Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Tuan Muda Kedua Bo yang Berpura-pura Menyedihkan



Tuan Muda Kedua Bo yang Berpura-pura Menyedihkan

0Hari Minggu setelah selesai latihan, sore hari pukul lima lebih, Yun Hua masih pergi ke rumah sakit lembaga penelitian lagi.     

Ketika dia ke sana, Bo Siqing sedang menulis dan menggambar dengan postur yang sangat aneh.     

Saat ini dia belum bisa duduk dan masih berbaring di atas ranjang. Tapi dia meminta seseorang untuk membuatkan sebuah penyangga untuk beraktivitas yang menyangga sebuah papan gambar di depan dadanya dengan selembar kertas putih yang dijepit di atasnya.     

Dengan begitu dia tidak perlu duduk, dia tetap bisa menulis dan menggambar di atas kertas dengan tetap berbaring.     

Ketika Yun Hua berjalan ke sana, dia melirik dengan penasaran, tapi dia kurang lebih hanya dapat melihat bahwa itu sepertinya adalah peta topografi, di atasnya juga ada berbagai simbol penanda, namun simbol-simbol itu mewakili apa, Yun Hua tidak mengerti.     

"Kamu sedang apa?" tanya Yun Hua.     

"Bosan." Bo Siqing berkata dengan tidak berdaya, "Bosan sampai nyaris berjamur, jadi aku mencari sesuatu untuk dikerjakan."     

"Apakah lukamu masih sakit?"     

Bo Siqing terbatuk ringan, "Tidak sakit, obat Pak Tua Zhong masih bekerja, lain kali aku akan merampok beberapa botol lagi."     

Yun Hua tidak ingin mengungkap kebohongannya. Masih mau merampok beberapa botol lagi? Hanya ada dua atau tiga botol lagi yang tersisa, apa dia harus membongkar ruang obat milik orang lain?     

"Oh ya, waktu aku kembali, aku melihat kakakmu." Yun Hua berpikir sejenak baru mengatakannya, "Keluargamu… kamu sudah jadi seperti ini, apakah hanya kakakmu yang datang untuk menjengukmu?"     

Bo Siqing meratakan mulutnya dengan memelas, "Benar, kasihan sekali aku, tidak ada yang datang menjengukku!"     

Yun Hua tidak bisa berkata-kata dan hanya bisa melotot.     

Bo Siqing segera tersenyum cerah lagi, "Tidak apa-apa, tidak ada masalah apa pun di keluargaku. Cedera kali ini agak parah, kakek dua tahun ini mempunyai tekanan darah tinggi, jadi tidak berani memberitahunya. Toh aku tidak mati, 'kan? Bagi kakek, selama tidak mati makan itu bukan masalah besar. Sedangkan orang tuaku, mereka sangat sibuk. Mereka sudah menelepon dan tahu bahwa aku tidak apa-apa."     

Yun Hua benar-benar tidak tahu harus berkata apa, "Hmm… aku akan pulang, kalau terlalu malam mamaku akan khawatir."     

"Baiklah, minggu depan aku akan mengirim orang lagi untuk menjemputmu." Bo Siqing berkata dengan sangat alami.     

Yun Hua seketika melotot, "Bukankah kamu sudah tidak apa-apa?"     

Bo Siqing sudah lepas dari bahaya maut. Dengan memakai salep Ling Cao, lukanya juga pulih dengan cepat. Kuncinya dia tidak akan kesakitan sampai tidak bisa tidur, jadi untuk apa masih menyuruhnya datang?     

"Aku sudah jadi begini, tidak ada keluargaku yang datang menjenguk, apa kamu tidak bisa datang untuk menjengukku?" Bo Siqing menatap Yun Hua dengan sedih.     

Yun Hua benar-benar… kalah olehnya!     

Yun Hua dan Chu Yu sampai di rumah pukul delapan lebih.     

"Bo Siqing tidak apa-apa, 'kan?" Jiang Huanqing bertanya dengan khawatir, "Tadi malam Chu Yu datang dengan terburu-buru untuk mengambil obat, apa itu berguna?"     

"Berguna, sangat bagus. Dia juga sudah tidak apa-apa, cukup memulihkan diri selama beberapa waktu." Yun Hua bergegas berkata, "Ma, jangan khawatir."     

Jiang Huanqing mengangguk-angguk, "Kalau begitu kamu cepatlah istirahat, besok masih harus ke sekolah. Mana boleh anak kecil kelelahan seperti ini setiap hari?"     

"Aku tidak lelah." Yun Hua tersenyum, "Menurutku seperti ini sangat bagus, begini baru merasa hidup."     

Alis Jiang Huanqing berkerut lagi.     

Putrinya telah menceritakan mimpi buruknya kepadanya, tapi tidak terlalu spesifik. Jiang Huanqing tidak mungkin tidak mempercayai putrinya, dia hanya merasa kalau itu terlalu sulit untuk dibayangkan.     

Bagaimanapun juga itu hanyalah sebuah mimpi buruk. Seberapapun menyakitkannya pengalaman dalam mimpi, tapi itu juga hanya bisa dipakai sebagai peringatan, tidak bisa menganggap mimpi sebagai pengalaman nyata.     

Namun saat ini, tampaknya pengaruh yang diterima Yun Hua dari mimpi buruknya tidak kecil.     

Yun Hua sepertinya benar-benar menganggap semua mimpi buruknya itu nyata, karena itulah dia begitu sibuk untuk hidup, begitu gelisah, begitu bekerja keras dalam hidup.     

Jiang Huanqing tidak mengerti, semua orang pernah mengalami mimpi buruk, tapi siapa yang benar-benar akan menganggap mimpi buruk itu sebagai hal yang nyata?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.