Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Raja Akting Bo



Raja Akting Bo

0"Apa kamu begitu benci aku datang ke rumahmu?"     

Bo Siqing berkata datar sambil melirik Yun Hua.     

Tenggorokan Yun Hua tercekat, bibirnya mengatup dan dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.     

Benci dia datang ke rumahnya?     

Ya, bukannya begitu.     

Dia bukan gadis muda sejati, dia tidak mempunyai kerinduan apa pun terhadap cinta. Bagi orang lain cinta berarti romansa. Cukup asal ada perasaannya.     

Tapi baginya... realita lebih dari segalanya!     

Latar belakang keluarganya dan Bo Siqing bagaikan bumi dan langit, perbedaan usianya juga jauh...     

Sama sekali tidak perlu dipertimbangkan!     

"Bagaimana kalau aku bilang benci?" Yun Hua mengerutkan bibirnya.     

Bo Siqing langsung tampak terluka, "Sungguh menyakitkan hati."     

"Kenapa kamu tidak terlihat seperti sakit hati?"     

"Lalu aku harus bagaimana menunjukkannya? Menangis?" Bo Siqing mengedip-ngedipkan matanya.     

Yun Hua menatapnya sedetik lalu tertawa, "Apa kamu bisa menangis?"     

"Kalau bisa lalu bagaimana? Aku takut itu akan membuatmu ketakutan!" Bo Siqing juga tertawa.     

Yun Hua mendengus, "Aku tidak takut."     

"Benarkah?"     

Yun Hua berbalik, tidak ingin menghiraukannya.     

Tapi ketika dia berpaling kembali, seketika matanya melebar!     

Postur Bo Siqing masih sama, bersandar di sofa. Dia mendongakkan kepala, kedua matanya memerah, ada lapisan kabut yang kabur di matanya. Bibir tipisnya terkatup rapat, ekspresi wajahnya begitu teguh. Air matanya mengalir, tetapi ekspresi wajahnya tidak berubah sama sekali!     

Yun Hua benar-benar ketakutan.     

Dia agak kebingungan...     

"Kamu... kamu kenapa?" Yun Hua bergegas mengambil tisu dan memberikannya kepadanya, "Hei, kamu tidak apa-apa, 'kan?"     

Bo Siqing membersit hidungnya lalu menoleh dan menatap Yun Hua, "Apa kamu mau mengganti dengan ekspresi lainnya? Misalnya ratapan kesakitan ketika bajingan dan penjahat sedang bermain-main?"     

"..."     

Yun Hua benar-benar terperangah.     

Dia meremas tisu di tangannya menjadi bola dan melemparkannya ke badan Bo Siqing, "Apa kamu sinting? Kenapa tidak menjadi aktor saja dengan akting yang begitu bagus? Oscar berutang piala kepadamu!"     

Bo Siqing menerima tisu itu dan tertawa, "Kalau aku jadi aktor, bagaimana nasib orang lain? Kita harus memberi makan untuk orang lain, benar bukan?"     

"..."     

Yun Hua benar-benar kalah!     

.....     

"Nak, aku akan memberimu mie juga, ya?" Jiang Huanqing bertanya lagi.     

Yun Hua makan pangsit dengan suasana hati yang sangat kesal.     

"Tidak usah, Bibi, aku sudah kenyang. Ini semangkuk besar sup ikan." Bo Siqing berkata sambil tersenyum.     

"Mana bisa? Sup ikan adalah sup, sebentar lagi kamu akan lapar lagi." Jiang Huanqing berkata, "Makan mie lagi sedikit. Oh ya, ada telur dadar yang kubuat tadi siang, nanti kamu bawa saja. Anggap saja sebagai camilan malam waktu lapar."     

"Ma, itu telur dadarku!" Yun Hua tidak dapat berkata-kata. Dia paling suka makan telur dadar buatan ibunya. Tipis, renyah, sangat enak. Yang dijual di pasaran terlalu banyak gulanya.     

Jiang Huanqing langsung memelototi Yun Hua, "Biasanya kamu makan sedikit, berikutnya aku akan membuat lebih banyak. Bawa dua kotak ini dulu untuk Bo Siqing. Dia tidak bisa terlalu banyak makan dalam sekali makan, dia cepat lapar."     

"Bibi, aku bawa satu kotak saja, sisakan satu kotak untuk Huahua." Bo Siqing berkata sambil tersenyum.     

"Lihat betapa bijaksananya dia."     

Yun Hua, "..."     

Saat ini, dia tiba-tiba sepenuhnya memahami perasaan Bo Siyao!     

Setelah makan, Bo Siqing melihat jam lalu langsung berkata, "Aku dan Chu Yu pergi dulu. Bibi dan Huahua juga cepatlah beristirahat. Huahua jangan tidur terlalu malam, besok pagi-pagi masih harus ikut kelas mandiri."     

Sudut bibir Yun Hua berkedut, tapi dia tidak bisa membalasnya.     

.....     

Chu Yu memapah Bo Siqing kembali ke rumah di seberang. Pintu ditutup, Chu Yu bergegas melonggarkan tangannya dan berdiri tegak, lalu langsung memberi hormat kepada Bo Siqing, "Bos!"     

Bo Siqing duduk di sofa sambil memegangi tongkat, matanya menatap Chu Yu dengan serius.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.