Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Apakah Kamu Adalah Wanita Bermuka Dua?



Apakah Kamu Adalah Wanita Bermuka Dua?

0Yun Hua berusaha mengangkat kepalanya.     
1

Pandangannya bergerak ke atas sedikit demi sedikit dari sepatu kulit itu.     

Akhirnya, Yun Hua melihat wajah pria itu.     

Terlalu melelahkan.     

Sangat melelahkan sampai dia bahkan tidak bisa membuat ekspresi terkejut.     

Dia hanya melebarkan matanya dan menatap pria di depannya itu dengan linglung.     

Pria itu mengeluarkan sebungkus tisu dari sakunya dan memberikannya kepada Yun Hua, "Usaplah, wajahmu penuh keringat."     

Yun Hua juga ingin mengangkat tangannya, namun dia begitu lelah sampai bahkan tidak mempunyai energi untuk mengangkat lengannya.     

Pria itu menghela napas dengan lembut lalu duduk di sampingnya. Dia menarik selembar tisu, lalu mengusap keringat di kening Yun Hua.     

Yun Hua ingin menghindar namun tidak bisa. Dia hanya bisa membiarkan pria itu menyeka keringatnya.     

Jari-jari pria itu ramping, kulitnya sangat putih, di pergelangan tangannya ada arloji Longines. Kukunya dipotong sangat pendek, berwarna merah muda dan tampak sehat. Celah kukunya juga sangat bersih, tidak ada sedikit pun kotoran.     

Setelah menyeka keringat Yun Hua, dia melipat kembali tisu itu lalu berjalan dan membuangnya ke tong sampah.     

Langkahnya stabil, ketika berjalan kembali ke arah Yun Hua, dia bergerak satu langkah lagi lalu duduk. Posisinya persis sama dengan tempat dia duduk tadi.     

Yun Hua memiringkan kepala dan menatapnya, pandangannya lurus, seolah wajah pria itu sangat tampan.     

"Apa suasana hatimu buruk? Kabur dari rumah?" Suara pria itu sangat lembut.     

Yun Hua tidak bersuara dan hanya menatap wajahnya.     

Pria itu bersandar di bangku lalu menghela napas ringan, "Suasana hatiku juga buruk, aku juga ingin kabur dari rumah, tetapi meskipun kabur, tidak akan ada yang mencariku…"     

Yun Hua mengatupkan bibirnya dan menggerakkan tangannya perlahan.     

Sungguh sangat lelah.     

Saat ini langit sudah mulai gelap. Kalau dihitung waktunya, dia telah berkeliaran di luar selama beberapa jam…     

Berkeliaran tanpa henti selama berjam-jam sudah menghabiskan semua kekuatan fisiknya. Apalagi dia sedang menstruasi, tubuhnya semakin kelelahan.     

"Apa kamu mempunyai orang yang disukai?" Pria itu bertanya lagi.     

Yun Hua ragu-ragu sejenak.     

Tanpa menunggu jawabannya, pria itu berkata lagi, "Kamu masih kecil, seharusnya belum ada. Menurutmu, kenapa cinta tidak bisa setia sampai mati? Menyukai seseorang, kenapa tidak bisa terus menyukainya? Dia jelas berkata akan mencintaiku selamanya, aku begitu baik kepadanya, aku memberikan segalanya kepadanya, kenapa dia harus mengkhianatiku?"     

"Aku mempunyai orang yang disukai." Suara Yun Hua sangat pelan.     

Pria itu menoleh dan memandangnya, "Kamu mempunyai orang yang disukai?"     

"Ya." Yun Hua menunduk dan berkata dengan suara rendah, "Aku sudah 15 tahun, apa aku tidak boleh mempunyai orang yang kusukai?"     

"Kenapa kamu menyukainya?" tanya pria itu.     

Kedua tangan Yun Hua bertaut, "Suka ya suka, apa perlu alasan? Rasa suka yang sesungguhnya tidak perlu bertanya alasannya. Jika bisa mengatakan alasan yang spesifik, maka itu tidak benar-benar suka."     

"Benar." Pria itu mengangguk-anggukkan kepalanya, "Aku tertarik oleh kelembutan dan kecantikannya. Setelah dekat, aku pun jatuh cinta dengan jiwanya. Dia tidak sempurna, tapi aku menyukainya. Meski mengetahui kekurangannya, aku tetap menyukainya. Aku ingin mendapatkan ketulusannya dengan cintaku, tapi kenyataannya, cintaku menjadi alat baginya untuk menginjak-injakku!"     

Tenggorokan Yun Hua agak kering, suaranya juga sedikit serak, "Kenapa?"     

"Dia tahu betapa aku mencintainya, dia yakin dengan cintaku kepadanya dan mengkhianatiku lagi dan lagi. Aku terus memaafkannya, aku mencoba memakai cintaku yang berlipat ganda untuk mendapatkan ketulusan dan kesetiaannya, tetapi yang diberikannya kepadaku malah pengkhianatan berulang kali!" Suara pria itu sangat rendah, "Dia benar-benar lupa bagaimana dulu dia terus berkata bahwa dia mencintaiku!"     

Yun Hua mengatupkan bibirnya, tidak mengatakan apa pun.     

Tetapi pria itu tiba-tiba memandang Yun Hua, "Bagaimana denganmu? Apa kamu juga wanita bermuka dua? Mulutmu akan berkata bahwa kamu menyukai seseorang, tetapi dalam sekejap mata kamu akan menyukai orang lainnya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.