Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Tidak Bisa Mematahkan Sayap Mimpinya



Tidak Bisa Mematahkan Sayap Mimpinya

0Yun Hua menunduk dengan bingung dan melihat dirinya sendiri. Dia lalu bergegas menggeleng dan berkata, "Tidak apa-apa, sungguh tidak apa-apa. Semua luka ini bisa dibungkus dengan kantong plastik, tidak akan mencemari kolam renang. Demam… juga tidak apa-apa, meskipun demam aku juga bisa menang!"     

Bo Siqing sangat marah sampai tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.     

Kalau… kalau ini adalah anggota timnya, sudah lama dia akan menamparnya!     

Dia menggertakkan giginya, "Bukankah ini hanya kompetisi pesta olahraga sekolah? Apa sepenting itu?"     

"Tentu saja penting!" Yun Hua berkata dengan keras kepala, "Melalui kompetisi ini barulah aku punya kualifikasi untuk berpartisipasi dalam kompetisi tingkat kota, lalu berpartisipasi dalam kompetisi tingkat provinsi. Setelah mendapatkan peringkat, maka aku bisa berpartisipasi dalam kompetisi tingkat nasional! Aku ingin masuk tim provinsi dan tim nasional, aku ingin berpartisipasi dalam olimpiade 2008, aku mau mendapatkan medali emas!"     

Saat ini, Bo Siqing tiba-tiba tidak dapat berkata-kata.     

Dia sudah lama merasa kalau gadis ini tidak biasa, tapi dia masih meremehkannya. Di dalam tubuh kecilnya ini tersimpan energi sebesar ledakan bom nuklir!     

"Kamu tidak perlu mengikuti kompetisi sekolah, aku juga bisa memberimu kuota untuk berpartisipasi dalam kompetisi tingkat kota, mudah sekali." Bo Siqing berusaha keras untuk mempertahankan ketenangannya.     

Yun Hua menggertakkan gigi, sorot matanya sangat keras kepala, "Aku tidak butuh! Apa yang kuinginkan, aku pasti bisa mendapatkannya sendiri!"     

Bo Siqing hanya merasa dadanya sangat tidak nyaman!     

Dia sangat marah sampai ingin sekali mengangkat Yun Hua lalu memukulnya.     

Tetapi… dia juga sangat bersimpati kepadanya.     

Seberapa miripnya Yun Hua saat ini dengan dirinya yang dulu?     

Saat itu dia baru 16 tahun, tidak menginginkan kehidupan yang mudah, juga tidak mau mengambil jalan yang telah diaturkan oleh keluarganya, tapi bersikeras ke lembaga penelitian untuk melakukan pekerjaan yang berbahaya dan berat.     

Seluruh keluarganya menentang, hanya kakeknya yang berkata: 'kalau kamu benar-benar ingin pergi ke sana, setidaknya kamu harus membuat kami melihat tekadmu. Sebuah keputusan penting bukanlah hal yang sepele, kamu harus memastikan bahwa kamu dapat bertanggung jawab atas keputusan ini.'     

Dia menerima ujian kakeknya.     

Dibuang di tengah Pegunungan Qinling dan harus keluar dengan memakai kemampuannya sendiri. Harus mengatasi sendiri bahaya apa pun yang dihadapi, tentu saja, bisa juga meminta pertolongan, tapi meminta pertolongan berarti mengaku kalah!     

Dia tidak mengaku kalah.     

Dia sama sekali tidak akan mengaku kalah dan mundur dari sesuatu yang sudah diyakininya.     

Tiga bulan kemudian, dia keluar dari Pegunungan Qinling, seluruh tubuhnya dari atas ke bawah penuh bekas luka, seperti orang liar.     

Di saat tersulit dia menggertakkan giginya dan bertahan, sama sekali tidak menyerah.     

Jadi…     

Jadi saat ini, Bo Siqing sangat bisa memahami perasaan Yun Hua.     

Karena dapat memahaminya, makanya dia semakin bersimpati!     

Renang adalah impian Yun Hua. Dia tidak boleh dengan egois mematahkan sayap mimpinya dengan alasan demi kebaikannya!     

Bo Siqing menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Ayo ke ruang kesehatan, akan kubantu merawat lukamu."     

Wajah Yun Hua masih khawatir, "Apa masih sempat ikut lomba? Sekarang pukul berapa?"     

Wajah Bo Siqing dingin, "Sempat. Kalau aku bilang sempat berarti sempat!"     

Yun Hua mengiyakan dan berbaring dengan tenang di pelukan Bo Siqing, membiarkannya menggendongnya ke ruang kesehatan.     

Laki-laki dan wanita dibedakan.     

Bo Siqing meminta perawat untuk membersihkan tubuh Yun Hua dengan handuk panas.     

Kemudian, dia merawat sendiri luka Yun Hua. Yang paling parah adalah luka di tangannya, pecahan kaca telah merobek daging dan kulit di pergelangan tangan dan jarinya… terutama jari yang menggenggam pecahan kaca. Luka itu sangat dalam sampai tulangnya terlihat!     

Pengalaman Bo Siqing dalam menangani luka luar sangat banyak, tapi setiap kali dia merawat lukanya sendiri atau luka anggota timnya, dia selalu sangat cepat dan efisien.     

Kecuali saat ini, dia hampir tidak berani bertindak!     

Setelah merawat luka di tangan, juga masih harus mencabut satu per satu pecahan kaca yang tertancap di lengan Yun Hua…     

Setelah merawat semua lukanya, membubuhkan obat dan membalutnya, sudah dua jam berlalu.     

Yun Hua yang linglung karena demam masih bertanya, "Pukul berapa? Apakah kompetisi sudah dimulai?"     

"Masih belum, tidurlah sebentar lagi. Kamu demam. Aku akan memberimu sedikit obat penurun panas, juga perlu antibiotik untuk mencegah infeksi luka."     

"Tidak, aku tidak mau minum obat penurun panas, setelah meminumnya akan tidak bertenaga dan mengantuk…"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.