Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Lukisan Keluarga Kami



Lukisan Keluarga Kami

0"Bo Siyao, keluar!"     

Bo Siqing tidak tahan lagi.     

Bo Siyao langsung cemberut dan tampak teraniaya, dia memeluk lengan Yun Hua dan berkata dengan memelas, "Kak Hua, lihat bagaimana sikap Kakak Kedua ini. Aku berbaik hati datang menjenguknya, aku mencemaskannya sampai tidak bisa makan dengan tenang… tapi bagaimana dia memperlakukanku, huhu…"     

Yun Hua dengan kaku membiarkan Bo Siyao memeluknya.     

Melihat tangisan Bo Siyao yang sangat sedih itu, hatinya tersentak. Seandainya tadi dia tidak mendengar sendiri dari luar pintu perilaku "lembut dan perhatian" itu, hanya melihat Bo Siyao seperti ini saja akan membuatnya percaya bahwa Bo Siyao memang ditindas!     

"Ehem, Yaoyao, itu…" Sudut mulut Yun Hua agak berkedut.     

Bo Siqing masih tersenyum sinis, "Kamu tidak perlu sungkan padanya, tadi di luar kamu sudah melihat dengan jelas wajah aslinya, bukan?"     

"Wajah asli siapa? Wajah asliku memang begini, lalu kenapa?" Semangat Bo Siyao seketika muncul. Dia meletakkan satu tangannya di bahu Yun Hua sambil mencemooh Bo Siqing, "Menyuruhku pergi? Aku tidak mau pergi, tidak mau, tidak mau, memangnya kenapa? Kalau mampu kamu bangun sendiri saja dan tendang aku keluar. Hei, sayang sekali sekarang kamu tidak bisa berdiri, lumpuh, cacat, bodoh!"     

"Bo Siyao, kamu benar-benar perlu dipukul…"     

Melihat sepasang kakak beradik ini akan bertengkar lagi, Yun Hua benar-benar akan gila.     

Dia buru-buru batuk ringan lalu memandang Bo Siyao, "Yaoyao, tadi waktu aku ke sini, Kak Jing Xiu sepertinya menerima telepon, ehem, aku tidak terlalu jelas mendengarnya, sepertinya telepon dari seorang gadis. Ekspresi Kak Jing Xiu juga sangat lembut… Ah, ah Yaoyao, kamu pergi ke sana…"     

Yun Hua belum menyelesaikan perkataannya, namun bayangan Bo Siyao sudah lenyap dalam sekejap!     

Buddha besar ini akhirnya pergi!     

Yun Hua benar-benar bisa bernapas lega. Ketika dia mendongak dan melihat ke arah Bo Siqing lagi, sorot matanya itu… sangat rumit!     

Meskipun Bo Siqing adalah tipe orang bermuka tebal, tapi tatapan Yun Hua itu tetap membuatnya mengkerut.     

Dia terbatuk ringan lalu memalingkan wajahnya, telinga dan lehernya agak memerah, "Kamu… kamu jangan menghiraukannya. Kami berdua sering begini, sepanjang tahun belum tentu bertemu satu kali, tapi begitu bertemu akan begini… tidak apa-apa, jangan pedulikan…"     

Yun Hua benar-benar ingin memutar bola matanya, "Apa aku sebodoh itu?"     

"Tentu saja tidak!" Bo Siqing bergegas berkata dengan nada paling serius, "Lukisan keluarga kami ini bukan hanya tidak bodoh, tapi bahkan sangat pandai. Trik tadi sangat cantik, bagus! Hehe, biksu itu akan sial!"     

(Kata 'lukisan' mengacu pada nama Yun Hua, dalam bahasa Mandarin 'hua' berarti lukisan.)     

Yun Hua memegangi keningnya. Biksu yang sial, apa dia segembira itu? Benar saja, memang saudara ada untuk ditusuk pisau, bukan hanya ditusuk pisau, setelah ditusuk masih harus ditendang dan dicambuk mayatnya.     

Tapi saat ini, benak Yun Hua penuh dengan kata-kata 'lukisan keluarga kami'.     

Sebelumnya ketika Jing Xiu mengatakannya, Yun Hua tertawa dan tidak menganggapnya serius. Tapi sekarang, dia tidak bisa mengabaikannya…     

Lukisan keluarga kami ini…     

Keluarga kami…     

Keluarga kami…     

Malam ini Yun Hua tidak tidur dengan nyenyak.     

Ketika bangun pagi harinya, dia melihat Bo Siqing sebentar lalu pergi dengan cepat, sekaligus memberi tahu Chu Yu untuk membawa semua barang. Setelah selesai latihan di pusat renang mereka akan langsung pulang dan tidak datang ke rumah sakit lagi.     

Setelah mobil berangkat, Yun Hua baru ada waktu untuk mengingat kembali mimpinya yang kacau tadi malam.     

Di kehidupan sebelumnya, dia mencintai Qi Ziheng sampai menjadi bodoh dan gila, sampai tidak peduli segalanya dan kehilangan jati dirinya, mencintainya sampai… rela mati!     

Yun Hua membenci dirinya sendiri yang itu.     

Semua orang bertumbuh dari naif sampai menjadi matang.     

Ketika dia naif, dia menyukai Qi Ziheng. Awalnya bukan karena latar belakang keluarga Qi Ziheng, tapi karena Qi Ziheng adalah anak laki-laki paling tampan, paling lembut dan paling perhatian yang pernah dilihatnya.     

Dia berbeda dengan semua anak laki-laki yang pernah dilihatnya di desa terpencil itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.