Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Bermulut Tajam



Bermulut Tajam

0

Pria yang sangat terampil itu, bersembunyi di balik bebatuan dengan tenang. Sudah pasti ia memiliki rahasia. Namun Yun Hua sama sekali tidak penasaran dengan rahasia pria tersebut. Karena ia menganggap bahwa apapun rahasia pria tersebut, itu akan menjadi masalah yang besar bagi Yun Hua ke depannya.

Yun Hua seolah mendapatkan berkat dari surga, ia mendapat kesempatan untuk dilahirkan kembali, karena itulah ia harus menjaga kesempatan ini dengan baik. Ia tidak ingin mencari masalah yang nantinya akan merugikan dirinya sendiri.

"Apa kamu sungguh tidak mau melihatku?" Pria yang akan pergi itu tiba-tiba datang mendekat ke arah Yun Hua.

Bahkan Yun Hua bisa mendengar langkah kakinya dengan jelas, dan ia juga bisa merasakan bahwa jarak pria itu semakin dekat dengannya. Seketika Yun Hua pun langsung menutupi wajahnya dan membuktikan bahwa ia benar-benar tidak ingin melihatnya.

Meskipun Yun Hua menutupi wajahnya, namun ia masih bisa merasakan dengan jelas bahwa pria itu berjalan semakin mendekat dengannya. Seketika tubuh Yun Hua langsung menegang.

Kemudian pria itu pun membungkukkan dan mendekati telinga Yun Hua. Suara pria itu terdengar sangat ringan di telinga Yun Hua, "Gadis kecil, kamu adalah orang yang pertama mengatakan bahwa kamu tidak ingin melihat wajahku."

Yun Hua menggertakkan giginya sambil menutupi matanya dengan erat. Ia benar-benar tidak mau melihat pria tersebut. Jika Yun Hua melihatnya, maka akan menjadi masalah besar baginya. Dan ia tidak mau menjadi sebodoh itu.

"Sungguh kamu tidak mau melihatku?" Pria itu semakin mendekati Yun Hua, kini atmosfer maskulin yang panas hampir sepenuhnya menyelimuti dirinya, dan suara pria itu terdengar di telinganya, seolah mengaduk saraf-saraf pendengarannya.

Sepertinya sebentar lagi pertahanan Yun Hua akan runtuh. Namun saat ini Yun Hua masih menutupi wajahnya dengan rapat bahkan ia juga mencoba mundur untuk menghindar dari pria tersebut.

Tapi Yun Hua tidak sengaja menginjak batu di tanah, ia pun terpeleset dan pergelangan kakinya terkilir, seketika seluruh tubuhnya jatuh ke belakang. Ketika Yun Hua kehilangan keseimbangan dan jatuh kembali, secara tidak sadar ia berusaha meraih orang lain yang ada di dekatnya itu supaya ia tidak jatuh.

Meskipun demikian, tangan Yun Hua terus menutupi wajahnya. Saat ini ia merasa lebih baik langsung jatuh daripada menurunkan tangannya dan membuka matanya sehingga bisa melihat pria tersebut.

Yun Hua sangat takut melihat wajah pria itu, karena ia takut mendapat masalah besar di kemudian hari. Saat tubuhnya benar-benar kehilangan keseimbangan dan jatuh ke belakang, tiba-tiba sebuah lengan yang kuat menangkap pinggangnya.

Dengan sedikit usaha, pria itu menarik Yun Hua yang sudah terlentang.

Duak!!! Yun Hua yang diangkat pun langsung membentur dada pria itu.

Ya Tuhan... Untungnya saat itu Yun Hua masih menutupi wajahnya dengan tangannya. Jika tidak, mungkin hidungnya akan patah karena terbentur dada pria itu. Otot pria ini sangat keras seperti sebuah dinding yang kokoh.

Saat ini Yun Hua masih marah, tetapi pria itu menundukkan kepalanya lagi dan berkata dengan nada mengejek, "Kamu lebih suka jatuh dan menutupi mataku.Hmm... Dasar gadis kecil. Sepertinya kamu benar-benar tidak ingin melihatku."

"Heh, aku takut karena wajahmu jelek bisa membuat mataku panas!" Ucap Yun Hua sambil menggertakkan gigi.

Seketika pria itu pun langsung tertegun sejenak, kemudian ia tersenyum menyeringai sembari berkata, "Mulutmu tajam juga." Ucap pria itu dengan sikapnya yang dingin setelah terkekeh sejenak.

Yun Hua sedikit menggigit bibirnya dan mencoba mendorong pria itu, tetapi tangan pria itu memegang pinggangnya dengan begitu kuat, sehingga ia tidak bisa melepaskannya.

"Lepaskan aku!" Kata Yun Hua dengan tidak sabar.

Aaaa! Saat itu Yun Hua rasanya akan meledak. Dalam sekejap jantungnya berdebar sangat kencang. Bahkan Yun Hua tidak bisa berdiri.

Aku tidak boleh seperti ini! Jika terus seperti ini, aku tidak bisa menahan apa yang pria itu ingin lakukan padaku. Kata Yun Hua dalam benaknya.

Kemudian dengan tergesa-gesa, Yun Hua tiba-tiba menekuk lututnya dan memberinya pukulan yang fatal. Beberapa detik kemudian, pria itu pun langsung melepaskannya.

Bagi pria mana pun, tidak peduli seberapa tangguhnya dia, pukulan fatal semacam ini juga akan terasa sangat mengerikan. Benjolan kecil akan terasa sakit, belum lagi tempurung lutut Yun Hua yang tajam. Rasanya benar-benar sangat menyakitkan.

Sayangnya, reaksi pria ini terlalu cepat, Yun Hua telah menggunakan kekuatan terbesar, juga menggunakan kecepatan tercepat dalam hidupnya, tetapi tetap tidak bisa benar-benar memukul pria itu.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.