Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Di Loteng



Di Loteng

0

Ibu Jiang Huanqing selalu siap siaga. Sehingga di rumah ia pun selalu menyediakan kotak untuk menyimpan obat-obatan.

Diam-diam Yun Hua mengambil kotak obat, kemudian ia mencari amoksisilin, obat anti-inflamasi, dan Yunnan Baiyao yang paling umum digunakan. Setelah menemukan obat-obatan yang ia cari ia pun mengambil alkohol medis, kapas, kain kasa dan plester.

Secara diam-diam Yun Hua membawa obat-obatan itu untuk pria yang ia sembunyikan di loteng rumahnya. Setelah meletakkan obat-obatan itu Yun Hua pun langsung kabur. Ia langsung kembali ke kamarnya, butuh waktu yang cukup lama untuk Yun Hua menenangkan kembali perasaannya.

Yun Hua tidak bisa membayangkan apa yang akan ia lakukan jika ia memiliki keluarga seperti Bo Siqing. Setidaknya, ia jelas tidak memiliki keberanian untuk menentukan pilihannya sendiri seperti yang dilakukan Bo Siqing saat ini.

Siapa juga orang begitu bodoh sampai melepaskan hidup yang begitu indah? Batin Yun Hua.

Kemudian Yun Hua mengeluarkan buku catatannya dan melanjutkan menulis novelnya.

Inti cerita dalam novel yang ia buat kali ini adalah tentang keterikatan perasaan sang pemeran utama wanita bernama Fang Molan dengan Tuan Muda Keempat yang bernama Yin Zhen, Tuan Muda Kedelapan yang bernama Yin Yi, dan Tuan Muda Keempat belas yang bernama Yinchen. Para tuan muda tersebut berpartisipasi dalam akuisisi Kowloon pada masa pemerintahan Kaisar Kangxi di Dinasti Qing.

Setelah beberapa tahun kemudian, banyak sekali novel dengan tema seperti ini. Bahkan hampir sebagian besar novel yang populer adalah novel fiksi. Para pembaca yang bosan membaca kerumitan semacam ini bisa langsung menyimpulkan inti dasar dari novel fiksi, yaitu selalu identik tentang hubungan rumit di dalam kerajaan. Meski sangat vulgar... Tapi itulah intinya.

Pada tahun 2006, saat itu novel yang menceritakan tentang hubungan rumit seperti ini masih sangat populer dan digemari banyak orang. Bagi para penulis untuk memunculkan kerumitan seperti sangat mudah dilakukan.

Dalam novel yang ditulis Yun Hua kali ini, Identitas pemeran utama wanita ditetapkan sebagai mahasiswi pascasarjana Kedokteran. Kemudian generasi penerusnya mati karena kecelakaan lalu lintas, melompat dari gedung, bunuh diri, jatuh dari lift...

Yun Hua membuat sang pemeran utama wanita adalah seorang wanita yang cukup cantik, namun tidak mudah untuk didapatkan. Sebagai seorang mahasiswi pascasarjana kedokteran, pemeran utama wanita tersebut mengambil bagian dalam kegiatan perguruan tinggi kedokteran dalam mengirimkan dokter ke pedesaan. Saat itu terjadi badai hujan dan tanah longsor. Ia pun menyelamatkan seorang anak, tapi ia sendiri malah hanyut dalam aliran puing-puing. Saat dirinya bangun, ia sudah masuk ke era Dinasti Qing.

Bagi Yun Hua, menulis dengan menggunakan pena lebih lambat daripada mengetik dengan keyboard komputer. Pada saat Yun Hua menyelesaikan satu bab berisi dua ribu kata, sudah menghabiskan satu jam lebih.

"Hua Hua, ini sudah malam. Cepat pergi tidur." Ibu Yun Hua tiba-tiba datang dan mengetuk pintu kamar Yin Hua.

"Iya. Aku akan tidur." Yun Hua pun menjawab dengan buru-buru.

Setelah melihat ibunya kembali ke kamar tidur, Yun Hua membuka pintu dan pergi ke dapur. Saat ini ia hanya berpikir bahwa pria yang ia sembunyikan di atas loteng rumahnya mungkin membutuhkan sesuatu untuk dimakan...

Setiap hari Ibu Jiang Huanqing selalu menyiapkan makan malam untuk Ayah Yun Congjun. Biasanya Ibunya memasak Sup ayam, atau sup iga, atau terkadang juga membuat pangsit wonton. Betapa pedulinya Ibu Jiang Huanqing kepada Yun Congjun. Ibu Jiang Huanqing yang penuh perhatian dari hari ke hari, malah tidak pernah dianggap serius oleh Yun Congjun. Dalam hari Yun Congjun hanyalah ada Xiao Qiuci.

Yun Hua mengambil sup ayam itu tanpa rasa bersalah. Kebetulan, sup ayam itu cukup dalam satu mangkuk besar. Ketika Yun Hua membawa sup ke loteng, kebetulan saat itu Bo Siqing sedang mengganti pakaiannya.

Bau darah yang anyir memenuhi loteng, dan perban yang penuh dengan darah itu membuat Yun Hua pusing saat melihatnya.

Ketika Bo Siqing menatap Yun Hua, gerakan tangannya pun menjadi lebih cepat. Kemudian ia langsung menuangkan alkohol ke luka tanpa mengerutkan keningnya, lalu menaburkan obat anti-inflamasi dan Yunnan Baiyao. Ia dengan cepat menutupi luka dengan beberapa lapis kain kasa, lalu ia menempelkan kain kasa pada kulit dengan plester. Aksinya sangat sederhana dan terlihat kasar.

Yun Hua yang hanya melihatnya saja seolah ia juga ikut merasa kesakitan. Saat alkohol mengenai kulit yang terluka, dan meskipun itu hanya luka kecil, namun tetap saja akan terasa perih. Hal itu sudah cukup untuk membuat jantung Yun Hua rasanya melompat. Tapi melihat tindakan Bo Siqing barusan, seolah ia tidak merasakan sakit itu sedikit pun.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.