Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Hubungan Kakak Beradik



Hubungan Kakak Beradik

0Pertanyaan ini benar-benar terlalu sulit untuk dijawab.     

Yun Hua bergegas mengalihkan topik pembicaraan, "Aku akan keluar untuk menelepon ibuku dan memberitahunya bahwa aku sudah sampai, kalau tidak dia akan cemas."     

Setelah itu, Yun Hua bergegas berjalan keluar.     

"Kak Hua, nanti kita ngobrol lagi setelah kamu kembali. Sekalian bantu aku melihat apakah Kak Yixiu sudah kembali atau belum?" Bo Siyao berkata dengan manis.     

"Baiklah." Yun Hua mengangguk lalu bergegas pergi.     

Setelah keluar dari kamar pasien, barulah dia bernapas lega.     

Tapi segera setelahnya, dia lagi-lagi merasa sedikit aneh dalam hati.     

Dia merasa seperti sedang melarikan diri. Bo Siyao hanya bertanya bagaimana dia mengenal Bo Siqing, apa yang membuatnya gentar? Mengapa dia melarikan diri?     

Sekalipun gentar, seharusnya Bo Siqing yang gentar.     

Yun Hua menggigit bibirnya dan merasa sedikit tertekan.     

Tetapi ketika baru berjalan sampai ke depan meja perawat, Yun Hua mendapati bahwa dia lupa membawa ponselnya. Dia bilang mau menelepon, tapi lupa membawa ponsel, menelepon apanya?     

Yun Hua yang tidak dapat berkata-kata itu pun hanya bisa memaksakan dirinya untuk berjalan kembali.     

Dia benar-benar bukan sengaja menguping.     

Ketika Yun Hua sedang berjalan ke kamar pasien, dalam hati dia bergumul, perlukah dia masuk? Tapi dari pintu kamar yang tidak tertutup dengan baik itu telah terdengar suara kedua kakak beradik itu.     

"Bo Siqing, kamu bisa tahan, ya? Sudah jadi seperti ini tapi bahkan tidak meneleponku satu kali pun! Apa kamu berencana untuk menunggumu mati kemudian aku langsung datang untuk mengunjungi kuburanmu?!" Terdengar suara perempuan yang menggertakkan giginya.     

"Bo Siyao, tutup mulutmu. Apa ada orang sepertimu yang mengutuk kakaknya?"     

"Cih, masih bilang kakak? Lihat tampang terkutukmu ini, apa masih pantas menjadi kakakku? Mimpi!"     

"Benar, aku tidak punya adik perempuan sejelek ini!"     

"Aku jelek? Bo Siqing, matamu buta, ya?"     

"Maaf, kamu jangan iri pada penglihatanku. Berapa ukuran lensa kontakmu? Apa sudah harus diganti? Waktu bercermin, apa kamu bisa melihat dengan jelas bahwa bintik-bintik di wajahmu semakin bertambah?"     

"Ha, memangnya kenapa kalau aku rabun jauh? Memangnya kenapa kalau wajahku berbintik-bintik? Tetap lebih baik daripada kamu yang lumpuh di tempat tidur! Tusukan tadi sakit tidak? Sakit sekali, 'kan? Hei, aku memang sengaja. Bo Siqing, Bo Siqing, kamu sudah jadi seperti ini, kenapa kamu tidak berteriak kesakitan? Ck ck, begitu berteriak kesakitan, citramu sepenuhnya hilang, 'kan?"     

"Sakit atau tidak, cukup asal ada orang yang menyayangiku. Tidak seperti kamu, Yixiu si biksu palsu itu begitu melihatmu langsung berubah menjadi biksu asli!"     

"Ah… Bo Siqing, aku akan mencekikmu sampai mati…"     

"Menjauh, jangan macam-macam, jangan mendekatiku, aku sedang sakit!"     

…..     

Yun Hua berdiri bengong di depan pintu kamar, kakinya seperti berakar. Ekspresi di wajahnya… seperti disambar petir.     

Itu… suara tajam dan berbisa itu, juga perilaku liar itu… apakah benar-benar datang dari… Bo Siyao, gadis lembut yang dilihatnya?     

Apakah dia yang berhalusinasi ataukah dunia ini adalah ilusi?     

Selain itu Bo Siqing…     

Jelas-jelas tadi kedua orang ini masih tampak seperti sepasang kakak beradik penuh kasih sayang yang membuat orang sangat iri, tapi dalam sekejap mata seolah ada guntur yang mengguncang tanah, semua hancur…     

"Huahua, apa yang kamu lakukan di sini?" Jing Xiu datang dengan langkah cepat, "Makanan sudah siap, ayo turun untuk makan."     

Yun Hua yang entah kapan sudah menjauh lebih dari sepuluh meter dari kamar pasien bergegas memandang Jing Xiu. Dia ragu-ragu sejenak lalu dengan cepat menyeret jas putih Jing Xiu, "Kak Jing Xiu, ke sini sebentar denganku, aku mau bertanya satu hal padamu."     

Jing Xiu tampak keheranan, "Tolong jangan tanya apakah aku suka atau tidak kepadamu, aku bukan Bo Siqing, aku tidak menyukai anak kecil!"     

Garis hitam memenuhi kepala Yun Hua, dia lalu berkata sambil menggertakkan gigi, "Tadi Yaoyao berkata kalau dia mau mengambil borgol untuk membuatmu…"     

"Aduh, Huahua yang lembut dan cantik, apa yang ingin kamu tanyakan?" Jing Xiu segera tersenyum meminta maaf, "Aku pasti akan mengatakannya dengan terus terang!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.