Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Ikan Yang Tenggelam



Ikan Yang Tenggelam

0Bagi Yun Hua, semua itu adalah pengalaman yang paling nyata. Dia bahkan bisa mengingat setiap adegan dengan sangat jelas!     

Penderitaan, keputusasaan, kehancuran dan penyiksaan yang membuatnya lebih menderita daripada mati itu…     

Yun Hua tidak pernah lupa, juga tidak dapat melupakannya!     

Tadi saat mendengar apa yang dilakukan Han Lulu dan teman-temannya kepada Xiao Ruyue, mendengar jeritan Xiao Ruyue, Yun Hua merasa… senang!     

Dia jelas tahu betapa menyakitkannya penindasan itu, namun saat mengetahui bahwa Xiao Ruyue sedang ditindas, pikiran paling pertama yang muncul di lubuk hatinya adalah senang!     

Yun Hua masih belum bisa menganggap kehidupan yang lalu itu sebagai mimpi.     

Dia terus mengingatkan dirinya sendiri agar tidak dibutakan oleh dendam dan kebencian, jangan menjadi budak kebencian, namun dia tidak sanggup melepaskan semua kebencian itu…     

Terlalu menyakitkan, terlalu menyakitkan.     

Yun Hua menutupi wajahnya lalu berjongkok di dasar tembok seperti ikan yang tenggelam.     

Sakit sekali!     

Dia tidak ingin menjadi orang seperti Xiao Qiuci dan Xiao Ruyue di kehidupan lalu yang menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan. Itu bukan manusia melainkan binatang!     

Dia tidak mau menjadi seperti itu.     

Tapi mengapa saat ini dia sedikit pun tidak ingin menolong Xiao Ruyue? Dia bahkan berharap agar Xiao Ruyue ditindas dengan lebih kejam lagi!     

Apakah ternyata ini adalah pemikiran paling nyata yang ada di lubuk hatinya?     

Ternyata dia tidak pernah berpikir untuk melepaskan Xiao Qiuci dan Xiao Ruyue…     

Yun Hua perlahan bangkit dan berjalan selangkah demi selangkah ke lapangan dan menuju ke gedung pengajaran.     

Di bilik telepon umum di sisi gedung pengajaran, dia mengeluarkan koin satu yuan dan menelepon nomor divisi keamanan sekolah.     

"Di gang kecil samping ruang peralatan olahraga ada orang yang berkumpul untuk berkelahi."     

Setelah selesai menelepon, Yun Hua mengambil ponselnya, lalu masuk ke QQ dan menulis pesan di dalam grup: [Xiao Ruyue sudah diberi pelajaran, di lorong kecil samping ruang peralatan olahraga!]     

...     

Ketika Yun Hua melangkah naik ke gedung pengajaran, dia telah melihat ada banyak siswa yang berlari ke lapangan. Di ruang peralatan olahraga juga ada dua sekuriti yang berlari dengan tergesa-gesa ke sana…     

Yun Hua kembali ke kelas dengan wajah tanpa ekspresi.     

Dia tidak ingin menganalisa isi hatinya lagi, ini terlalu melelahkan.     

Dia adalah manusia dan bukan binatang, jadi melihat Xiao Ruyue ditindas, dia pun melapor ke divisi keamanan.     

Namun kebencian di hatinya juga tidak dapat diredakan. Jadi dia menyebarkan berita di grup QQ. Dia ingin membuat Xiao Ruyue juga merasakan penderitaan yang pernah dirasakannya… tampil telanjang di bawah tatapan ratusan mata, agar semua orang tahu bagaimana dia ditindas…     

Yun Hua tahu, dia tidak mungkin menjadi malaikat.     

Hatinya penuh dengan kegelapan dan kabut. Seandainya dia malaikat, maka dia hanya bisa menjadi malaikat yang jatuh!     

Jelas-jelas hatinya penuh dengan rasa sakit dan kekerasan, walau menyamarkan luarnya dengan sinar matahari, itu tetap tidak dapat menyembunyikan jurang gelap nyata yang ada di dalam hatinya.     

Dia memasang lapisan-lapisan belenggu di hatinya, namun iblis kebencian di dalam hatinya tidak dapat dibelenggu…     

Akhirnya, apakah dia akan kehilangan naluri alaminya?     

...     

Ketika kembali ke kelas 2-15, di bibirnya sudah ada senyum samar, seakan tidak terjadi apa-apa.     

"Kak Hua, nasi kaki babi buatan Bibi Jiang enak sekali. Kalau aku mendapatkan peringkat pertama lagi, bisa tidak mengajukan satu porsi nasi kaki babi?" Zhan Shibang langsung berkata sambil tersenyum begitu melihat Yun Hua.     

Ketika sorot mata Yun Hua yang semula kosong itu berhenti di wajah Zhan Shibang, perlahan-lahan dia mulai fokus. Senyuman di bibirnya juga semakin dalam, "Boleh, tapi harus peringkat pertama dalam tuga bahasa Inggris."     

"Tidak bisa begitu. Kak Hua, boleh diganti matematika tidak? Atau diganti fisika, diganti fisika juga boleh…" Zhan Shibang memasang wajah memelas.     

Yun Hua tersenyum dan meliriknya, tidak menghiraukannya. Dia langsung berjalan ke kursinya dan berbaring, "Semua jangan pedulikan aku, aku agak lelah dan ingin tidur sebentar…"     

Zhan Shibang masih ingin mengatakan sesuatu, namun Han Fangzhou di samping Yun Hua melemparkan pandangan setajam pisau. Zhan Shibang pun dengan patuh mengulurkan tangan dan menutup mulutnya, lalu pergi dengan hati gentar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.