The Eyes are Opened

Holiday



Holiday

0Tak terasa waktu berjalan cukup cepat. Terakhir kalinya aku ikut kegiatan di sekolah saat mengikuti lomba mading di Ibu Kota, yaahhh.. meskipun sekolahku tak mendapatkan juara selama perlombaan tersebut, namun aku merasa senang bisa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Meskipun banyak hal yang nggak bisa di ungkapkan terjadi kepada kami saat perlombaan selesai hingga di tengah perjalan pulang, namun itu adalah salah satu pengalaman yang tak terlupakan. Ujian Semester Akhir juga telah usai, beberapa anak di sekolah sedang sibuk mempersiapkan pentas seni dan bazar malam untuk memeriahkan pelepasan anak-anak kelas tiga yang akan memasuki ke dunia perkuliahan. Dan kini libur panjang sekolah sudah di depan mata. Tak sabar aku untuk dapat berlibur dan menikmati hari-hari malasku di rumah tanpa buku dan ujian yang terus ada setiap minggu. Aku sudah membayangkan dan merencanakan kegiatan apa saja yang akan aku lakukan selama liburan satu bulan kedepan sebelum memasuki kelas tiga. Tepat hari ini adalah hari Jum'at dimana hari terakhir di bulan Juni sebelum liburan tiba dan juga termasuk hari terakhir aku sekolah.     

[Teng! Teng! Teng! Teng!]     

Terdengar lonceng sekolah yang menandakan semua kegiatan sekolah sudah usai, akupun dengan cepat merapikan semua barang bawa'anku dan dengan cepat berlari keluar kelas. Menghampiri Pak Daud yang sudah menungguku di depan gerbang, lalu aku langsung pulang ke rumah dengan hati yang sangat bahagia.     

"Mamaaaa.. Andra pulang!!!" Teriakku saat memasuki rumah dimana mama berada di dapur sedang masak untuk makan siang.     

"Maaaa... mama masak apa?" Tanyaku sambil menaruh tas di kursi makan dan melepas kaos kaki.     

"Hari ini kita makan sambelan aja ya.. Mama bikin tempe penyet, ada ikan goreng, sama terong goreng kriuk." Ucap mama sambil menaruh satu persatu lauk di atas meja.     

"Waahhh.. keliahatnya nikmat banget nih makan siangnya.. Bisa nambah-nambah porsi nih!"     

Mama terus melihat ke arahku sambil tersenyum melihat anaknya yang sangat menyukai masakan mamanya meskipun masakan sederhana.     

"Ya udah nih nasinya. Cuci tangan dulu sana. Ayo makan sama-sama." Ucap mama yang tak henti-hentinya memperhatikanku yang terlihat berbinar-binar melihat makanan yang ada di depan mata, meskipun hanya menu sambelan.     

"Ma, Andra besok Senin sudah libur panjang. Baru masuk sekolah lagi bulan Agustus." Ucapku saat kami sedang asik makan bersama.     

"Ohh iya. Nanti biar mama kasih tahu papamu. Kamu ada rencana apa selama liburan ini?"     

"Nggak. Masih nggak tahu juga sih ma.. Mungkin ya cuman leha-leha aja di rumah. Kenapa?"     

"Nggak apa. Cuman mau kasih tahu aja ke kamu, kalau kemungkinan papa mama nggak bisa ajak kamu jalan-jalan atau berlibur bulan ini.. Keuangan papamu lagi down soalnya.. Yaahhh.. maklum laaahh.. namanya juga ikut orang kerja.." Ucap mama dengan nada yang lirih.     

"Iya nggak apa kok ma... Kak Dita pulang nggak ma?"     

"Kakak mu nggak pulang. Katanya dia dapat kerjaan sambilan di cafe, lagi pula kakakmu juga lagi skripsi akhir. Jadi pasti nggak bisa pulang sampai tiga bulan kedepan."     

"Ohhh.." Jawabku lalu terdiam saat mendengar ucapan mama yang sudah memastikan aku bakalan liburan sendiri di rumah. Lalu aku kembali melanjutkan makan siangku dan langsung menuju ke kamar untuk rebahan.     

"Hooaaammm.. ngantuk nih abis makan kebanyakan. Tidur siang dulu ahh.." Gumamku sambil menarik selimut dan tak lama kemudian aku pun tertidur pulas.     

[Tik-tok-tik-tok-tik-tok-tik-tok]     

Detik jam dinding di kamar terdengar sangat kencang di telingaku hingga akhirnya aku mulai terbangun dan langsung melihat ke arah jam dinding.     

"Hoaamm.. Hah? Sudah jam enam?" Ucapku lirih saat bangun tidur.     

Aku yang saat itu enggan untuk bangun dan beranjak dari tempat tidurku, lebih memilih untuk rebahan kembali dan memeriksa ponselku yang sedari tadi terus bergetar sejak aku tidur siang. Terlihat di layar ponsel terdapat beberapa pesan masuk dari Dito dan juga ada lima panggilan masuk dari Dito juga. Akupun langsung membuka salah satu pesan yang masuk dan membacanya.     

15.00 PM ["Hai Nonnn.. lagi apa nih? Sibuk nggak?"]     

15.01 PM ["Nonnn.. Sudah makan?? Ini aku lagi jalan-jalan di deket penginapan mami papiku, ternyata ada cafe yang baru buka. Unik juga tempatnya. Kapan-kapan aku ajak kamu ke sini boleh? [Send picture. Download!]"]     

15.15 PM ["Non sudah pulang sekolah apa belum? Apa lagi tidur?? Kalau lagi senggang balas ya pesanku. Hehehe.. :P"]     

16.10 PM [" Hey! Nih anak rasanya tidur deh. AKu telepon berkali-kali juga ngggak di angkat. Dasar! Hahahaha.."]     

16.20 PM ["Belum bangun Non? Ow ya ini ada bunga yang aku temuin di pinggir kolam ikan di penginapan. Bagus dan cantik banget kaya kamuu.. Hehehehe ;p [Send picture. Download!]"]     

"Waaahhh.. ternyata banyak banget ya dia kirim pesannya.. Ada fotonya juga.. Iiihh apa'an sih nih anak.. Ngegombal banget deh. Hahahahahaha.." Gumamku saat membaca tiap pesan yang Dito kirim padaku.     

"Ndraaa... Andraaaa.." Teriak mama dari bawah memanggilku. Akupn langsung berlari turun menghampiri mama.     

"Ya ma?"     

"Sini duduk." Jawab mama sambil menepuk kursi di sampingnya. Akupun berjalan mendekati kursi yang ada di sampingnya mama dan langsung duduk.     

Tak lama kemudian papa tiba dengan ponsel di genggaman tangannya. Terlihat papa baru saja menerima telepon dari seseorang. Lalu papa mendekatiku dengan tatapan yang mencurigakan.     

"Kenapa pa? Kok lihat Andra kaya gitu?" Tanyaku dengan nada sinis.     

"Lho emang kenapa? Nggak boleh? Kan papa juga mau lihat anak papa yang lagi kucel abis bangun tidur, yang kalau tidur kaya putri tidur."     

"Iiihhsss papa nih sukanya nggodain Andra mulu. Mama tuh goda'in!"     

"Yaahh.. kalau mama sih tiap malam papa godainn.." Ucapnya dengan nada genit.     

"Idiihh.. mulai deh. Udah deh pa, mau ngajak ngobrol apa nih.. Andra mau mandi nih.. Gerahh.."     

"Iya-iya.. Hehehehe.. Malam ini kamu langsung packing-packing ya.."     

"Hah? Emang mau kemana? Kok Andra di suruh packing? Kata mama kita nggak bisa liburan?"     

"Iya emang. Kita nggak liburan bersama.."     

"Lalu? Kok Andra di suruh packing sih?"     

"Tantemu. Tante Intan mau ajak kamu liburan ke puncak."     

"Terus Andra sama sapa?"     

"Ya kamu sendiri yang berangkat. Kan di sana juga ada Angeline, Tio sama Dena sepupu kamu.."     

"Tapi paaa.. Andra paling gede kalau sama anaknya tante Intaannn.." Jawabku dengan memanyunkan bibir.     

"Ya nggak apa dong.. Toh kamu juga sudah sering berlibur dan menginap di rumahnya tante Intan.. Ya dari pada kamu liburan di rumah nggak ngapa-ngapain, malah kamuny ajadi malas terus jadi gendut gimana? Papa yang pusing lahhh.."     

"Hhhh... papaaa... Maa.. gimanaaa..."     

"Ya udah ikut aja nggak apa Ndraa.. Nanti mama kasih kamu uang saku lebih deh waktu liburan nanti.. Meskipun uang makan sama penginapan dan kebutuhan kamu sudah tantemu yang mencukupi, tapi jangan di habis-habiskan lho yaaa.." Ucap mama sambil merangkul pundakku.     

"Hhhhh.. ya udah deehh.. Emang berangkat jam berapa sih? Kok suruh packingnyya sekarang?"     

"Besok pagi-pagi tantemu jemput kamu. Mungkin jam enam-an sampai di rumah kita. Soalnya Om Andre maunya berangkat subuh jam lima. Jadi nyampe puncak nggak kesiangan dan mereka bisa kedapatan penginapan. Katanya gitu sih tadi. Udah cepat ke kamar, packing-packing gih! Lalu jangan tidur terlalu malam! Besok sebelum jam enam kamu harus siap!" Ucap papa yang langsung mengambil remot televisi di depannya.     

"Iya. Besok jam lima mama bangunin kamu buat mandi-mandi dan sarapan. Jadi nggak kelaparan kamu di jalan."     

"Iya maa.. Iya paa.. ya udah Andra mau ke atas ambil baju buat mandi dulu.." Jawabku yang langsung beranjak dari tempat duduk dan hendak meninggalkan ruang keluarga.     

"Eh tunggu dulu Ndra!" Teriak papa saat aku baru melangkahkan kakiku ke anak tangga.     

"Nanti abis mandi, kamu keluar dulu ya, beli'in papa balsem gosok sama nasi goreng depan gang. Kamu kalau mau ya sekalian beli aja. Mamamu nggak masak nih malam ini.."     

"Ya paaa.." Jawabku dengan lemas dan langsung berjalan dengan perlahan menuju kamarku.     

30 menit kemudian, setelah selesai mandi dan membersihkan kamar, aku jalan turun menghampiri mama.     

"Ma, jadi beli nasi gorengnya?"     

"Iya. Tuh uangnya ambil di atas lemari buffet." Ucap mama sambil menunjuk ke arah lemari buffet di kamar mama.     

"Ndraaa.. papa belikan nasi goreng agak pedas ya!"     

"Yaa.." Jawabku dengan nada datar yanglangsung melangkahkan kaki keluar rumah.     

Seperti biasa, komplek perumahanku termasuk komplek yang sangat sepi. Padahal baru pukul setengah delapan malam, namun keramaian di komplek perumahanku ini hanya sampai jam tujuh. Setelah lewat jam tujuh serasa sudah pukul 10 malam. Aku memberanikan diri untuk berjalan sendirian di tengah jalanan komplek yang sangat sepi. Sesekali aku merasa merinding di beberapa rumah yang memiliki pohon mangga yang sangat besar. Namun aku terus berjalan dan berusaha nggak menghiraukan 'mereka' yang mencoba menggangguku saat itu. Aku tahu jika 'mereka' tersenyum dan tertawa saat aku berjalan menuju depan gang, seakan 'mereka' ingin mengusiliku dan membuatku ketakutan. Tetapi saat aku keluar rumah aku sudah siap untuk membawa headset dan dengan cepat menghubungi Dito untuk menemaniku mengobrol sepanjang jalan aku beli nasi goreng agar tak merasa sendirian. Dan ternyata apa yang aku lakukan ini berhasil. Hampir semua makhluk yang ada di komplek perumahanku yang tahu jika aku bisa merasakan kehadiran 'mereka', beberapa kali 'mereka' menggangguku. Misalnya ada melemparkan buah mangga yang masih kecil saat aku jalan, ada yang sesekali meloncat di atap seng rumah kosong, bahkan ada yang mengikutiku dari belakang. Namun karena aku terus mengobrol dengan Dito di telepon meskipun jantungku juga sering di buat terkejut oleh 'mereka', aku tak sampai takut dengan 'mereka' hingga akhirnya aku tiba di rumah.     

"Ya udah ya Dit, aku sudah di rumah nih. Makasi sudah nemenin aku telponan pas beli nasi goreng tadi. Abisnya di komplek rumahku ini jam segini sudah sepi banget. Kalau tadi aku nggak telpon kamu, pasti aku bosen banget. Hehehe.." Ucapku mengakhiri pembicaraanku dengan Dito malam itu sebelum makan malam.     

["Iya nggak apa kok Non. Aku malah seneng banget bisa telponan sama kamu. Hehehe.. Ya udah kamu makan aja dulu. Nanti boleh nggak telponan lagi sebelum tidur?"]     

"Iya nanti aku kabari aja deh kalau sudah di kamar. Bye Dit.."     

["Bye Non.."]     

"Maaa.. Paaa... ini nasi gorengnya sudah Andra beli'in. Yuk makan.." Teriakku sambil menaruh bungkusan nasi goreng ke atas meja.     

Hari semakin larut, bulan di luar rumah semakin terang bersinar. Suara kelelawar dan burung hantu sesekali bersaut-sautan di luar sana. Jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh. Aku langsung beranjak dari ruang keluarga dan masuk ke dalam kamar. Dengan segera menghubungi Dito dan tak sabar untuk mengobrol lagi dengannya hingga larut malam.     

"Dit, aku tidur dulu ya.. Besok harus bangun pagi-pagi soalnya.." Ucapku pada Dito sebelum mengakhiri panggilan malam itu.     

["Lho emang mau kemana kok pagi-pagi sudah bangun?"]     

"Aku besok di ajak tanteku liburan ke puncak, dan berangkatnya pagi-pagi banget biar nyampe puncak nggak terlalu siang."     

["Ohh.. Ya udah Non.. Kamu tidur aja dulu.. Aku belum mau tidur kok ini. Hehehe.. Malah aku mau di ajak koko sepupuku keluar cari makan nasi kucing. Hahahaha.. Ya udah.. good night ya... Jangan lupa mimpi'in akuuu.. Hehehehe.."]     

"Hahahaha.. Iyaa.. Bye Ditt.. Besok aku kirim pesan yaaa.. jangan telponan deh kalau bisa selama aku pergi nanti, nggak enak sama tanteku juga."     

["Oke dehh.. Byeee... See you.."]     

"Iya see you.."     

Akhirnya malam itu aku tertidur dengan lelap dan terhanyut dalam lautan mimpi yang tak jelas dan nggak beraturan apa yang aku lihat saat itu. Hingga tak sadar jam alarm ponselku yang sudah ku pasang di jam limapun akhirnya berbunyi berkali-kali hingga akhirnya aku bangun. Di saat yang bersamaan, mama sudah mengetuk pintu kamarku dan masuk ke dalam untuk memastikan apakah aku sudah bangun atau belum.     

"Ndraaa.. sudah bangun?" Tanya mama dengan nada lirih dan pelan.     

"Iya ma.. ini juga Andra baru bangun."     

"Ya sudah yuk cepat mandi-mandi lalu sarapan dulu. Mama juga lagi masak buat tantemu barang kali mau di bawa atau di makan di sini." Jawab mama sambil lalu dan keluar dari kamarku.     

Akupun bergegas keluar dari kamar sambil menyambar baju ganti dan handuk yang sudah di bawakan mama dari jemuran belakang. Tak butuh waktu yang lama hari ini aku mandi, hanya 15 menit aku sudah selesai mandi dan langsung ganti baju dan siap-siap sebelum tante Intan menjemputku. Selesai merapikan kamar dan juga barang-barang yang akan kuperlukan selama liburan, dan juga tas travel bagku yang sudah ku siapkan dari tadi malam, aku langsung membawa semua barang itu turun ke ruang tamu. Lalu berlali ke ruang makan untuk sarapan pagi.     

"Waahhh.. nasi goreng spesial pak telur mata sapiiii..." Ucapku saat pertama kali melihat makanan yang sudah tersaji di meja makan.     

"Hehehehe.. Iya. Mama masakin kamu nasi goreng aja ya.. Soalnya di kulkas ada sisa nasi pagi kemarin. Sayang kalau di buang. Hehehehe.. Ow ya, ini ada tempat makan isinya sayur sama lauk nanti tolong di bawa, kasihkan tantemu biar di makan. Yang tempat makan warna pink ini buat kamu sendiri. Mungkin nanti siang nggak ada makanan, kamu bisa makan ini." Ujar mama sambil menata satu persatu tempat makan untuk ku bawa saat pergi nanti.     

"Maaaa.. tapi ini banyak betul lho bawa'annya.. Mungkin nanti tante bisa beli di jalan kalau laper.."     

"Udahhh.. nggak apa. Bawa aja. Lagian mama sudah kasih tahu tantemu kalau mau bawakan makanan. Jadi kalian bisa irit di jalan. Uangnya bisa di pakai buat hal yang lain. Yaa.. Nanti jangan lupa di bawa. Setelah selesai makan taruh di meja ruang tamu dekat tas mu." Jawab mama yang langsung berjalan ke dapur untuk membersihkan dapur yang penuh dengan peralatan masak yang kotor.     

"Hmmm.." Jawabku sambil menikmati masakan mama pagi itu.     

Setelah selesai makan dan membantu mama mencuci piring, aku duduk di ruang TV sambil membuka ponselku.     

"Ow ya Karin liburan nggak ya tahun ini.. Aku telepon ahh.."     

[Riiinggg-rriiinggg-riiinggg...]     

["Ya... halooo..."]     

"Halo Riiinn.. Aku kira kamu masih tidur inii.. Hehehehe.."     

["Nggak kok Ndra.. Aku sudah bangun dari tadi pagi."]     

"Ohhh.. Tumbenn.. Kamu mau pergi emang kok sudah bangun pagi gini? Kamu liburan kemana aja Rin?"     

["Aku dari pagi bantuin mamiku buat kue untuk di jual.. Makanya aku bangun pagi-pagii.. Kasian mamiku nggak ada yang bantuin. Hehehe.. Uhmm.. Aku tahun ini nggak liburan ke mana-mana sihh.. Emang kamu sendiri pergi liburan Ndra? Kalau nggak kemana-mana mau main ke rumahku nggak? Nginep di siniii.. Hehehehe.."]     

"Yaahhh.. aku juga pengen main ke rumahmu.. Nginep di sana.. Tapi aku nggak bisa Riinn.. Pagi ini aku mau di jemput tanteku dari papa buat liburan ke puncak. Kalau nggak di ajak tante juga aku emang rencananya pengen main ke rumahmu hari iniii.."     

["Ooohh.. iya nggak apa kok Ndra.. Nanti aja kapan-kapan kamu nginep sini yaa.."] Jawab Karin dengan nada lemas, seakan tak menyukai kabarku yang akan pergi liburan.     

"Iya nanti kalau aku sudah pulang dari liburan, aku main ke rumahmu deehh.." Ucapku sambil menghibur Karin.     

["Iya Ndra.. hehehehe.. Ya udah ya.. aku balik bantuin mamiku dulu. Sudah mau di bawa buat jualan soalnya.."] ujar Karin sembari menutup pembicaraan kami pagi itu.     

"Iya Rin.. Daaahh.."     

[Tin! Tin!] Terdengar suara klakson mobil dari depan gerbang.     

"Itu aku sudah di jemput. Daahh Rinnn.. nanti aku hubungi kamu kalau sidah nyampai di puncak yaaa.." Ucapku akhirnya mengakhiri pembicaraan kami dan langsung aku berlari membuka pintu gerbang.     

Benar saja Tante Intan datang menjemputku dengan bersama anak-anaknya yang masih tertidur di bangku belakang yang di beri kasur lipat. Sedangkan Tante Intan duduk di bangku depan menemani Om Andre yang menyetir.     

"Ndra! Sudah siap?" Tanya Tante dari dalam mobil.     

"Iya ini sudah siap. Tante mau turun dulu mungkin mau ke toilet?" Tanyaku sambil memasukkan semua barang bawa'anku ke dalam mobil di bantu Om Andre.     

"Iya deh. Tante mau kencing dulu. Ko, anak-anak di bangun apa nggak ya buat pipis dulu?"     

"Si Angel aja nik. Yang lainnya kan mereka pakai pampers. Bentar aku bangunin Angel dulu." Jawab Om Andre sambil mencium kening putri sulungnya beberapa kali agar terbangun.     

"Uughh.. masih ngantuk piii.." Jawab Angel yang baru saja bangun tidur.     

"Iya. Ini sudah di depan rumah Papi Bimo jemput ce Andra. Kamu mau pipis dulu nggak?"     

"Iya deh. Angel mau pipis." Jawab Angel dengan nada malas dan langsung turun dari mobil.     

Di dalam rumah, mama akhirnya bertemu Tante Intan dan tak lupa untuk memberikan bekal yang sudah di siapkan mama sejak pagi. Namun semua bekal itu nggak ada yang di bawa sama tante satu kotakpun. Tetapi sama tante di makannya di rumahku dengan lahap bersama Om Andre dan Angel yang baru saja selesai buang air kecil.     

"Koooo.. siniii!!" Teriak Tante Intan dari dalam rumah.     

"Eh, bangunin gih Tio sama Dena. Kita sarapan dulu aja di sini. Nanti di jalan biar nggak usah berhenti lagi buat makan."     

"Oh boleh tuh. Di masakin sama Cik Dona?"     

"Iya. Makanya cepetan bangunin anak-anak terus kita makan dulu. Kamu sudah makan Ndra?"     

"Sudah tan. Barusan aja makan sebelum tante datang."     

"Ohhh.. ya udah tante makan bentar dulu yaaa.."     

02 July 2011, Sabtu, Pukul 07.30 WIB     

Setelah selesai sarapan dan mandi di rumahku, kami semua akhirnya bersiap untuk berangkat menuju puncak pagi itu. Matahari yang muali menampakkan cahayanya, embun pagi yang perlahan mulai menguap serta burung-burung gereja yang berterbangan di sekitar rumah sambil terus bersaut-sautan satu sama lain memberi tanda jika hari ini akan menjadi hari yang cerah. Aku bersama ketiga sepupuku langsung naik ke dalam mobil. Tio dan Dena duduk di belakang, sedangkan aku dan Angel duduk di bangku tengah.     

"Maaa... Paaaa.. Andra berangkat dulu yaaa..." Teriakku dalam mobil.     

"Kami juga ya Mami Dona.. Byeee Papi Bimooo.." Saut ketiga sepupuku.     

"Iya Cik, De, Intan berangkat dulu ya." Ucap Tante Intan sembari melambaikan tanganya ke arah mama papa.     

"Iya kalian hati-hati ya.. Tan, titip Dyandra yaa.." Jawab papa sambil melambaikan tangannya mengantarkan kami pergi.     

Kamipun akhirnya berangkat menuju pucak dengan jarak tempuh kurang lebih dua jam perjalanan dari rumahku. Selama perjalanan aku tertidur pulas bersama ketiga sepupuku di dalam mobil, hingga tak terasa perjalanan kami sudah tiba di puncak. Udara segar ddengan angin yang dingin masuk ke dalam mobil membuatku terbangun dan akhirnya aku melihat kembali hutan yang sangat lebat, pohon-pohon yangtumbuh tinggi dan rindang memanjakan kedua mataku yang baru saja bangun tidur. Di tambah di sepanjang perjalanan terdengar suara burung hutan serta monyet yang saling saut bersautan. Aku mengeluarkan tangan kananku dan merasakan dinginnya angin di puncak sambil merasakan segarnya udara di sana saat itu.     

"Waaaahhh.. di sini beda banget ya udaranya sejuk, nggak kaya di kota banyak polusi udara dan panasnya minta ampun." Ucapku saat sedang menikmati hawa dingin di puncak saat itu.     

"Ya beda lah Ndraaa.. di kota sudah banyak gedung dan kendaraan bermotor. Pohon-pohon yang tumbuh juga nggak sebanyak di sini... Pastilah lebih sejuk dan dingin di sini." Ucap Tante Intan yang memperhatikanku dari kaca tengah mobil.     

"Iya makanya kami ajak kamu ke sini, meskipun mama papamu nggak bisa ikut, seenggaknya kamu bisa melepaskan lelahmu setelah belajar dan ujian kemarin. Anggap aja ini refreshing sebelum masuk ke kelas tiga. Kamu ambil jurusan apa Ndra?" Ujar Om Andre.     

"Andra masuk jurusan IPA om. Tapi masih bingung nih mau ambil jurusan apa nanti kuliah. Andra ngerasa kaya keblowok aja masuk IPA ini. Udah matematika nggak terlalu jago, Fisika-Kimia juga nggak jago." Jawabku sambil menaruh dagu di jendela pintu mobil sambil merasakan dinginnya nagin puncak yang menerpa wajahku.     

"Lah terus kalau biologi? Pasti kamu bisakan?" Tanya Om Andre.     

"Iya bisa sih kalau pelajaran biologi.. Tapi Andra nggak ada minat ke sanaa.. Hhhhh.. udah nanti aja deh Om mikirnya. Tambah bikin pusing nih." Ucapku yang akhirnya menutup jendela kaca mobil dan kembali duduk dengan benar.     

Beberapa menit kemudian setelah Om Andre mulai masuk kota yang ada di puncak sebelum tiba di penginapan yang sudah di pesan, ketiga sepupuku akhirnya bangun juga dari tidur panjangnya dan mereka terlihat sangat menikmati pemandangan sekitar di kota itu dan tak sabar untuk cepat-cepat tiba di penginapan dan menikmati kamar di penginapan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.