Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Kakak Beradik Yang Saling Membenci



Kakak Beradik Yang Saling Membenci

0Apa yang diketahuinya?     

Yun Hua benar-benar tidak tahu harus bagaimana menjawabnya!     

Tetapi Bo Siyao sama sekali tidak perlu menunggu jawabannya. Dia langsung duduk di kursi, lalu menyilangkan kaki dengan postur seperti tidak bertulang.     

"Aduh, karena sudah ketahuan, aku pun tidak perlu lagi bersandiwara dengan begitu susah payah. Setiap kali harus bersandiwara di depan begitu banyak orang, aku juga sangat lelah, oke?" Bo Siyao mendengus.     

"Haha, apa kamu tidak melihat kemampuan aktingmu? Kapan kamu tidak memerlukan bantuanku? Seperti itu masih mau masuk Akademi Film? Masuk nanti cuma bisa berakting menjadi mayat." Bo Siqing berkata tanpa belas kasihan.     

Bo Siyao menurunkan kakinya yang disilangkan, lalu mengubah posturnya dan mendengus dingin kepada Bo Siqing, "Benar, aku memang berakting menjadi mayat, memangnya kenapa? Tetap lebih baik daripada kamu yang berbaring seperti mayat di ranjang rumah sakit! Ayo, pukul aku, ayo, ayo, aku akan membuatmu menangis setiap menit!"     

Bo Siqing tersenyum sinis, "Siapa tadi yang menyerang dengan tangan dan kakinya, tapi bahkan tidak bisa menyentuh sehelai rambutku?"     

"Aku mengalah padamu!"     

"Lelucon! Bo Siyao, sudah berapa hari kamu tidak bercermin? Apa kamu benar-benar mengira seekor babi dengan dua bawang hijau di hidungnya sudah bisa menyamar menjadi gajah?"     

"Bo Siqing, kau…"     

"Berhenti!"     

Kedua lengan Yun Hua bersilang di depan dadanya. Dia berseru menghentikan kakak beradik ini dengan wajah tidak mampu berkata-kata, "Apa ada di antara kalian yang bisa menjelaskan kepadaku, ada apa sebenarnya ini? Jing Xiu berkata bahwa kalian adalah kakak adik teladan yang membuat setiap orang di komunitas kalian iri, apakah seperti ini?"     

"Lebih nyaman saling menutupi seperti ini."     

"Dengan begini, kredibilitas kesaksian satu sama lainnya menjadi lebih tinggi."     

Jawaban pertama dari Bo Siyao, yang berikutnya adalah jawaban dari Bo Siqing.     

Yun Hua benar-benar… sangat mengagumi dua orang ini!     

Menutupi, saling memberi kesaksian…     

Yun Hua menatap Bo Siqing dengan pandangan yang sulit dijelaskan. Bahkan jika dia adalah orang yang plin-plan, mau tidak mau dia tetap memalingkan kepala, lalu terbatuk ringan dan merasa agak malu.     

Bo Siyao menatap Yun Hua dengan agak malu, lalu berkata dengan terbata-bata, "Sebenarnya… kami terlalu pandai. Sejak kecil kami sudah bersentuhan dengan aturan orang dewasa. Selama kami berdua bersikap saling menyayangi dan bijaksana, tidak peduli orang tua kami atau orang tua keluarga lain, semuanya akan mempercayai kami berdua…"     

"Waktu Bo Siqing melakukan balapan jalanan dengan orang lain, dia membawaku. Aku pun menelepon rumah dan berkata kalau aku meminta Kakak Kedua ke rumah teman untuk mengerjakan tugas sekolah, orang rumah pun tidak bertanya lagi." Suara Bo Siyao sangat rendah.     

"Kalau Bo Siyao dengan teman-temannya pergi ke tempat karaoke untuk menyanyi dan minum-minum semalaman, aku juga ikut. Aku bilang pada orang rumah kalau kami bersama-sama menghadiri pesta ulang tahun teman sekolah. Orang rumah juga tidak bertanya lagi…" Suara Bo Siqing sangat canggung, "Tapi itu kami lakukan waktu berumur 12-13 tahun, sekarang sudah tidak lagi."     

Bo Siyao bergegas menimpali lagi, "Sebenarnya, awalnya kami benar-benar hanya main-main. Tapi kemudian citra palsu sudah terbentuk. Mode kami berdua, kakak adik teladan yang saling menyayangi sudah diakui secara luas… Kamu juga tahu, setelah label dipasang, maka akan sulit untuk dilepas lagi. Jadi kami pun menjadi kakak adik teladan selama bertahun-tahun…"     

Yun Hua memandang ke atas sambil ternganga. Dia benar-benar ingin membuka kepala dua orang ini dan melihat apa sebenarnya yang ada di dalamnya!     

Apakah mereka berdua sengaja datang untuk melucu?     

...     

Waktu makan, gerakan Bo Siyao sangat anggun. Baru makan beberapa suap dia sudah meletakkan sumpitnya, "Kak Yixiu, aku mau membungkus sedikit makanan untuk dibawa naik."     

"Kenapa…"     

Jing Xiu agak tidak mengerti, namun melihat mulut Bo Siyao yang sudah cemberut, dia bergegas menjawab, "Baik, baik, baik, aku akan mengambilkan kotak kemasan untukmu."     

"Aku mau beberapa potong ayam daun teratai ini, harum sekali. Juga daging sapi panggang ini, enak sekali. Ini terong bakar, ya? Rasanya terlalu di luar dugaan…" Mata Bo Siyao berkilat kegirangan.     

Semenit kemudian, Bo Siyao pergi dengan membawa kotak kemasan. Sebelum pergi, dia bahkan diam-diam mengedipkan matanya kepada Yun Hua.     

Yun Hua pun memakai sumpit di tangannya untuk mengetuk dahinya. Dia sepertinya sudah dapat menebak apa yang mau dilakukan Bo Siyao!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.