Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Pikiran Paling Rahasia



Pikiran Paling Rahasia

0Jing Xiu tidak dapat menjawab pertanyaan Yun Hua.     

Yun Hua juga tidak ingin menunggu jawabannya. Terserah apa pun niatnya, setidaknya Yun Hua sudah mengetahui kebenaran, itu saja sudah cukup.     

Tanpa menghiraukan Jing Xiu, dia langsung berjalan keluar dari ruang istirahat dan sekali lagi berjalan ke depan kaca ruang ICU.     

Chu Yu terus berdiri di sana. Melihat Yun Hua datang, dia berkata dengan suara rendah, "Bos sudah bangun lagi."     

Yun Hua melihat ke sana.     

Dari sudut pandangnya ini, dia tidak dapat melihat wajah Bo Siqing yang berbaring di ranjang pasien dan hanya dapat melihat tangannya yang diletakkan di luar selimut putih. Tangannya itu mencengkeram sprei dengan erat, sendi-sendinya berkertak, bahkan agak gemetar.     

Yun Hua benar-benar dapat membayangkan betapa sakitnya dia sehingga membuatnya mencengkeram sprei dengan begitu erat…     

Hampir tanpa keraguan apa pun Yun Hua langsung berbalik dan berlari dengan cepat untuk meminta perawat membawanya ke kamar steril, dia pun memakai lagi baju steril yang baru…     

Dia berjalan masuk sekali lagi.     

Wajah Bo Siqing pucat pasi, dahinya penuh keringat.     

Namun ketika melihat Yun Hua masuk, sepertinya dalam sekejap terjadi perubahan pada ekspresi wajahnya yang semula menahan rasa sakit, bahkan dia berpura-pura tersenyum santai.     

Kalau bukan karena dapat melihat dengan jelas wajahnya yang pucat serta butiran besar keringat di dahinya, siapa pun yang menghadapi ekspresinya saat ini tidak akan pernah berpikir kalau dia sedang menahan rasa sakit yang sama sekali tidak dapat ditanggung oleh orang biasa!     

"Baru tidur sebentar sudah bangun?" Yun Hua juga berpura-pura tenang seolah tidak terjadi apa-apa.     

Bo Siqing menguap lagi, "Tidur seharian, sepanjang hari tidur sampai malam, tentu saja tidak bisa tidur terlalu lama."     

Yun Hua menatapnya.     

Orang ini benar-benar pandai mengelak!     

Jelas-jelas dia terus kesakitan sampai tidak bisa tidur selama berhari-hari, tapi masih saja berkata kalau setiap hari tidur…     

Yun Hua menarik kursi dan duduk, lalu meraih tangan Bo Siqing.     

Saat ini jantungnya berdebar sangat kencang, dia sendiri tidak tahu mengapa.     

Meski dia memegang tangan Bo Siqing, namun Yun Hua tidak menatapnya. Dia hanya duduk di kursi seperti itu lalu berbisik, "Setelah kamu membantuku memberi He Yuxiang pelajaran, kudengar He Yuxiang sepertinya telah dikirim keluar negeri oleh keluarganya. Sedangkan mengenai wanita selingkuhan ayahku dan anak haramnya, mereka seperti kecoa yang tidak bisa dibunuh, membuat orang jijik di mana-mana. Ibuku dan ibu Shen Shiying bersama-sama membuka sebuah kedai kecil, bisnisnya bagus. Aku juga sudah menemui Pelatih Fan Mengying. Pelatih Fan ini dingin dan terus terang, namun dia sangat perhatian. Dia bahkan membantuku merencanakan…"     

Suara Yun Hua tidak cepat juga tidak lambat, tidak terlalu banyak fluktuasi, intonasinya juga sangat tenang, suaranya lembut…     

Dia berbisik, Bo Siqing mendengarkannya tanpa bersuara.     

Setelah selesai berbicara, Yun Hua memutar kepalanya dan memandangnya. Bo Siqing akhirnya tertidur sekali lagi.     

Kali ini, Yun Hua tidak lagi melepaskan tangannya.     

Kalau dengan begini dapat membuatnya tidur sedikit lebih lama, maka biarlah dia tidur lebih lama.     

Yun Hua bersandar di kursi, mengangkat kepalanya dan dengan canggung menyandarkannya di atas sandaran kursi.     

Saat ini, suasana hatinya sangat tenang.     

Apabila jiwanya yang terlahir kembali ini tidak dapat memengaruhi jalannya sejarah, maka empat tahun lagi, Bo Siqing akan meninggal karena menyelamatkan orang.     

Seperti melihat para pahlawan yang berkorban secara heroik di berita televisi dan internet, kebanyakan orang hanya akan merasa kagum, tapi tidak akan ada yang merasa empati terlalu dalam. Bagaimanapun juga para pahlawan ini terlalu jauh dari kehidupan mereka.     

Dulu saat Yun Hua melihat Bo Siqing, dia juga merasa seperti itu.     

Ini adalah orang yang pantas dikagumi. Kebanyakan orang akan merasakan simpati dan penyesalan terhadap pengorbanannya, tapi hanya itu saja.     

Namun sekarang, orang ini benar-benar telah memasuki kehidupan Yun Hua.     

Bukan hanya pernah bertemu, bukan hanya mengenalnya, juga bukan hanya beberapa kali melakukan kontak dengannya…     

Yun Hua tahu, dia tidak akan lagi bisa berdiam diri melihat kematiannya empat tahun lagi.     

Dalam hatinya, Bo Siqing sudah bukan lagi pria pujaan yang diletakkan di altar, juga bukan pahlawan yang dikagumi oleh miliaran orang.     

Dia, hanyalah Bo Siqing.     

Seseorang yang mempunyai darah, daging dan jiwa, yang paling nyata memasuki kehidupannya…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.