Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Berani Tidak?



Berani Tidak?

0Brak!     

Xiao Guihua memukulkan buku di tangannya ke atas meja dan memelototi Yun Hua, "Kamu sendiri yang tidak mengerti tapi menyalahkan guru. Otak dan sikap kalian yang seperti ini, sekumpulan sampah, aku benar-benar sangat sial sehingga diatur untuk mengajar di kelas kalian!"     

Yun Hua tersenyum rendah, dia mengangguk-anggukkan kepalanya, "Baik, kami adalah sekumpulan sampah dan tidak pantas menjadi murid Guru Xiao. Jadi Guru Xiao, mengapa kamu masih duduk di tumpukan sampah? Tidak keberatan dengan bau busuk? Pintunya di sana, silakan pergi."     

"Kau!" Xiao Guihua menunjuk Yun Hua, kedua tangannya bergetar karena marah, "Baik, baik, baik, aku tahu kalau kalian adalah orang tidak berguna. Aku ingin lihat, siapa yang masih akan datang untuk mengajar kalian sekumpulan sampah ini!"     

Xiao Guihua membereskan buku pelajaran dan pergi.     

Di dalam kelas… hening.     

Semua orang memandang Yun Hua.     

Zhan Shibang mengacungkan jempol, "Oke, siswi top, si penyihir Xiao kamu buat kesal dan pergi. Bagus, bagus, sebelum kamu pergi, kamu membantu kami kelas 2-15 menyingkirkan penyihir Xiao. Tenang, setelah kamu pergi ke kelas 2-1 kami tetap akan merindukanmu! Aduh, semuanya katakan, apakah guru lain juga akan menyerah dan pergi seperti penyihir Xiao ini? Seandainya semua benar-benar pergi, lalu bukankah kita kelas 2-15… bisa berbuat sesuka hati? Ah ah, memikirkannya saja menyenangkan sekali!"     

Yun Hua melirik Zhan Shibang dengan dingin, "Siapa yang bilang aku akan pergi?!"     

"Eh, nilai ujian matematikamu sempurna, kertas ujian mata pelajaran lain mungkin terselip. Pokoknya kamu pasti siswa kelas 2-1. Kalau tidak ke kelas 2-1, apa kamu akan tetap tinggal di kelas 2-15? Cih…!"     

Yun Hua mengaitkan bibirnya, "Bagaimana kalau aku mau tetap tinggal di kelas 2-15?!"     

Sudut bibir Zhan Shibang berkedut, "Siswi top, kamu bodoh ya? Kamu sama sekali bukan orang sejenis dengan kami sekumpulan siswa berandalan ini. Untuk apa tetap di sini? Menjadi seperti kami? Juga berubah menjadi siswa berandalan?"     

"Mengapa tidak bisa kalian yang menjadi seperti aku?" Suara Yun Hua sangat jelas dan dingin.     

Zhan Shibang dan He Zhihang saling berpandangan, lalu mereka berdua tertawa keras, "Hei hei cantik, kamu jangan bercanda, oke? Siswa top jatuh menjadi siswa berandalan itu mudah, tapi siswa berandalan ingin menjadi siswa top, itu lebih sulit daripada naik ke langit. Apa kamu tidak lihat semua guru menganggap kami sampah dan limbah? Memang begitu. Sudahlah, jangan bergurau lagi, pergilah ke tempat seharusnya kamu pergi!"     

Yun Hua mengatupkan bibirnya rapat-rapat lalu berkata, "Apakah kalian rela dianggap sampah dan limbah selamanya? Kalian juga manusia, orang lain bisa, mengapa kalian tidak bisa?!"     

Han Fangzhou yang dari tadi tidur tertelungkup akhirnya mengangkat kepalanya. Matanya menatap lurus ke Yun Hua, "Tidak ada yang percaya kami bisa, juga tidak ada yang peduli kami bisa atau tidak. Pernah juga ada guru yang mencoba membantu kami, tapi fondasi kami terlalu buruk. Guru-guru yang berkata mau membimbing kami itu akhirnya tidak sabar. Kamu ingin membantu kami, memangnya kamu bisa bertahan berapa lama?"     

Zhan Shibang mengangkat bahunya, "Ya, antusias membantu kami belajar beberapa hari lalu tidak sabar lagi, berulang kali menganggap kami seperti monyet. Siapa yang tidak ingin menjadi siswa top? Tapi siapa suruh kami bodoh sejak lahir?"     

Yun Hua mengepalkan tangannya, "Bagaimana kalau aku bersikeras mau mengubah kelas 2-15?"     

Wajah Han Fangzhou tanpa ekspresi, sorot matanya dingin dan acuh, "Mulut berkata bersikeras, siapa yang tidak bisa? Akhirnya, bukankah itu semua hanya angan-angan? Yun Hua, jangan memakai kami siswa berandalan ini untuk memuaskan ambisimu!"     

Yun Hua tertawa, "Ambisi? Baik, aku benar-benar mulai berambisi! Bagaimana kalau kita bertanding? Aku sendirian, bertanding melawan kalian semua. Kalau aku kalah, aku akan pergi dari kelas 2-15. Tapi kalau aku memang, semua anak di kelas 2-15 harus patuh kepadaku. Berani tidak?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.