Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Tanganmu Cacat



Tanganmu Cacat

0Yun Hua memejamkan matanya rapat-rapat dengan rasa bersalah.     

Otaknya agak tumpul.     

Bagaimana ini? Bagaimana ini? Bagaimana?     

Bo Siqing pasti sangat khawatir, juga sangat marah.     

Selain itu masih ada Chu Yu, mamanya, Shen Shiying… mereka semua akan sangat khawatir, bagaimana ini?     

Apakah penyesalannya sekarang masih belum terlambat?     

"Sudah sadar." Bo Siqing menggenggam jari-jari Yun Hua dari belakang.     

Telapak tangan Yun Hua terbungkus seperti cakar beruang, ujung jari-jarinya yang ramping masih terlihat. Bo Siqing meremas jari-jari Yun Hua dengan lembut, "Apa kamu bisa merasakannya?"     

Yun Hua tiba-tiba mengangkat kepala dan menatap Bo Siqing dengan sedikit ketakutan, "Aku… aku tidak bisa merasakannya!"     

Apa yang terjadi?     

Ketika mengangkat lengannya barusan, dia tidak memperhatikan bagaimana tangannya. Tapi sekarang, dia melihat Bo Siqing meremas ujung jarinya, tetapi dia sama sekali tidak merasakan apa pun!     

Tangannya… tidak dapat merasakan apa-apa!     

"Saraf di telapak tanganmu terpotong, dokter sudah melakukan yang terbaik untuk memulihkannya, tapi ke depannya, tanganmu yang ini paling banyak hanya bisa pulih 30% dari fleksibilitas aslinya."     

Bo Siqing berkata dengan datar.     

Wajah Yun Hua langsung memucat.     

Tangannya…     

Apakah ke depannya nanti tangan kanannya akan cacat?     

Lalu bagaimana nanti dia akan berenang?     

Berenang harus memakai tangan untuk menggerakkan air, peran tangan sangat penting!     

Selain itu juga mengetik. Tentu saja dia juga bisa mengetik dengan satu tangan, tapi berapa banyak waktu yang harus dihabiskannya untuk membiasakan diri?     

Dia masih harus belajar menulis dan makan dengan tangan kiri…     

Dengan linglung Yun Hua menatap tangan kanannya yang terbungkus menjadi seperti bakcang, mungkin ini yang disebut dengan petir di siang bolong!     

Bukan, bukan petir di siang bolong.     

Ini semua adalah kesalahannya sendiri.     

Dia sendiri yang membuat tangan kanannya cacat…     

Yun Hua mengatupkan bibirnya rapat-rapat, tidak mengatakan sepatah kata pun.     

Pada saat ini, perawat masuk tanpa suara, "Pasien sudah sadar, anestesi di tangannya mungkin hampir habis, nanti kalau terlalu sakit dan tidak bisa menahannya, jangan lupa untuk mengatakannya. Dokter sudah meresepkan obat penghilang rasa sakit, bisa segera diminum."     

Yun Hua tertegun. Dia memandang perawat itu, lalu menoleh dan melihat ke arah Bo Siqing.     

Seketika, Yun Hua pun mengerti.     

Bo Siqing sedang menakut-nakutinya!     

Dia sengaja melakukannya!     

Tangan kanan Yun Hua baik-baik saja, tangannya mati rasa hanya karena telah diberi obat anestesi!     

Dia tidak cacat!     

Yun Hua menatap Bo Siqing, mulutnya pun mengerucut, air matanya juga mengalir keluar.     

Orang ini membohonginya!     

Orang ini jelas-jelas tahu arti tangan bagi Yun Hua bukan hanya sekedar manusia normal saja, tetapi itu juga berarti impian renangnya!     

Tetapi Bo Siqing membohonginya dan membuatnya mengira bahwa tangannya cacat!     

Tiba-tiba muncul rasa teraniaya di hatinya.     

Entah karena rasa takut atau sesuatu yang lainnya, Yun Hua merasa sangat merana, air matanya mengalir deras.     

Tetapi wajah Bo Siqing masih sangat kelam dan dingin.     

Dia menatap Yun Hua, lalu berkata sambil menggertakkan gigi, "Kamu masih punya muka untuk menangis?"     

Yun Hua menangis semakin keras.     

"Bagaimana perasaanmu tadi saat mengira bahwa tanganmu cacat? Takut tidak?" Bo Siqing berkata sambil mendengus dingin, "Lalu maukah kamu membayangkan, bagaimana perasaanku saat melihatmu terbaring di bak mandi yang penuh darah?"     

Yun Hua langsung menggigit bibirnya. Meskipun air matanya masih mengalir, tetapi saat ini dia lebih merasa malu, bersalah dan menyesal.     

Dia pun merasa tidak enak untuk menangis lagi.     

Bagaimanapun Bo Siqing hanya membohonginya sebentar, sesungguhnya itu tidak terlalu salah. Terutama kalau dibandingkan dengan apa yang dilakukannya… Dia benar-benar malu untuk merasa teraniaya!     

Tetapi… setelah mulai menangis, air matanya pun tidak bisa berhenti.     

Melihat sorot mata Bo Siqing itu, saat ini Yun Hua merasa dirinya seperti munafik kecil yang telah berbuat jahat tetapi masih berpura-pura memelas…     

Dia ingin berhenti dan tidak menangis lagi.     

Tapi… tapi dia tidak bisa berhenti!     

"Huk…"     

Dia menangis sampai cegukan!     

Dia sungguh ingin menggali sebuah tempat untuk mengubur dirinya sendiri, aaaahhhhh…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.