The Eyes are Opened

Kisah Kasih yang Berujung Maut.



Kisah Kasih yang Berujung Maut.

0Kisah yang tak pernah terungkap sama sekali yang pernah terjadi di sekolahku. Segala hal di tutupi dengan sangat rapat dan rapi sehingga tak ada yang tahu cerita ini sebelumnya, dan kisah membawa luka batin yang sangat dalam pada korban yang mengalaminya. Hingga luka itu dibawa mati oleh sang korban. Sangat sukar untuk di sembuhkan rasa sakit yang di terima keluarga maupun korban sendiri. Kini keluarga korban telah pindah ke luar negeri dan menetap di sana entah sampai kapan mereka akan kembali. Kedua orang tua Siska sangat terpukul atas kejadian meninggalnya anaknya serta menjadi trauma yang sangat berat terutama maminya. Endang, mami Siska yang mengalami trauma berat hingga harus di larikan ke psikolog untuk memulihkan kejiwaannya setelah meninggalnya anak sulungnya. Beberapa tahun lamanya maminya menjalani terapi di psikolog di ibu kota namun tak ada hasil yang sangat signifikan yang di terima. Papinya Siska yang bernama Hendra pun sempat stres dan membuat kinerjanya sempat menurun. Usaha yang sedang di bangun oleh ke dua orang tua Siska sempat terhenti sesaat untuk mereka memulihkan kejiwaannya. Kedua adik Siska yang bernama Merlia (15 tahun), dan Denish (11 tahun) terpaksa di titipkan kepada tante dari papinya. Kedua orang tua Siska sampai menuntut ke pengadilan atas apa yang telah di perbuat pacarnya, Anton. Bersama ke empat sahabatnya. Namun semua tudingan yang di ajukan di pengadilan juga tidak membuahkan hasil yang maksimal. Sehingga kasus yang di alami Siska akhirnya terhenti di tengah jalan dengan tidak ada hasil yang pasti dari pihak pengadilan, hanya hukuman tiga tahun yang di terima oleh Anton dan ke empat temannya tersebut. Mami papinya sangat marah dan kesal dengan pihak pengadilan dengan keputusan yang di terbitkan. Hingga akhirnya mami papinya Siska mengetahui jika jaksa dan hakim yang ada di pengadilan telah menerima uang sogokan dari orang tua Anton. Kedua orang tua Anton merasa malu jika sampai berita itu tersebar di kalangan media surat kabar dan stastiun TV kala itu sehingga menutup mulut semua saksi, penyiar berita hingga jaksa dan hakim yang menangani kasus anaknya tersebut. Berita itu akhirnya seakan tenggelam tak lama kemudian meskipun kedua orang tua Siska meminta pertanggung jawaban dari kedua orang tua Anton, namun tak ada hasil yang mereka dapatkan. Selang satu tahun lamanya setelah kepergian putri sulungnya, kedua orang tua Siska beserta kedua adiknya memutuskan untuk berpindah ke luar negeri untuk menghindari kenangan dan trauma yang ada di dalam rumah yang selama ini mereka tempati. Mereka sekeluarga pergi ke negeri Paman Sam dengan waktu yang cukup lama dan hingga hari ini mereka sekeluarga telah menetap dan tinggal di sana sebagai warga nergara sana dan hidup dengan tenang setelah beberapa tahun berjalan untuk sembuh dari rasa trauma yang telah mereka alami.     

Semua cerita ini berawal dari kejadian 11 tahun yang lalu di sekolahku. Sejak aku bersekolah di sini dan mendapatkan anugerah yang tak semua orang mendapatkannya, kau mendapat seorang teman tak kasat mata di sekolah ini. Ia selalu menghampiriku ketika aku sedang sendirian di manapun aku berada. Ia juga selalu bercerita berbagai hal dari masa ke masa hingga akhirnya ia bercerita tentang kematiannya. Yap. Meskipun dia sudah meninggal beberapa tahun lalu, namun kenangan-kenangan hingga ia meninggal tak dapat ia lupakan. Penyesalan dan dendam yang membuatnya hingga kini terus bergenyatangan tak tahu arah jalan pulang. Kala itu Siska, adalah seorang siswi dari sekolahku pada tahun 1990an. Ia hanya ingat kenangan-kenangan semasa beberapa bulan sebelum kematiannya. Saat itu ia masih duduk di bangku kelas dua SMA. Ia merupakan siswi yang sangat cantik di jamannya. Bisa di bilang ia merupakan primadona bagi anak-anak laki di angkatannya. Ia juga merupakan seorang ketua cheerleader di sekolah. Badan yang bagus bak model dengan tinggi 170cm, kulit kuning langsat bersih dan cerah, rambut lurus dengan panjang sepundak, serta mata yang sangat cantik bak orang arab menambah kemolekan yang di miliki Siska. Yap. Siska merupakan anak keturunan dari sepasang suami-istri yang memiliki darah campuran Indo-Turki. Hal ini lah kencatikan Siska saat itu terlihat sangat sempurna di mata teman-temannya. Hingga beberapa teman perempuan di sekolahnya terutama anak-anak kelas tiga terlihat sangat iri dengannya. Iya, mereka iri akan kecantikan yang di miliki Siska saat itu. Karena adanya dirinya hampir sebagian anak laki-laki di sekolahnya selalu memujanya hingga ada yang membuat fansgrup untuknya. Masa-masa SMA yang sangat menyenangkan ia alami selama satu tahun setengah. Ia bisa bermain bebas dengan teman-temannya, bercanda dan bergurau bersama, ataupun dapat pergi ke luar negeri bersama kedua orang tua dan adik-adiknya saat kedua orang tuanya melakukan trip bisnis. Siska sangat menikmati masa-masa itu hingga akhirnya ia bertemu dengan pujaan hatinya, Anton. Di sinilah hal yang tak terduga ia alami selama tiga bulan lamanya.     

Anton adalah seorang siswa di salah satu SMA Negeri di kotaku. Ia juga termasuk siswa yang terkenal di sekolahnya. Ia terkenal dengan prestasi basket yang sering ia menangkan dan juga paras tampan yang ia miliki. Hal itu membuatnya sering bergonta ganti pacar, dan Anton selalu memacari anak perempuan yang memiliki paras yang cantik dengan badan yang selalu bak model. Tak terhitung anak perempuan yang pernah ia pacari hingga ia mendapat predikat raja playboy di sekolahnya. Berawal dari sebuah turnament basket antar sekolah yang di adakan oleh pemerintah kota. Saat itu tim basket dari sekolahku bertanding melawan tim sekolahnya Anton. Sebelum pertandingan selalu di tampilkan satu pertunjukan Cheers. Di sinilah Anton pertama kali melihat Siska yang sedang tampil dan Anton mulai tertarik dengan paras cantiknya yang di miliki Siska.     

"Eh Sis, lihat tuh ada anak tim basket dari SMA N itu lihatin lu terus lho!" Ucap Marsha sahabatnya yang juga ikut tim cheers.     

"Hah? Mana?" Ucap Siska.     

"Ituuu.. itu lhoo yang pake baju nomor punggung 01 Anton Jr. itu lhooo!!" Ujar Marsha sambil mengarahkan Siska yang melihat Anton yang terus-terusan memperhatikan Siska kala itu.     

"Iiihhh apa'an sih kamu Sha.. kan jadinya malu.. lagian mungkin bukan aku kali yang di lihat. Bisa aja ada cewe lain yang di lihat. Aku nggak mau ke ge'er-an ah. Nanti sakit hati lagi kalau tahu bukan aku yang di lihat. Hahahahaha.. Udah yukk duduk di sana sambil ambil minum di panitia." Ucap Siska sambil berjalan menuju ruang tunggu bagi tim cheerleaders sekolah kami saat itu. Dan benar saja apa yang di katakan Marsha, Anton yang saat itu sedang duduk di bangku timnya selagi tim cheersnya bermain di tengah lapangan, ia tak sengaja mendapati mata Anton memperhatikannya terus kemanapun langkahnya berjalan. Sejak saat itu juga Siska tertarik dengan Anton.     

Setelah pertandingan basket telah usai dan di menangkan oleh sekolah kami saat itu, Siska yang hendak berjalan pulang dan keluar dari gedung olahraga bersama sahabatnya, seketika dihadang oleh beberapa anggota tim basket dari SMA N yang baru saja bermain melawan sekolahnya. Ia dan sahabatnya saat itu juga terkejut mengetahui jika mereka di hadang. Mereka sempat takut jika mereka akan di apa-apakan oleh tim basket itu, namun ketika mereka hendak berteriak minta tolong, Anton langsung datang dari balik punggung teman-temannya. Tatapan bingung dan terkejut terlihat di kedua wajah anak perempuan ini. Sampai-sampai Siska dan sahabatnya ini saling bergandengan tangan sangking takutnya dan tak ada yang berani melepaskan gandengan itu. Hingga akhirnya Anton memulai pembicaraan di antara mereka.     

"Uhmm.. maaf ya kalau aku dan teman-temanku membuat kalian takut. Tapi aku nggak ada niatan apapun kok sama kalian berdua." Ucap Anton mencoba menjelaskan maksudnya. Siska dan Marsha hanya terdiam tak menjawab ucapan Anton satu katapun karena mereka masih merasa takut.     

"Uhmm.. gini, gini.. aku cuman mau kenalan sama kamu kok. Boleh nggak?" Ujar Anton sambil memberikan tangannya kepada Siska yang berdiri di hadapannya. Terlihat Siska dan Marsha yang masih kebingungan hingga membuat Anton harus mengatakan maksudnya sebanyak tiga kali sampai akhirnya mereka mulai percaya dan berani berkenalan dengan Anton.     

"Uhh.. Namaku Siska dan ini sahabatku namanya Marsha." Ucap Siska dengan singkat.     

Mendengar hal tersebut wajah Anton seketika berubah lebih ceria dan tampak senyum yang sangat lebar menghiasi wajahnya. Ia terlihat sangat senang setelah mengetahui nama Siska saat itu. Tak lama setelah mereka berkenalan dengan singkat, Anton dan teman-temannya akhirnya berpamitan dengan Siska dan Marsha, lalu meninggalkan mereka berdua agar dapat pulang.     

"Oke. Makasi ya.. Namaku Anton dan ini teman-temanku Willy, Robby, Glend, dan Harland. Salam kenal ya.." Ucap Anton.     

"Haloo.. Salam kenal ya.." Ujar keempat teman Anton secara bersamaan. Siska dan Marsha yang mengetahui hal tersebut hanya tersenyum kecil dan melambaikan tangan mereka sebagai ganti perkenalan mereka.     

"Ya sudah kalau gitu. Kalian mau pulang kan? Kita juga pamit dulu ya.. Bye Siska.. sampai ketemu lagi.. Hati-hati ya di jalan." Ucap Anton sambil meninggalkan Siska dan Marsha di depan gedung dan menyusul teman-temannya yang telah berjalan meninggalkannya terlebih dahulu.     

Sejak saat itu Siska sering bertemu dengan Anton baik Antonnya yang menemuinya di depan sekolah ataupun mereka janjian bertemu di luar sekolah. Sejak saat itu juga beberapa bulan mereka saling mengenal akhirnya mereka mulai berpacaran. Tak ada hal yang mencurigakan dari sikap Anton pada Siska di awal pacaran. Semua berjalan lancar seperti biasa. Kedua orang tua mereka juga tak mengetahui jika Siska dan Anton menjalin kasih. Yah.. bisa di bilang Siska pacaran dengan cara backstreet karena kedua orang tua Siska yang masih belum mengijinkan Siska untuk menjalin kasih dengan pria manapun sampai Siska lulus dari SMA. Mereka berpacaran dan telah melewati dua bulan lamanya. Anton selalu bersikap baik dan manis di depan Siska sehingga semakin hati Siska menaruh cintanya pada Anton dan mulai ada harapan untuk dapat terus langgeng hubungan mereka. Namun siapa sangka jika saat manis-manisnya hubungan mereka ternyata di belakang itu semua Anton memiliki kekasih lain di sekolahnya. Hal itu di ketahui oleh salah satu sahabatnya yang lain, bernama Cantika yang juga telah memiliki pacar di sekolah Anton tanpa Siska mengetahuinya sebelumnya.     

"Sis, lu sama cowok lu baik-baik aja kan? Nggak ada masalahkan?" Tanya Cantika yang tiba-tiba mendatangi Siska saat jam istirahat sekolah.     

"Iya nggak apa kok. Emang kenapa sih? Kok tiba-tiba tanya aneh gitu ke gue? Ada apa sih ini?" Ucap Siska yang semakin penasaran dengan sahabatnya itu di ikuti dengan Marsha dan Jeny yang duduk di dekat Cantika. Semua ekspresi ketiga sahabatnya terlihat khawatir dan sedih melihat Siska saat itu. Hingga akhirnya ketiga sahabatnya memberanikan diri untuk bercerita apa yang telah mereka ketahui di belakang Siska selama ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.