Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Kertas Ujian yang Hilang



Kertas Ujian yang Hilang

0Tidak menyerahkan kertas ujian?     

Yun Hua tertawa.     

Cara ini benar-benar bagus, jauh lebih sederhana dan kasar daripada memalsukan nilainya. Tapi mau tidak mau harus diakui kalau ini cukup efektif!     

"Kertas ujian diperiksa di kantor, 'kan? Apakah di kantor ada kamera CCTV?" Yun Hua langsung bertanya, "Kertas ujianku tidak mungkin lenyap tanpa jejak! Begitu banyak kertas ujian, mengapa milik orang lain tidak hilang, tapi hanya milikku yang hilang? Kalau hilang ya sudah, tapi masih menyisakan satu ujian matematika, apa maksudnya? Apa takut akan sulit menjelaskannya kalau keempat mata pelajaranku mendapat nilai nol?"     

Wajah wali angkatan itu langsung tertarik ke bawah, "Apa maksudmu ini? Apakah kamu curiga ada guru yang sengaja menghilangkan kertas ujianmu?"     

Yun Hua tersenyum sinis, "Bukan curiga, tapi itu memang benar!"     

"Kamu!" Wali angkatan melotot dengan marah, "Kamu benar-benar tidak masuk akal!"     

"Aku mau memeriksa kamera CCTV!" Yun Hua bersikeras.     

"Memeriksa kamera CCTV? Apa kamu pikir kamu bisa memeriksanya semaumu?" Wali angkatan itu tersenyum sinis.     

Yun Hua menatap wali angkatan selama beberapa saat, lalu akhirnya mengangkat bahu, "Tidak bisa sembarangan diperiksa, ya? Kalau begitu sebaiknya aku melapor. Aku kehilangan ponsel Nokia N73 di kantor guru kelas dua, harganya tiga ribu yuan. Aku curiga ada yang mencuri ponselku… tiga ribu yuan, cukup untuk mengajukan kasus di kantor polisi. Pada saatnya nanti, kamera CCTV dapat diperiksa!"     

"Kamu… Kamu benar-benar! Bernyali!" Wali angkatan nyaris meledak marah.     

Yun Hua menatap wali angkatan dengan dingin, "Kalau bukan ada guru yang sengaja mengambil kertas ujianku, mengapa takut aku memeriksa kamera CCTV? Aku mendapat peringkat kedua terakhir dari seluruh tingkat, apakah tidak seharusnya memberi penjelasan kepadaku?"     

...     

Wali angkatan pergi dengan marah.     

Yun Hua berdiri di koridor untuk menenangkan suasana hatinya selama beberapa saat, baru setelah itu dia kembali ke kelas, "Nanti sore kita akan membuat jadwal pelajaran, pagi ini mulai dulu dari matematika. Kelas dibagi menjadi lima kelompok kecil sesuai dengan tempat duduk. Satu kelompok sepuluh orang, perwakilan tiap mata pelajaran dibagi ke masing-masing kelompok…"     

"Setiap hari mengulas pelajaran, untuk konten pembelajarannya, aku akan mencari topik dan materi bimbingan. Selesaikan tugas sesuai kelompok dan saling membantu. Yang menyelesaikan tugas lebih awal bisa membantu orang lain, juga bisa melanjutkan belajar sendiri. Tentu saja, kalau ada perlu dan ingin pergi juga boleh…"     

Matematika kelas satu sangat dasar, tidak mungkin tidak bisa dipelajari, masalahnya hanya tidak mau belajar.     

...     

Yun Hua mengulas bilangan rasional satu kali, kemudian waktunya diskusi kelompok. Yang tidak dimengerti dibahas dulu di dalam kelompok kecil, kalau tidak bisa diselesaikan baru mencari Yun Hua.     

Satu jam pelajaran, soal yang sangat sederhana, namun Yun Hua harus berbicara berkali-kali, mulut dan lidahnya sampai kering.     

Setelah selesai belajar, Zhan Shibang memberikan sebotol air untuknya, "Minumlah. Terima kasih, membuatmu mengajar sekelompok babi ini benar-benar menyusahkanmu."     

Kepala Yun Hua penuh dengan garis hitam, "Kamu bicara apa? Kamu yang babi!"     

Zhan Shibang terkekeh, "Kak Hua, matematika Kak Han sangat bagus."     

Yun Hua melirik Han Fangzhou yang tidak tidur dan sedang menulis soal lalu tersenyum, "Tadi di kelompok kalian siapa yang menanyakan soal kepadaku? Berikutnya ingat, tanyakan kepada ketua kelompok dulu!"     

Ketua kelompoknya adalah Han Fangzhou. Di kelompok mereka tadi tidak ada yang bertanya kepadanya, semuanya datang bertanya kepada Yun Hua…     

Han Fangzhou mendongak dan melirik Yun Hua. Dia tidak berkata-kata, anggap saja membenarkan.     

Zhan Shibang segera mengacungkan jempol kepada Yun Hua, "Kak Hua, kamu hebat!"     

Yun Hua tertawa. Sebenarnya siswa kelas 2-15 tetaplah siswa. Bagi Yun Hua, asal bukan siswa yang sengaja menindas orang, semuanya adalah siswa baik!     

"Eh Yun Hua, aku… aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu." Entah kapan Xia Qingyu datang. Dia berdiri dengan malu-malu, memegangi sudut pakaiannya dengan gugup dan berkata dengan suara kecil.     

Yun Hua mengangguk, "Katakan saja."     

Huh, dia bukan setan, apa perlu sampai setakut itu?     

Xia Qingyu masih sangat gugup, dia terus menunduk, suaranya juga sangat kecil, "Aku, aku tiga hari yang lalu di sekolah… melihat, melihat… dari jendela Guru Xiao merobek kertas ujian dan membuangnya ke keranjang kertas. Aku, aku tidak tahu apakah itu kertas ujianmu…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.