Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Kamu Adalah Aku, Aku Adalah Kamu



Kamu Adalah Aku, Aku Adalah Kamu

0Kepala Yun Hua tidak pernah sejernih ini.     

Kegelapan ini sesungguhnya sangat cocok dengannya.     

Dia tersenyum kecil, berharap agar pemilik sebenarnya raga ini sudah kembali.     

Tapi entah… saat dia tersadar, saat dia menghadapi Bo Siqing, menghadapi Chu Yu, menghadapi Jiang Huanqing, menghadapi teman-teman di kelas 2-15…     

Akankah dia bahagia?     

Seharusnya begitu.     

Yun Hua membenamkan kepalanya di lututnya.     

Sesungguhnya, dalam hatinya dia juga enggan untuk menyerah.     

Itu karena Bo Siqing!     

Dia tidak pernah mengira kalau Bo Siqing adalah orang yang begitu lembut dan perhatian, sama sekali tidak dingin, arogan, dan jauh seperti yang terlihat di fotonya.     

Pria seperti ini…     

Entah gadis seperti apa yang akan disukainya.     

Juga entah gadis seperti apa yang pada akhirnya akan bersama dengannya…     

Tidak, tidak benar.     

Meskipun dunia ini tidak persis sama dengan kehidupannya yang sebelumnya, dan Yun Hua di sini juga bukan dia di kehidupan yang lalu, tetapi… tapi di dunia paralel ini, ada banyak hal yang tetap sama dengan kehidupannya yang sebelumnya!     

Misalnya orang-orang yang muncul ini, dan misalnya lagi Ouyang Mu si sesat ini!     

Lalu…     

Lalu apa artinya itu?     

Apakah itu berarti bahwa mungkin juga Bo Siqing akan meninggal empat tahun lagi di usianya yang ke 22 tahun, sama seperti di kehidupan yang lalu?     

Seketika Yun Hua merasa ketakutan.     

Tidak, jangan.     

Dia seharusnya mengingatkan Bo Siqing!     

Namun dia membiarkan kesedihan dan emosi yang liar memenuhi hatinya. Dia bahkan melupakan hal sepenting ini!     

Bagaimana ini bisa terjadi?!     

Bagaimana dia bisa begitu linglung?!     

Apakah sekarang masih bisa kembali?     

Yun Hua tiba-tiba berdiri, lalu mondar-mandir di ruangan yang gelap dan sempit ini.     

Dia hampir menangis karena begitu cemasnya.     

Kematian bahkan tidak membuatnya merasakan penyesalan atau ketidakrelaan terhadap apa pun.     

Tetapi sekarang, dia benar-benar sangat menyesal, dia benar-benar amat sangat ingin membuat waktu berbalik dan kembali ke satu detik sebelum dia menyerah!     

Dia pasti akan melawan.     

Dia harus mengingatkan Bo Siqing!     

Tapi sekarang, semuanya sudah terlambat.     

Tidak peduli betapa pun dia menyesal, tidak rela ataupun kesal, dia tetap tidak dapat kembali ke saat itu lagi.     

Kelahiran kembali dan kematian tidak membuatnya hancur.     

Tetapi saat ini, dia benar-benar hancur.     

Mengapa setelah mati jiwa seseorang tidak bisa ikut lenyap juga?     

Bukankah lebih baik bila langsung kembali ke ketiadaan?     

Mengapa setelah raga mati, jiwanya masih ada?     

Sekalipun jiwanya masih ada, mengapa tidak membiarkan dewa kematian membawanya ke alam baka? Mengapa malah membiarkannya melayang ke dunia paralel ini dan menempati tubuh Yun Hua lainnya?     

Mengapa dia harus diberi kesempatan untuk terlahir kembali?     

Dia sama sekali tidak menginginkannya!     

Di saat dia sedang menderita, secercah cahaya muncul di tengah kegelapan.     

Sebuah sosok yang hampir transparan muncul di depannya.     

"Yun Hua, kamu berpikir terlalu banyak."     

"Sebenarnya, kamu adalah aku."     

"Ini adalah kehidupanku, tetapi juga kehidupanmu. Tidak pernah ada siapa mencuri kehidupan siapa, sejak semula ini memang adalah kehidupanmu."     

Suara ini ringan bagaikan bulu yang melayang-layang, membawa sedikit kejenakaan dan kegembiraan.     

Yun Hua mendongakkan kepalanya dengan bingung, melihat ke sosok transparan itu. Itu adalah… dirinya, tapi juga seperti bukan dirinya.     

"Kamu… kamu siapa?" Alis Yun Hua mulai berkerut, tetapi dia segera sadar, "Kamu adalah pemilik sebenarnya tubuh ini, kamu adalah Yun Hua di dunia ini, benar bukan?"     

"Benar, tapi aku adalah kamu juga." Senyuman gadis itu sangat cerah, "Kembalilah, hiduplah dengan baik, kamu tidak mencuri kehidupan siapa pun. Ini, memang adalah hidupmu!"     

"Kenapa? Jelas-jelas tidak sama, kita tidak sama." Yun Hua mencecarnya.     

Gadis itu tersenyum, "Kelak kamu akan mengerti. Sebenarnya, kita adalah satu orang yang sama. Aku adalah kamu yang lain, kamu adalah aku yang lain, kita adalah satu."     

"Selain itu, aku sangat menantikan untuk melihat bagaimana kehidupan cerah, cemerlang dan bahagia yang dapat kamu ciptakan!"     

"Jangan membuatku kecewa, juga jangan pernah membuat dirimu sendiri kecewa dan menyesal lagi."     

"Kamu harus bahagia!"     

"Ingat, harus bahagia ya…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.