Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Singkap Wajah Munafik Itu



Singkap Wajah Munafik Itu

0Di kantor guru grup kelas dua SMP.     

"Guru Xiao, mantelmu ini benar-benar bagus, benar-benar cocok dipakai saat ini. Beli di mana?" Xiao Guihua bertanya.     

Xiao Qiuci tersenyum, "Seorang teman meminta seseorang membawakannya dari Hong Kong."     

"Itu pasti sangat mahal, 'kan?" Ada kecemburuan yang tidak dapat disembunyikan di mata Xiao Guihua, "Kapan pun bisa pergi berjalan-jalan ke Hong Kong, maka hatiku akan puas. Kudengar tahun lalu provinsi mengorganisir guru-guru unggulan provinsi untuk pergi studi tur ke Hong Kong, ah!"     

"Kalau begitu tahun ini pasti ada kamu." Xiao Qiuci tersenyum, "Siapa yang bisa dibandingkan denganmu dalam pelajaran bahasa dan sastra SMP?"     

"Aku tidak berani." Xiao Guihua berpura-pura tersenyum rendah hati.     

Pada saat itu, Yun Hua membuka pintu kantor dan berjalan masuk!     

Suaranya agak keras. Guru yang mengoreksi PR, guru yang mengobrol dan guru yang menulis rencana belajar… semuanya menoleh!     

Yun Hua langsung berjalan ke arah Xiao Qiuci.     

Xiao Qiuci yang melihatnya pun bergegas tersenyum, "Huahua datang? Untuk urusan pindah kelas, ya? Kamu jangan buru-buru dulu, tadi pembagian kelas…"     

"Guru Xiao." Yun Hua langsung menyela perkataan Xiao Qiuci dan tersenyum, "Apakah Anda bisa berdiri agak ke sini?"     

Xiao Qiuci terkejut, "Ada apa?"     

Sambil berbicara, Xiao Qiuci berdiri dari kursinya dan berjalan ke bagian luar meja kantor.     

Yun Hua tersenyum kepada Xiao Qiuci sejenak, lalu langsung berjalan masuk dan duduk di kursi Xiao Qiuci.     

"Huahua, apa yang kamu lakukan?" Wajah Xiao Qiuci kebingungan.     

Xiao Guihua tersenyum sinis di samping, "Benar-benar melanggar aturan, menyuruh guru berdiri lalu diri sendiri duduk! Sedikit pun tidak berpendidikan!"     

Guru lain juga menunjuk-nunjuk Yun Hua.     

Yun Hua tidak peduli terlalu banyak, pandangannya jatuh ke laci meja paling kanan. Dia mengulurkan tangan dan menariknya, laci itu tidak bergerak dan jelas terkunci.     

Yun Hua memandang Xiao Qiuci, "Guru Xiao, mana kunci laci ini?"     

Kening Xiao Qiuci berkerut, "Huahua, katakan pada Bibi apa yang mau kamu lakukan. Jangan begini, sangat tidak sopan!"     

"Benar, mana ada murid seperti ini! Sangat tidak berpendidikan!"     

"Murid-murid sekarang semuanya lebih hebat daripada guru…"     

Guru lain di sekitar mengoceh.     

Yun Hua menutup telinga dan hanya menatap Xiao Qiuci, "Guru Xiao, hanya kertas ujian matematikaku dari ujian penempatan yang tidak hilang, yang lainnya semua hilang. Kalau kamu tidak ingin aku masuk kelas 2-1 langsung katakan saja, mengapa harus merobek kertas ujianku?"     

Raut wajah Xiao Qiuci agak berubah, dahinya berkerut kencang, "Dari mana kamu mendengarnya? Untuk apa aku merobek kertas ujianmu? Huahua, aku tahu kamu tidak ingin tetap di kelas 2-15. Bibi sudah setuju untuk membantumu pindah ke kelasku, kamu jangan dikasih hati minta jantung! Tahukah kamu sikap apa itu memfitnah guru?"     

"Ya, sembarangan memfitnah guru, siswa ini semakin lama semakin tidak punya kualitas!"     

"Panggil wali pengajaran kemari, siswa seperti ini harus dicatat karena melakukan kesalahan besar!"     

...     

Dalam sepuluh menit yang singkat, Wakil Kepala Sekolah Hao Xuewen dan Wali Angkatan Wu Lian datang.     

Melihat Yun Hua, raut wajah Wu Lian seketika menjadi suram, "Kekacauan apa yang kamu buat?!"     

Yun Hua menoleh dan memandang Wu Lian, "Wali Angkatan Wu, aku sudah melihat videonya. Kertas ujianku ada di dalam laci ini. Aku juga mengambil hard drive tempat video itu disimpan. Tentu saja, aku juga bukan orang yang memaksa, aku hanya ingin kertas ujianku, juga permintaan maaf! Kalau tidak bisa, maka aku harus menyerahkan hard drive ke surat kabar dan Dinas Pendidikan. Kurasa surat kabar akan sangat tertarik dengan gambar Guru Xiao yang merobek kertas ujian!"     

Wajah Wu Lian sangat suram.     

Wajah Yun Hua sangat tenang, dia menunggu dengan tenang, menunggu Xiao Qiuci mengambil keputusan.     

Akhirnya, Wakil Kepala Sekolah Hao Xuewen yang sejak tadi tidak mengatakan apa pun tidak tahan dan memandang Xiao Qiuci, "Guru Xiao, bagaimana kalau… bagaimana kalau kamu membuka dulu lacinya, mungkin di dalamnya tidak ada kertas ujian?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.