Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Sudah Terjebak



Sudah Terjebak

0

Kini Xiao Ruyue mulai berkeringat dingin. Tapi Yun Hua malah masih memohon kepada Xiao Ruyue, "Yueyue, tolong jangan beritahu Bibi Xiao. Ponsel itu adalah pemberian dari Bibi Xiao untukku. Ayahku tidak mengizinkan aku membawanya ke sekolah. Sekali aku membawanya, ponsel itu malah hilang…"

"Aku tidak akan mengatakannya. Hua Hua, kamu benar-benar pulang sebelum kelas berakhir?" Tanya Xiao Ruyue lagi, seolah ia tidak percaya dengan jawaban yang dikatakan Yun Hua.

Kemudian Yun Hua pun menganggukkan kepalanya sembari berkata, "Iya. Ngomong-ngomong, apa flumu sudah membaik? Apa besok kamu sudah bisa masuk sekolah seperti biasa?"

Dua hari ini, Xiao Ruyue flu sehingga ia tidak pergi ke sekolah dan hanya istirahat di rumah. Karena itulah di kehidupan yang sebelumnya, Yun Hua tidak pernah menyangka bahwa yang merencanakan semua ini ternyata adalah Xiao Ruyue. Dan Yun Hua mengira semua itu dilakukan oleh Han Lulu.

"Masuk. Kalau begitu sudah dulu, ya? Kamu istirahatlah lebih awal."

Setelah itu Xiao Ruyue pun menutup teleponnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun, bahkan perhatian dan salam yang biasa diucapkannya pun kali ini tidak ia katakan.

Xiao Ruyue dulu selalu mengucapkan kata-kata yang manis ketika ia menelepon. Ia selalu memberi salam kepada Ibu Jiang Huanqing, sebelum ia menutup telepon.

Tapi hari ini... Apa mungkin dia sedang suasana hati yang tidak bagus? Batin Yun Hua.

Saat ini suasana hati Yun Hua sangat baik setelah ia menutup teleponnya. Dan sepertinya kehilangan ponsel juga menjadi hal yang menguntungkan baginya. Tapi rekaman di ponselnya... sangat disayangkan.

Saat memikirkan ponselnya yang hilang, tiba-tiba Yun Hua teringat dengan pria yang berada di belakangnya saat itu. Ketika teringat pria itu, Yun Hua teringat pria itu...

Sial, jika ada kesempatan untuk melihat pria itu lagi, aku akan memberi tahu pria itu bahwa aku bukanlah orang yang mudah diprovokasi!

Keesokan paginya, Yun Hua pergi ke sekolah seperti biasa. Tidak lama setelah Yun Hua memasuki area sekolah, tiba-tiba ia dihalangi oleh sekelompok seorang.

Saat itu Han Lulu yang memimpin dan berada di posisi paling depan dalam segerombol orang tersebut. Mata Han Lulu tampak masih merah, ia datang bersama dengan sekelompok gadis, mereka datang untuk menghalangi Yun Hua.

"Ada apa?" Tanya Yun Hua sambil mengerutkan keningnya.

Kemudian Han Lulu pun menggertakkan giginya dan mulai mencibir Yun Hua, "Yun Hua, aku ada urusan denganmu. Kita bicara di tempat lain."

Setelah itu, Han Lulu langsung berbalik dan berjalan menuju Taolin kecil di sekolah, bahkan ia tidak peduli Yun Hua setuju atau tidak. Sedangkan para gadis lain yang mengikuti Han Lulu dari belakang langsung menculik Yun Hua, dan membawanya ke Taolin.

Yun Hua dibawa ke dalam Taolin kecil yang ada di sekolah, mereka berjalan ke arah belakang sebuah batu yang besar. Dan ini arah yang berbeda dengan tempat Yun Hua diam-diam menonton drama kemarin malam. Di tempat tersebut banyak terdapat puntung rokok berserakan di tanah.

Sesampainya di itu, Yun Hua didorong hingga badannya terhuyung-huyung dan menabrak sebuah batu. Sekelompok gadis yang ada di sekitarnya berjaga-jaga dan menghalangi Yun Hua supaya ia tidak bisa melarikan diri.

Kemudian Han Lulu datang sambil melihat kedua tangannya di depan dada, matanya yang memerah menatap Yun Hua dengan tajam, "Yun Hua, ke mana kamu tadi malam?"

Seketika Yun Hua langsung mengerutkan keningnya, "Kenapa pertanyaanmu sama seperti Xiao Ruyue? Kenapa peduli sekali aku pergi ke mana? Kemarin malam aku sakit perut, jadi aku pulang lebih awal."

"Oh, ya?" Ucap Han Lulu sambil menyeringai.

Yun Hua memandang Han Lulu dengan aneh, "Kalau tidak pulang, lalu aku ke mana? Kenapa kamu bertanya seperti itu?"

Han Lulu menyipitkan matanya sembari berkata, "Di mana ponselmu?"

Yun Hua lagi-lagi merasa heran dengan pertanyaan Han Lulu, "Ada apa ini? Kamu juga bertanya di mana ponselku? Kemarin malam Xiao Ruyue juga meneleponku untuk menanyakan di mana ponselku."

Kemudian Han Lulu mengerutkan keningnya, "Jangan banyak omong kosong. Di mana ponselmu? Keluarkan! Jangan tunggu sampai kami menggeledahmu!"

Yun Hua mengepalkan tinjunya dan sejenak ia merasa ragu. Kemudian ia berkata, "Ponselku sudah menghilang dua hari yang lalu. Aku takut Ayahku memarahiku…"

"Hilang?" Suara Han Lulu tiba-tiba menjadi tajam. Reaksi Han Lulu saat ini sama seperti Xiao Ruyue ketika menelepon Yun Hua kemarin malam.

"Tentu saja hilang. Apa kamu dua hari ini melihatku memainkan ponsel?" Kata Yun Hua sambil memutar mata, "Kamu masih belum memberitahuku. Kenapa kamu bertanya banyak sekali padaku? Apa aku mengganggumu?"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.