Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Ibu dan Putrinya yang Munafik



Ibu dan Putrinya yang Munafik

0Yun Hua pulang ke rumah dengan tubuh basah kuyup.     

Di sepanjang perjalanan Yun Hua benar-benar memeras otak, namun dia tetap tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.     

Ayah Shen Shiying berubah dari pahlawan menjadi kriminal, bahkan meninggal 9 tahun lebih awal…     

Ini… apakah ini karena kelahirannya kembali sehingga membawa efek kupu-kupu?     

Kalau benar demikian…     

Ya Tuhan, Yun Hua benar-benar akan depresi!     

Dia pulang ke rumah dengan lesu. Jiang Huanqing sedang membereskan barang di ruang tamu. Dia menyingkirkan semua barang yang ada hubungannya dengan Yun Congjun, misalnya asbak, juga rak koran yang selalu disukai Yun Congjun…     

Melihat wajah lesu Yun Hua, Jiang Huanqing sangat terkejut dan bergegas menghampirinya, "Huahua, ada apa denganmu? Apa yang terjadi?"     

"Tidak apa-apa, Ma. Jangan khawatir. Aku sedang lari pagi di taman Jiangxi, lalu ada orang yang jatuh ke air dan aku menyelamatkannya. Tidak apa-apa." Yun Hua berkata pada ibunya.     

Jiang Huanqing masih tidak bisa tenang, "Benarkah? Tapi, Huahua, apa kamu tahu kalau itu terlalu berbahaya? Orang yang tenggelam di saat putus asa kekuatannya jauh lebih besar daripada biasanya. Kamu baru umur berapa, kamu mana punya tenaga untuk menyelamatkan orang? Kalau sampai kamu juga tenggelam…"     

"Ma, orang yang tenggelam itu juga seorang gadis kecil, sungguh tidak apa-apa. Kali ini terutama karena tidak ada orang di sekitar. Kalau aku tidak menolongnya, aku hanya bisa melihatnya mati tenggelam tanpa berbuat apa-apa. Aku mandi dulu. Ma, buatkan aku sup jahe, aku agak kedinginan."     

Setelah mengucapkannya, Yun Hua bergegas pergi seakan takut Jiang Huanqing akan menceramahinya lagi.     

Benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi dengan Shen Shiying, maka Yun Hua pun tidak memikirkannya lagi. Setiap orang memiliki nasibnya sendiri-sendiri. Meskipun kelahirannya kembali membawa beberapa perubahan, namun selama ayah Shen Shiying fokus pada kebaikan, mana mungkin dia menjadi penjahat?     

Jadi, Yun Hua tidak berpikir kalau dia seharusnya bertanggung jawab terhadap hal itu, namun dia masih merasa kasihan pada Shen Shiying…     

Setelah makan, Yun Hua pun fokus mengerjakan tugas sekolahnya. Sekolah mengeluarkan banyak buku bimbingan, dia harus memanfaatkannya baik-baik!     

Setelah berkonsentrasi, efisiensi belajar Yun Hua jadi sangat tinggi.     

Dia berpikir untuk menyelesaikan semua tugas belajarnya sebelum siang, sore nanti dia masih mau menulis novel!     

Pukul sebelas lebih, akhirnya selesai!     

Yun Hua meregangkan pinggangnya. Saat sedang membereskan barang, dia mendengar suara bel pintu yang berdering di luar.     

Ketika dia berjalan keluar, Jiang Huanqing sudah membuka pintu.     

Yang berdiri di depan pintu adalah sepasang ibu dan putrinya, yaitu Xiao Qiuci dan Xiao Ruyue.     

Raut wajah Jiang Huanqing seketika berubah, "Untuk apa kalian datang?!"     

Setelah itu dia hendak menutup pintu.     

Namun Xiao Qiuci sudah berjalan masuk, wajahnya penuh dengan ekspresi menderita dan rasa bersalah, "Qingqing, kita bicara, ya? Beri aku sedikit waktu."     

"Apa yang perlu dibicarakan?" Wajah Jiang Huanqing sangat kaku.     

Mata Xiao Qiuci memerah, dia terlihat semakin lemah dan memelas, wajahnya juga tampak sangat kuyu, "Kemarin aku tidak tidur semalaman. Qingqing, aku benar-benar tidak pernah berpikir untuk merusak rumah tanggamu…"     

"Tapi kamu sudah merusaknya!" Jiang Huanqing mengerucutkan bibirnya dan melirik Xiao Ruyue, "Pantas saja dia selalu tidak menyukai Huahua. Dia selalu mengatakan betapa baiknya Yueyue… dan menganggap Huahua tidak berharga sedikit pun…"     

Hati Yun Hua langsung menjadi hangat. Di hati ibunya, dia tetaplah yang terpenting.     

Air mata Xiao Qiuci berjatuhan, "Qingqing, aku tidak bisa apa-apa. Apa kamu tahu betapa sengsaranya hatiku selama bertahun-tahun ini? Setiap kali melihatmu, aku merasa bersalah setengah mati. Aku sangat ingin mati. Dulu Congjun mabuk, malam itu aku bahkan tidak tahu bagaimana terjadinya. Aku tidak pernah berpikir untuk merebut Congjun darimu. Aku berpikir untuk menganggap apa pun tidak terjadi pada malam itu. Tapi… tapi siapa yang dapat mengira, ternyata aku hamil… itu adalah sebuah nyawa kecil, aku benar-benar tidak rela kehilangannya…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.