Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Sorot Matamu Saat Menatapku Seperti Sedang Memuja



Sorot Matamu Saat Menatapku Seperti Sedang Memuja

0Bagaimana kamu bisa mengetahui identitasku yang sebenarnya?     

Yun Hua telah berusaha mengendalikan ekspresi wajahnya dan berpura-pura bingung.     

Namun dia tidak tahu, psikologis seseorang bukanlah sesuatu yang bisa dikendalikan sesuai keinginannya.     

Sorot mata dan sedikit ekspresi saja adalah celah di mata orang-orang yang khusus mempelajari bidang ini!     

Yun Hua sama sekali tidak tahu, ketika dia mendengar pertanyaannya itu, meskipun dia tidak berekspresi, namun sesaat pupilnya melebar. Tanpa sadar dia memutar matanya dan melihat ke kiri atas…     

Selain itu dia juga tanpa sadar sedikit mengerucutkan bibirnya, lalu dengan sengaja membuka matanya lebih lebar.     

Semua ini adalah celah.     

Anggota intelijen akan fokus berlatih dalam bidang ini. Mereka dapat membuat penyamaran melalui sorot mata dan ekspresi wajah sehingga interogator pun tidak bisa memperoleh informasi yang sebenarnya.     

Itu adalah hasil yang bisa dicapai setelah latihan keras yang tak terhitung jumlahnya.     

Orang biasa jangan harap bisa melakukannya!     

"Apa identitasmu yang sebenarnya?" Yun Hua berpura-pura tidak tahu apa-apa dan menatap Bo Siqing dengan sangat polos.     

Bo Siqing menyeringai. Dalam sekejap kepalanya semakin menunduk, dia mendekat ke telinga Yun Hua lalu berbisik, "Gadis Kecil, di lorong kecil malam itu kamu jelas-jelass sudah pergi. Mengapa kamu kembali lagi untuk menolongku?"     

"Aku… aku takut kalau ada yang terbunuh, maka petugas keamanan akan menangkapku!"     

Bo Siqing tersenyum, tangannya mencubit pelan pipi Yun Hua, "Benarkah? Lalu mengapa kamu membawaku ke rumahmu? Kamu membawa batangan baja untuk pertahanan diri bersamamu. Dan lagi saat menghadapiku, kamu bisa menyerang secara tidak terduga dan melarikan diri dengan cepat. Ini menunjukkan bahwa kamu memiliki kesadaran kuat untuk melindungi diri sendiri, kamu sangat waspada."     

Napasnya menyembur ke telinga Yun Hua dan membuat seluruh tubuhnya kaku.     

"Kamu bukan tipe gadis kecil yang naif. Kamu bisa membawa pulang seorang pria yang terluka parah yang asal-usulnya tidak jelas… Apa kamu tidak takut aku melukai keluargamu?"     

"Kamu berani melakukannya, satu-satunya alasan adalah kamu yakin kalau aku tidak akan melukaimu dan keluargamu. Kamu yakin bahwa aku bukan penjahat."     

"Selain itu, tahukah kamu seperti apa sorot matamu saat memandangku?"     

Yun Hua tidak bersuara, otaknya sudah berubah menjadi sepanci pasta.     

Pada saat ini, tiba-tiba dia merasakan rasa sakit yang menusuk di telinganya, kemudian rasa terbakar!     

Yun Hua seketika melotot, wajahnya merona merah seperti nyaris meledak.     

Sialan, dia… dia… dia… dia menggigit telinganya lagi!     

"Fokus." Suara Bo Siqing terdengar dalam dan menawan, seperti cello kualitas paling tinggi yang dipetik ringan dan membuat seluruh tubuh Yun Hua seakan dialiri listrik.     

"Sorot matamu yang memuja saat melihatku membuatku merasa seperti seorang pahlawan yang telah berkorban dan berjalan ke altar!"     

Suara Bo Siqing sedikit melankolis, "Apa yang telah kulakukan sehingga membuatmu memandangku dengan tatapan seperti itu? Tatapan penghormatan kepada pahlawan itu benar-benar membuatku merinding!"     

Penghormatan kepada pahlawan…     

Yun Hua benar-benar ingin menangis tanpa air mata.     

Mau tidak mau dia harus mengakui bahwa orang ini memang terlalu hebat dalam membaca pikiran orang lain.     

Dia sendiri bahkan tidak tahu seperti apa sorot matanya saat memandangnya.     

Tetapi begitu dia mengatakannya, Yun Hua pun merasa seakan-akan… sepertinya… mungkin itu memang benar!     

Tapi, tapi dia harus bagaimana menjelaskannya?     

Yun Hua tidak mungkin memberitahunya bahwa ketika dia mengenalnya, dia sudah dibawa ke altar dan dikagumi oleh jutaan orang!     

Yun Hua benar-benar nyaris roboh.     

Bo Siqing tersenyum kecil dan meletakkan dahinya ke dahi Yun Hua, ujung hidungnya mengusap ringan ujung hidung Yun Hua yang bulat sebelum berkata dengan nada yang sangat intim, "Sekarang tidak apa-apa kalau tidak mengatakannya. Gadis Kecil, waktu kita di masa depan masih panjang…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.