Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Sebuah Gelas



Sebuah Gelas

0Han Fangzhou tidak berbicara dan hanya menatap Yun Hua.     

Yun Hua mengerutkan bibirnya dan berkata dengan suara rendah, "Maaf, aku membuat keputusan semacam ini tanpa izin. Kalau menurutmu ini tidak baik, aku… aku akan menghubungi orangnya Kak Qi lagi…"     

"Terima kasih."     

Suara Han Fangzhou sangat rendah dan sangat pelan, namun Yun Hua masih mendengarnya dengan jelas.     

"Oh, baguslah kalau kamu tidak keberatan aku memutuskan tanpa izin. Bagaimanapun… bagaimanapun itu adalah ayahmu, tapi aku meminta orangnya Kak Qi membantu memberinya pelajaran… Ini agak tidak hormat kepada orang yang lebih tua…" Yun Hua berkata dengan suara rendah.     

Dalam konsep orang Tionghoa, kesalahan anak adalah kesalahan ayahnya, tapi seorang ayah tetap harus terlihat seperti seorang ayah, 'kan?     

Yun Hua pernah melihat orang yang kecanduan alkohol dan judi, mereka sama sekali tidak lebih baik dari pecandu narkoba. Mereka semua dapat dengan mudah menghancurkan sebuah keluarga.     

Maka dikatakan bahwa jangan ternoda oleh pornografi, judi dan narkoba. Begitu ternoda maka tidak akan bisa dihilangkan.     

Berapa banyak penjudi yang membuat keluarga yang semula baik-baik saja menjadi hancur pada akhirnya.     

Yang lebih menakutkan lagi adalah, judi dan narkoba hampir sama, keduanya sangat mudah membuat kecanduan, juga sangat sulit untuk berhenti total!     

Sekarang mudah menghapuskan utang judi Han Xinhua, tapi nanti dia bisa berjudi dan berutang lagi. Ini adalah lingkaran setan tanpa akhir.     

"Baguslah kalau kamu tidak marah. Kalau begitu aku dan Zhan Shibang pergi dulu, sampai jumpa." Yun Hua menghembuskan napas lega dan melambaikan tangan kepada Han Fangzhou. Dia lalu menghampiri Zhan Shibang yang berjongkok seperti jamur di tiang listrik. Mereka berdua pun pergi bersama-sama.     

Han Fangzhou berdiri di tempatnya sambil menatap kepergian mereka. Sampai sosok kedua orang itu benar-benar lenyap barulah dia berbalik dan pulang.     

"Kakak, apa Kakak Hua sudah pergi?" Han Yunuo sedang menuangkan obat dalam periuk ke mangkuk. Begitu melihat Hang Fangzhou dia langsung bertanya.     

Han Fangzhou mengambil periuk obat dari tangan adiknya dengan diam, lalu menuangkan obat dan membawanya masuk ke kamar ibunya.     

Setelah keluar, di atas meja ruang tamu ada dua gelas, yang satu biru muda, yang satu merah muda. Hang Fangzhou menatap dua gelas itu selama beberapa saat, lalu membungkuk dan mengambil gelas merah muda dan membawanya ke kamarnya sendiri.     

Tidak lama kemudian, Han Yunuo memanggilnya, "Kak, apa kamu melihat gelasku? Tadi aku menuangkan air minum untuk Kak Hua, gelasnya diletakkan di sini, bagaimana bisa hilang…"     

"Pakai dulu punyaku," kata Han Fangzhou.     

"Tidak mau, gelasmu pernah dipakai kakak penjahat. Aku tidak mau memakainya," kata Han Yunuo.     

"Nanti aku akan membawamu keluar untuk membeli satu lagi."     

Han Yunuo cemberut. Dia tiba-tiba memikirkan sesuatu dan berlari ke kamar Han Fangzhou lalu langsung membuka pintu kamar. Benar saja, dia langsung melihat gelas merah muda itu di meja samping tempat tidur Han Fangzhou!     

"Kakak! Kenapa kamu mencuri gelasku?" Han Yunnuo berkata sambil berkacak pinggang, "Oh… Pernah dipakai oleh Kak Hua, benar bukan? Kak, bukankah kamu paling benci warna merah muda…"     

...     

Hari Rabu, kedai para ibu mulai dibuka, ini juga adalah namanya.     

Menu utamanya adalah Malatang, juga ada berbagai macam jajanan. Bagi murid sekolah, makanan di sini cukup untuk memenuhi kebutuhan makan malam lebih awal mereka.     

Karena lokasinya bagus, dan lagi malatang mempunyai banyak variasi, jumlahnya banyak dan ekonomis, rasanya juga enak, kedai pun penuh pada hari pertama dibuka!     

Murid kelas 2-15 yang awalnya datang sebagai tamu akhirnya menjadi pelayan. Menghidangkan makanan, mencuci piring, menusuk sate, menerima pembayaran… sangat sibuk!     

Hari Jumat, Fan Mengying menelepon dan meminta Yun Hua datang ke Pusat Renang Provinsi pada hari Sabtu dan Minggu.     

Yun Hua belum mempertimbangkannya. Beberapa hari telah berlalu, Bo Siqing belum ada kabar, dia benar-benar merasa tidak tenang!     

Dia paling takut kalau kelahirannya kembali akan mengubah nasib terlalu banyak orang. Masih tidak apa-apa kalau mengubah yang buruk menjadi baik, tapi kalau mengubah yang baik menjadi buruk… dia pun bersalah!     

Mungkin karena gerakan hatinya, akhirnya ada kabar tentang Bo Siqing!     

Sore hari sepulang sekolah, Chu Yu datang mencari Yun Hua, "Bos sudah kembali ke Tiongkok dengan selamat, sekarang sedang dirawat di Rumah Sakit S!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.