Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Aku Mencintainya Sampai Mati



Aku Mencintainya Sampai Mati

0Wajah dan nama ini akhirnya cocok dengan "Malaikat Maut Mawar" di dalam hati Yun Hua.     

Saat ini, dia berada di rumah "Malaikat Maut Mawar".     

Dia menghadapi "Malaikat Maut Mawar" sendirian.     

Tetapi mengapa dia sedikit pun tidak merasa takut?     

Detak jantungnya semakin cepat, laju aliran darahnya juga bertambah cepat, kulitnya sedikit memanas, setiap pori-porinya mengembang… semua sinyal di tubuhnya memberitahunya bahwa dia sangat bersemangat!     

"Bagaimana dengan istrimu?" tanya Yun Hua.     

"Tidak ada hubungannya denganmu." Suara Ouyang Mu sangat dingin, "Katakan padaku, kenapa kamu mengkhianati kekasihmu!"     

"Aku tidak berkhianat."     

"Pembohong! Kamu pasti akan mengkhianatinya, kalian para wanita semuanya begitu, semua wanita begitu!" Ouyang Mu memicingkan matanya dan menatap Yun Hua, "Di hari yang sedingin ini, kamu muncul di taman dengan berpakaian seperti itu, apa kamu bukan ingin merayu laki-laki?"     

"Suasana hatiku buruk, aku hanya keluar untuk menenangkan pikiran." Suara Yun Hua tidak cepat juga tidak lambat, hampir tidak ada fluktuasi emosi apa pun.     

"Pembohong!" Ouyang Mu mendekati Yun Hua, "Uang yang diberikannya kurang banyak, atau kamu hanya ingin mencari kesenangan? Kuberi uang mau tidak?"     

"Tidak mau." Yun Hua tersenyum dingin, "Kamu toh bukan dia, aku tidak menyukaimu."     

"Lalu kamu bisa menyukai siapa? Yang lebih tampan dariku, lebih kaya dariku, atau lebih punya kedudukan dariku?" Ouyang Mu mencecarnya.     

Yun Hua menggeleng-gelengkan kepala, "Seperti apa pun pria lain, itu tidak ada hubungannya denganku. Aku hanya mencintainya."     

"Pembohong! Semua pembohong!"     

"Apa istrimu membohongimu seperti ini?" Yun Hua tiba-tiba bertanya.     

"Tidak, bukan!" Ouyang Mu membantah, "Kelak dia tidak akan bisa membohongiku lagi! Dia akan memenuhi janjinya padaku dan bersamaku sampai mati!"     

"Apa aku bisa bertemu dengannya?" tanya Yun Hua.     

Ouyang Mu tersenyum sinis, "Tentu saja tidak bisa. Kamu belum mengakui kejahatanmu!"     

"Kejahatan apa?" Yun Hua mengernyit.     

"Kamu adalah seorang wanita yang tidak tahu malu, mata duitan, rendahan dan tidak setia!" Ouyang Mu mendekati Yun Hua, "Mengakulah, cepat mengaku!"     

"Kenapa aku harus mengakui hal yang tidak pernah kulakukan?" Yun Hua tersenyum sinis.     

Ouyang Mu menatap Yun Hua selama beberapa detik, lalu berbalik dan mengeluarkan sebuah pisau keramik dari bawah meja teh. Itu adalah pisau keramik yang sangat tajam.     

"Semua wanita adalah pembohong, lain di mulut lain di hati, cepat akui kemunafikanmu atau aku akan mengorek hatimu…" Ujung pisau di tangan Ouyang Mu sudah berada di dada Yun Hua.     

"Mengorek hatiku? Kebetulan itu bisa membuktikan bahwa yang kupikirkan dan kucintai dalam hatiku hanyalah satu orang itu!" Yun Hua tertawa.     

Sesaat kening Ouyang Mu berkedut, lalu dia menatap Yun Hua lekat-lekat, "Kamu tidak takut mati?"     

"Benar, aku tidak takut mati." Yun Hua menatap Ouyang Mu sambil tersenyum, "Kenapa aku bisa keluar sendirian, itu karena dia membohongiku. Dia lebih tua dariku, aku mencintainya sampai tidak peduli apa pun… Tetapi dia malah membohongiku. Dia berkata kalau dia menyukaiku, tapi dia bahkan tidak mau menungguku. Aku bahkan rela memberikan nyawaku untuknya, tapi dia bahkan tidak mau memberikan waktu tiga tahun yang singkat untukku!"     

Ouyang Mu terkejut.     

Yun Hua tersenyum kecil, "Dia mau menikahi wanita lain. Dia pernah berkata akan menikahiku, akan mencintaiku selamanya, namun dalam sekejap mata, dia mau menikah dengan wanita lain."     

Kecurigaan melintas di mata Ouyang Mu.     

"Betapa aku ingin tahu bagaimana bisa bersama dengannya selamanya, tapi aku tidak bisa. Aku tidak bisa melakukan apa-apa. Mungkin kalau kamu membunuhku… jiwaku akan selamanya bersamanya." Yun Hua tersenyum dan menangis.     

Ouyang Mu menatap Yun Hua dalam waktu yang sangat lama.     

Seluruh tubuh gadis ini diselubungi oleh kesunyian yang mematikan, keinginan untuk mati yang begitu kuat itu membuatnya tidak dapat mengabaikannya!     

Ouyang Mu terdiam selama beberapa saat, lalu perlahan menarik pisaunya, "Aku punya cara untuk membuatnya tidak bisa mengkhianatimu lagi dan membuat kalian bersama selamanya…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.