Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Aku Adalah Hua Fusheng



Aku Adalah Hua Fusheng

0Yun Hua mengedip-ngedipkan matanya.     

"Eh, apa kalian semua benar-benar berpikir kalau memakai buku bertanda tangan dan merchandise tidak terlalu murah?"     

Zhu Yiqun juga nyaris gila.     

"Kak Hua, apa kamu bukan hanya terluka fisik saja, tetapi otakmu juga terluka?" Sebelum Zhu Yiqun menyelesaikan perkataannya, dia telah merasakan tatapan sedingin es yang datang dari sisi Han Fangzhou.     

Leher Zhu Yiqun langsung menciut, dia kemudian berkata dengan suara pelan, "Kak Hua, bukan begitu maksudku, aku tidak bilang kalau otakmu bermasalah. Tapi…"     

"Mulut babi mati ini bodoh setengah mati. Maksudmu adalah, mana mungkin hadiah-hadiah itu terlalu murah? Bahkan Sangsang pun meminta barang-barang itu!"     

Luo Xixi bergegas menjelaskannya, lalu berkata dengan sangat tidak berdaya, "Kak Hua, kamu bilang mau memakai buku bertanda tangan dan satu set merchandise sebagai hadiah… kamu mengatakannya seakan-akan barang-barang ini sama seperti sayuran di pinggir jalan. Jangankan buku bertanda tangan dan satu set merchandise, bahkan hanya buku bertanda tangan saja sudah sangat mewah!"     

"Benar… bagaimana mungkin…" Zhu Yiqun juga menghela napas, "Kecuali Kak Hua menculik Hua Fusheng dan menyuruhnya khusus menandatangani hadiah untuk kita! Hahaha!"     

Luo Xixi juga ikut menghela napas, "Sudah, sudah, Kak Hua, kamu tidak usah mengkhawatirkan tentang hadiah. Pulihkan dirimu dengan tenang saja. Sebenarnya kita semua mendapatkan hasil ujian yang bagus saja sudah merupakan hal yang paling membahagiakan. Hadiah hanyalah bonusnya saja. Bahkan hanya sebuah pena saja akan membuat semuanya tetap gembira."     

Emosi di hati Yun Hua benar-benar sulit diungkapkan dengan kata-kata.     

Dia menghela napas lalu akhirnya berkata, "Hmm, kukatakan sebuah rahasia kepada kalian, kalian harus menjaga rahasia ini untukku."     

"Ha, rahasia apa? Kak Hua, katakan saja." Zhu Yiqun cepat-cepat berkata.     

Semua orang memandang ke arah Yun Hua.     

Han Fangzhou menuangkan segelas air, meletakkan sedotan di sana lalu memberikannya kepada Yun Hua.     

Yun Hua meminum seteguk dan menjernihkan tenggorokannya, "Aku, adalah Hua Fusheng."     

"…"     

Zhu Yiqun menengadahkan kepalanya dan melihat ke langit-langit.     

Luo Xixi memalingkan tatapannya dari wajah Yun Hua dan memandang Zhu Yiqun, "Babi, apa yang kamu lihat?"     

"Sepertinya ada sekawanan burung yang terbang lewat," kata Zhu Yiqun.     

"Benarkah?" Luo Xixi pun segera bertanya, "Kenapa aku tidak melihatnya?"     

Zhan Shibang merentangkan tangannya tanpa daya.     

Pei Zixuan memelototi Zhu Yiqun dan Luo Xixi dengan tidak sabar, "Jangan bicara omong kosong. Orang sakit perlu banyak beristirahat, ayo kita pergi. Jangan mengganggunya dengan urusan kelas. Bukankah hanya hadiah saja? Satu orang diberi hadiah lari sepuluh putaran, sudah selesai bukan?"     

"Kak Pei, kamu benar-benar kejam!"     

Sekelompok orang itu tertawa terbahak-bahak.     

Han Fangzhou juga berkata, "Kalau begitu kamu beristirahatlah baik-baik. Kami pulang dulu. Dokter juga tidak membolehkan kami mengganggumu terlalu lama. Hari Jumat setelah selesai kelas, kami akan datang menjengukmu lagi. Jangan khawatir dengan urusan di kelas."     

Yun Hua agak terkejut.     

Ini…     

Sedikit berbeda dengan yang dipikirkannya!     

"Aku bilang, aku adalah Hua Fusheng." Yun Hua menatap semua orang dengan mata melebar dan pasrah, "Apa kalian tidak merasa kalau respons kalian ini kurang tepat?"     

"Hahaha… Kak Hua, kamu benar-benar manis."     

"Benar, Kak Hua, candaanmu ini boleh juga…"     

Sekelompok orang itu tertawa-tawa.     

Yun Hua mengerti, mereka sama sekali tidak memercayai perkataannya, mereka semua menganggapnya bercanda!     

"Beristirahatlah dengan baik." Han Fangzhou mengepalkan tinjunya.     

Yang lain juga berpamitan kepada Yun Hua.     

Setelah semua orang pergi, Yun Hua benar-benar merasa frustasi dan tidak dapat berkata-kata!     

Dia tidak pernah ingin mengungkap nama samarannya, tetapi sekarang setelah dia mengungkapnya…     

Tidak ada orang yang percaya!     

Benar-benar… payah!     

Ketika Shen Shiying datang setelah usai sekolah sore harinya, Yun Hua pun menceritakan hal itu dengan malu dan tidak berdaya.     

Kedua mata Shen Shiying seketika berbinar, lalu dia langsung mengambil buku yang telah ditandatangani oleh Yun Hua dengan coret-coretan tangan kirinya. Dia memeluk buku itu dan berseru, "Satu-satunya buku yang ditandatangani dengan tangan kiri ini jadi milikku!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.