Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Dia, Mau Berdiri di Puncak Dunia!



Dia, Mau Berdiri di Puncak Dunia!

0Xiao Qiuci dan putrinya masuk ke lift.     

Xiao Ruyue berkata dengan sedikit khawatir, "Apakah seperti ini bisa? He Yuxiang sudah disebut sebagai orang cabul dan mempunyai masalah mental, lalu kalau mengatakan dia dan Yun Hua, apakah ada yang percaya?"     

Xiao Qiuci tersenyum, "Akan ada orang yang percaya. Lagi pula, kita hanya perlu membuatnya memiliki noda ini saja. Keluarga Qi tidak mungkin menginginkan perempuan tidak bersih seperti ini! Kamu sendiri juga harus lebih bergegas! Sekarang kamu masih kecil, jangan terburu-buru untuk membuat Qi Ziheng jatuh cinta kepadamu, tidak ada gunanya. Rasa kesegaran laki-laki sangat singkat. Orang dengan status seperti Qi Ziheng itu, ada lebih banyak perempuan yang bisa dia pilih. Yang dibawakan kepadanya tidak kurang!"     

"Lalu aku harus bagaimana?" Xiao Ruyue menggigit bibirnya.     

Xiao Qiuci tersenyum, "Dimulai dari Wei Weiwei."     

"Wei Weiwei?" Xiao Ruyue tidak mengerti.     

"Benar, Wei Weiwei! Dia adalah adik perempuan Qi Ziheng. Mereka berdua adalah saudara kembar berbeda jenis kelamin, tapi saat itu Wei Weiwei terlalu lemah ketika dilahirkan dan hampir saja meninggal. Keluarga Qi mencari pendeta Tao untuk meramalkan nasibnya. Pendeta itu berkata untuk meredam malapetaka Wei Weiwei harus mengikuti marga ibunya, juga selalu tinggal di keluarga Wei. Dia harus pergi ke kuil Tao setiap bulan sampai tahun ini dia berusia 18 tahun!"     

Xiao Qiuci tersenyum, "Tubuh Wei Weiwei masih sangat lemah, tapi dia sudah kembali ke keluarga Qi. Yang paling disukai Qi Ziheng adalah adiknya ini! Qi Ziheng juga terus merasa bersalah kepada adiknya ini. Jadi, kalau kamu bisa berhubungan baik dengan Wei Weiwei… secara alami kamu akan menempati bagian yang tergantikan di hati Qi Ziheng, apa kamu mengerti?"     

Xiao Ruyue tiba-tiba paham.     

...     

Di sini, melihat Xiao Qiuci dan putrinya pergi, Yun Hua dan Jiang Huanqing bernapas lega.     

Jiang Huanqing bergegas memeriksa Yun Hua, "Tidak apa-apa, 'kan? Dia tidak menabrakmu, 'kan?"     

"Tidak. Ma, tindakan Mama tadi juga terlalu keren! Benar-benar tepat sasaran!" Yun Hua berkata sambil terkikik.     

Jiang Huanqing memelototinya sekilas, "Huahua, Mama ingin bicara baik-baik denganmu."     

"Ya, Mama bicaralah." Dengan bantuan ibunya, Yun Hua duduk di sofa.     

Jiang Huanqing menarik napas dalam, lalu berkata perlahan, "Huahua, terlepas dari apakah yang kamu impikan itu prediksi masa depan atau bukan, Mama tidak ingin kamu dikendalikan oleh hal-hal itu!"     

Yun Hua terkejut, kemudian wajahnya menjadi serius.     

Jiang Huanqing melanjutkan perkataannya, "Mama menganggap bahwa apa yang kamu impikan itu adalah pengingat yang baik dari Tuhan untuk kita. Akhir dan konsekuensi yang tragis itu untuk mengingatkan kita, agar kita lebih cepat memutuskan, lebih cepat menarik diri! Huahua, Mama tidak ingin kamu tenggelam dalam niat untuk balas dendam karena mimpi itu!"     

Yun Hua mengerucutkan bibirnya.     

"Mama tahu kalau permintaan seperti ini sangat keterlaluan. Bagaimanapun juga bagimu semua itu sangat nyata, dan lagi itu terjadi sepanjang waktu." Jiang Huanqing berkata, "Mama bukan memintamu untuk memaafkan mereka, tetapi jangan tenggelam dalam balas dendam! Jangan merusak karaktermu sendiri!"     

"Mimpi ini adalah pengingat terbaik yang diberikan Tuhan untuk kita, untuk membuat kita menghindar dari semua itu, agar kita bisa hidup dengan lebih baik! Bukan untuk membuat kita tenggelam dalam kebencian tetapi malah melupakan bagaimana harus menjalani hidup kita sendiri!"     

"Kebencian akan membutakan mata seseorang. Meskipun kita sudah balas dendam, meskipun kita membuat mereka satu per satu berakhir dengan tidak baik, lalu bagaimana? Hidup kita sendiri juga hancur!"     

"Kita menyia-nyiapa hidup yang indah ini untuk para bajingan itu!"     

"Apa itu layak?"     

Suara Jiang Huanqing sangat tenang, dia menatap Yun Hua dengan serius.     

Yun Hua mengatupkan bibirnya rapat, dia memikirkan penyesalan dan impiannya…     

Ya.     

Tidak boleh melupakan yang terpenting, apalah artinya para bajingan itu?     

Tuhan memberinya satu kali kesempatan untuk mengulang kembali bukan agar disia-siakan untuk para bajingan itu!     

Dia mau menebus penyesalannya sendiri, dia mau mewujudkan impiannya.     

Dia, mau berdiri di puncak dunia!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.