Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Keunggulan Kecerdasan Intelektual



Keunggulan Kecerdasan Intelektual

0Tadi malam sebenarnya dia tidak tidur terlalu larut.     
0

Pukul sebelas Yun Hua sudah naik ke tempat tidur dan bangun pagi pukul lima lebih. Biasanya dia tidak merasa lelah meski tidur pukul dua belas lebih.     

Tapi sekarang begitu berbaring, Yun Hua dengan cepat tertidur.     

Yang lebih membuatnya merasa luar biasa adalah, dia… tidak bermimpi!     

Hanya tertidur…     

Setelah pelajaran ketiga, Yun Hua sudah tidur selama satu jam pelajaran penuh, tapi dia masih tidur.     

"Pei Zixuan, kamu sebenarnya mau minum apa? Sudah membelikanmu air es dan kopi, tapi kamu lagi-lagi berkata kepadaku kalau kamu ingin minum teh hijau! Apa kamu tidak bisa mengatakannya sekaligus? Apa harus menyuruhku pergi bolak-balik agar kamu senang?!" Zhu Yiqun nyaris meledak.     

Pei Zixuan mengeluarkan cangkir dengan perlahan, lalu menuangkan dua bungkus Nestle instan ke dalamnya, "Mana air matangnya?"     

"Kau membuatku marah! Banci Pei, aku tidak mau melayanimu lagi, aku… aku… aku tidak percaya kalau aku tidak dapat menemukan seseorang yang mau mengajariku matematika! Taotao, kemarilah…"     

"Kamu yang banci, seluruh keluargamu banci, semua banci! Banci babi! Banci babi mati!"     

"Aduh aduh, babi mati cepat ke sana, jangan takut, kalau takut berarti kamu menghina babi!" He Zhihang di samping menepuk meja sambil bersorak.     

Melihat sekelompok orang ini, Zhan Shibang dengan tidak berdaya merasakan keunggulannya dalam kecerdasan intelektual. Dalam hati dia berkata, 'Sekelompok setan pencari bencana, lihat saja bagaimana kalian akan mati!'     

Benar saja, Han Fangzhou tiba-tiba berdiri, lalu langsung meraih kerah He Zhihang dari seberang meja dan menyeretnya ke samping. He Zhihang berandalan ini masih tampak kebingungan dan tidak mengerti apa yang terjadi. Kenapa Kak Han tiba-tiba berwajah dingin?     

Han Fangzhou lalu berjalan ke depan Zhu Yiqun dan Pei Zixuan, "Ribut di luar saja!"     

"Kenapa harus ribut di luar? Kak Han…" Zhu Yiqun berkata dengan suara pelan.     

Zhan Shibang yang sangat percaya diri dengan keunggulan kecerdasan intelektualnya memonyongkan mulutnya ke tempat Yun Hua, "Bodoh, apa tidak lihat Kak Hua sedang tidur?"     

Zhu Yiqun seketika sadar dan bergegas mengatupkan kedua tangannya kepada Han Fangzhou lalu berkata dengan suara rendah, "Kak Han, Kak Han, aku sudah tahu salah, aku tidak berani lagi… kalian juga, lihat apa?! Mulai sekarang tidak boleh bersuara, mengerti?"     

Semua teman yang menonton pun bubar, tapi kelas benar-benar menjadi sunyi.     

Yang semula berdiskusi sambil menepuk meja, mengetuk kursi bahkan berteriak, saat ini dengan sadar merendahkan suaranya. Bahkan di jeda pelajaran, kelas 2-15 juga sepi…     

Ketika Yun Hua bangun, sesaat dia tidak tahu ada di mana.     

Matanya melebar, wajahnya tampak bingung. Sampai ketika fokus pandangannya tertuju pada Han Fangzhou, barulah dia perlahan-lahan sadar…     

Ketika melihat kelas sudah kosong, dia bergegas mendongakkan kepala dan melihat jam yang tergantung di sisi depan kelas.     

Setengah satu!     

Berapa lama dia tidur?     

Yun Hua bingung lalu bergegas duduk tegak. Benar saja, ada bekas lekukan di lengannya, mati rasa seperti bukan lengannya.     

"Sudah selesai kelas, ya?" Yun Hua berkata sambil menguap.     

Han Fangzhou meliriknya, "Kamu seharusnya lebih banyak istirahat."     

Yun Hua menggoyangkan lengannya, setelah beberapa saat barulah dia bisa merasakannya kembali, "Aku juga tidak kurang tidur. Tidak apa-apa, bukankah orang hebat pernah mengatakannya? Kalau ingin tidur, tidurlah setelah mati. Hidup yang indah ini sungguh sia-sia kalau digunakan untuk tidur! Nanti tidak bisa begini lagi. Ah, bukankah kelas sudah selesai? Kenapa kamu belum pergi?"     

Han Fangzhou mengerutkan bibirnya, lalu menutup buku tutorial bahasa Inggris di depannya, "Tugas bahasa Inggris hari ini kurang sedikit, aku sedang menyelesaikannya."     

"Oh." Yun Hua mengangguk-anggukkan kepala, "Kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa."     

Setelah itu, Yun Hua berjalan sambil meregangkan badannya. Ketika keluar dari kelas dan sampai di pintu, barulah dia tiba-tiba berpikir, apakah pagi ini ada pelajaran bahasa Inggris? Bukankah matematika yang dipandu oleh Pei Zixuan?     

Yun Hua menguap lagi, mungkin Han Fangzhou merasa lemah dalam bahasa Inggris jadi dia ingin belajar lebih banyak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.