Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Selebriti Juga Mengikuti “Mimpi Istana Qing”!



Selebriti Juga Mengikuti “Mimpi Istana Qing”!

0"Hebat!"     

Pei Zixuan memberikan penilaian, "Aku juga mencari dan membacanya waktu pergi ke warnet di malam hari."     

"Tidak perlu serepot itu, aku sudah membeli bukunya. Tapi buku itu hanya berisi 28.000 kata pertama. Yang kubicarakan tadi diperkirakan ada di buku volume kedua. Kamu baca dulu volume pertama sampai selesai, kalau berminat, lanjutkan lagi di internet." Zhu Yiqun berkata, "Masih ada lagi, kukatakan pada kalian, dua hari yang lalu ketika idolaku diwawancarai, wartawan bertanya kepadanya apa yang dilakukannya akhir-akhir ini. Idolaku berkata bahwa dia sedang istirahat, kemudian dia membawa sebuah buku yang sangat menarik. Tebak, buku apa itu?"     

Pei Zixuan tidak bisa menahan diri untuk memutar bola matanya. Apa masih perlu ditebak? Apa dia menganggap semua orang itu bodoh?     

"Lebih baik menebak siapa idolamu." Zhan Shibang agak tidak tahan lagi.     

"Qiao Sang!" Zhu Yiqun berseru, "Jangan bilang kalau kalian tidak tahu siapa itu Qiao Sang!"     

"Aku tahu! Qiao Sang yang berperan sebagai Feng Jiuge dalam "Hero Romance", Sangsang, dia benar-benar cantik!" Luo Xixi juga ikut bersemangat, "Ternyata Sangsang juga menyukai Kak Fusheng?"     

"Tentu saja!" Zhu Yiqun terkekeh, "Sangsang bilang kalau kebetulan dia berada di rumah pada tanggal 11 lalu, dia memakai riasan lalu pergi sendiri ke toko buku untuk mengantre. Hanya sayangnya dia tidak berhasil membeli edisi yang ditandatangani Kak Fusheng. Sangsang bahkan berseru kepada Kak Fusheng melalui wartawan untuk meminta buku yang ditandatangani!"     

"Astaga, astaga! Sangsang begitu menyukai buku Kak Fusheng! Aaahhh, idolaku menyukai idolaku yang lain…" Luo Xixi berputar di tempatnya dengan penuh semangat.     

Kepala Yun Hua penuh dengan garis hitam.     

Dia sangat tidak ingin mengungkapkan identitasnya yang adalah "Hua Fusheng" ini.     

Dia selalu berpikir asal tidak mengungkapkannya, maka Hua Fusheng adalah orang lain. Dia bisa menulis apa pun yang diinginkannya tanpa perlu peduli dengan pandangan orang di sekitarnya. Karena yang dikenal oleh pembaca adalah Hua Fusheng dan bukan dirinya, Yun Hua.     

Tetapi yang dikenal oleh orang-orang di sekitarnya adalah Yun Hua, bukan Hua Fusheng.     

Ketika identitas virtual dan identitas nyata saling tumpang tindih, maka akan ada banyak ketidaknyamanan yang bertumpuk…     

Yun Hua hanya ingin menulis sesuatu, anggap saja itu mewujudkan impiannya dari kehidupannya yang lalu. Tetapi dia tidak ingin menjadi selebriti, juga tidak ingin memasarkan dirinya sendiri. Dia tidak ingin dirinya terekspos di bawah lampu sorot, juga tidak ingin membiarkan dirinya menjadi idola populer di dunia nyata yang setiap gerak-geriknya akan diawasi oleh media.     

Tetapi orang-orang di depan matanya ini adalah sekelompok teman sekelasnya yang paling manis.     

Melihat mereka begitu memuja identitas virtualnya itu, sebagai pengamat dia pun tidak bisa tidak terlibat.     

Dia mempunyai pemikirannya sendiri, juga mempunyai kesulitannya sendiri. Dia dapat memilih untuk terus menyembunyikan identitas virtualnya…     

Tapi, Yun Hua terus merasa kalau bagi teman-temannya yang jujur ini, menyembunyikan identitasnya tampak seperti semacam penipuan.     

Selain itu, mengapa dia begitu takut untuk mengungkapkan identitasnya sebagai "Hua Fusheng"?     

Apa yang ditakutkannya?     

Semuanya sudah berbeda.     

Yun Hua mengerutkan bibirnya, lalu dia tidak bisa menahan diri dan berkata pelan, "Um, Xixi, kamu membawa bukunya, 'kan?"     

"Ha?" Luo Xixi tertegun, "Kenapa Kak Hua? Apa kamu juga mau membacanya? Aku sudah lama bilang kalau kamu pasti akan menyukai buku ini, aku selalu membawanya bersamaku. Kak Hua, beberapa waktu ini kamu dalam pemulihan, juga tidak ada urusan lain, kebetulan kamu baca buku saja. Jangan khawatir, kamu pasti tidak akan kecewa!"     

Sambil berbicara, Luo Xixi dengan hati-hati mengeluarkan buku "Mimpi Istana Qing" volume pertama yang dicetak indah dari tasnya.     

Yun Hua merasa agak tidak dapat berkata-kata setelah melihatnya. Luo Xixi terlalu berhati-hati, dia bahkan membungkus buku ini dengan sampul plastik transparan. Yun Hua bahkan belum pernah melihatnya membungkus buku pelajaran dengan begitu serius!     

"Eh, apa ada pena?" Yun Hua membuka sampul buku lalu mendongak dan menatap Luo Xixi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.