dan ramah. Ia juga orang yang sangat dermawan pada semua orang. Yaahhh.. bisa di bilang seperti pahlawan gitu.     

" Oke guys.. kenalkan team baru kita namanya Dyandra dari kelas 8B. Dia akan bantu untuk segala hal tentang design dan dekor. Jadi nanti team kamu bersama Tania, Mega, Johan, Andrew, dan Sam ya Ndra. Nanti Johan akan bantu kamu untuk menjelaskan detail apa aja yang akan kalian kerjakan. Oke Jo?". Ucap kak Bayu sambil memberikan jempol pada kak Johan.     

" Iya kak, makasi ya kak..". Ucapku pada kak Bayu yang tak lama setelah itu meninggalkan ruangan osis.     

" Halooo.. kenalin namaku Johan. Ini Tania, Mega, dan Sam. Yang lagi duduk di ujung sana sambil pake headphone itu namanya Andrew. Yang lagi nulis buku laporan itu namanya Siska, dia itu bendahara osis.. jadi kalo nanti team kita butuh dana untuk dekor bisa minta uangnya ke dia Ndra.. Lalu yang tiduran di pojokan itu namanya Budi, dia bagian humas dan kedisiplinan.. biasanya dia ditemani sama Alex, tapi hari ini Alex nggak ada di sini.. orangnya lagi latihan band di ruang musik. Jadi di osis ini ada 10 orang anggotanya..". Jelas kak Johan memperkenalkan seluruh anggota osis siang itu.     

" Uhmm.. kak kalau yang lagi berdiri di sebelah lemari itu siapa?". Tanyaku pada kak Johan.     

" Hah? Yang berdiri di sebelah lemari? Mana Ndra?". Sontak saja aku kaget dengan apa yang barusan aku katakan. Setelah aku bertanya pada kak Johan seperti itu, lalu aku menoleh kembali melihat sebelah lemari tak ada seorangpun disana yang berdiri. Semua orang yang berada di ruangan osis siang itu terdiam dan melihat kearahku dengan tatapan keheranan. Langsung saja aku mengalihkan pertanyaanku dengan hal yang lainnya dan mencoba untuk memulai project yang akan dikerjakan.     

"(Gila gak sih tadi si anak baru tiba-tiba tanya hal yang aneh kaya gitu? Di siang bolong kaya gini lagi? Kan jadi bikin parno gak siiihh??)". Bisik Tania pada Siska yang saat itu mereka sedang duduk di depan ruang osis.     

" (Sssttt.. jangan kencang-kencang kamu Tan kalau bicara nanti ada yang dengar lho! Tapi ya bener juga sih.. apa lagi nanti satu bulan kedepan kita bakalan kerja terus di ruangan ini, belum juga kamu Tan yang bagian decor pasti bisa sampe larut malam kerja di sini..)". Ungkap Siska.     

" (Yaaaa.. mangkanya itu Sisss.. kan aku jadi parno gituuuu.. hmmm apa kalau tiap tugas decor malem aku serahin ke anak baru sama anak-anak cowok kali yah.. hehehehe aku biar bisa pulang awal..)".     

" Apanya yang bisa pulang awal Tan?". Tanya Bayu yang tiba-tiba datang.     

" Ahhh Bayuu.. itu les ku nanti pengen pulang awal aja.. hehehehe". Ungkap Tania yang mengalihkan jawaban dari Bayu.     

" Owww.. ya kalau kaku ingin pulang lebih awal di project ini gak apa juga kok Tan, tapi besok kamu gak usah ikutan project lagi.. akan aku ganti langsung dengan orang yang mau kerja". Ujar Bayu dengan ketus.     

" (Uhmmm.. sudah-sudah Bay.. gak usah di perdebatin. Nanti aku ceritain aja gimana? Tapi nggak sekarang. Ya? Sepulang dari kerja project hari ini oke?)". Bisik Siska pada Bayu untuk mengalihkan suasana saat itu. Dan kak Bayu langsung masuk ruangan osis tanpa menjawab pernyataan dari kak Siska.     

Aku yang dapat mendengar seluruh obrolan mereka di luar berusaha dengan tenang dan berpura-pura tidak mengetahui apapun yang terjadi di luar sana dan tetap fokus mengerjakan design untuk dekor panggung perpisahan nanti.     

" ( Huuuffttt... untung kamu cepat menenangkan Bayu sis.. kalau gak ada kamu bisa-bisa emang aku didepak dari osis ini mungkin.. Untung kalian pacaran, jadi Bayu ada yang ngontrol emosinya)." Bisik Tania pada Siska.     

" ( Yahh enggak lah Sis.. emang mungkin si Bayunya lagi banyak pikiran terus nggak sengaja denger apa yang kamu omongin tadi.. makanya dia tambah sensi.. udah yuk kita balik masuk nggak enak sama yang lain)". Ajak Siska pada Tania.     

Pada saat yang sama aku melihat sosok laki-laki berdiri tepat di belakang pintu dan aku sempat melihat name tag segaram yang ia kenakan.     

" Ehh kak awas! Ada orang di belakang pintu tadi". Teriakku pada kak Tania dan kak Siska yang akan masuk. Seluruh orang yang berada di ruangan osis tertegun dan keherenan dengan apa yang aku ucapkan.     

" Hah? Ada siapa emang? Gak ada orang kok". Tanya kak Siska padaku setelah melihat dibalik pintu. Aku menyadari jika yang barusan aku lihat bukanlah manusia dan tak semua orang di ruangan osis dapat melihat makhluk halus.     

" Ahh maaf-maaf aku tadi salah lihat. Aku kira ada orang tadi di balik pintu". Ucapku untuk mengalihkan apa yang aku lihat barusan.     

" Sudah deh jangan bicara yang enggak-enggak di sini itu! Apalagi kamu baru juga gabung di osis udah bikin orang ribut. Haduuhh...". Ujar kak Tania padaku dengan nada kesal.     

Semua terdiam melihat kearahku dan kak Tania. Tak ada satu orangpun yang berani membuka suaranya. Hanya keheningan dan suara alat potong kayu yang terdengar di ruang osis. Tiba-tiba kak Andrew yang dari tadi asik melukis, menaruh kuasnya dan menarikku keluar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.