Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Kakak Qing, Aku Bersalah



Kakak Qing, Aku Bersalah

0Maaf.     

Yun Hua menggigit bibirnya dan menatap Bo Siqing dengan rasa bersalah serta gelisah. Suaranya sangat pelan, namun membawa rasa bersalah yang sangat mendalam.     

"Maaf, aku sudah tahu kalau aku salah."     

Yun Hua berkata dengan suara lirih.     

Bo Siqing masih duduk di kursi rodanya dengan raut wajah dingin. Sorot matanya bagaikan es, seakan-akan tidak mendengar kata-kata yang diucapkan Yun Hua sama sekali.     

Yun Hua mulai mengoyak bibirnya dengan tidak berdaya, dia menggigitnya, menghisapnya, juga melipatnya...     

Lama kemudian, Yun Hua mengambil langkah kecil dan bergeser selangkah demi selangkah ke samping Bo Siqing, lalu mengulurkan tangan kecilnya dan menarik-narik lengan baju Bo Siqing sembari berkata dengan suara yang menjilat, "Aku tahu aku bersalah..."     

"Aku benar-benar sudah tahu salah." Yun Hua seperti anak kecil yang sedang merayu orang tuanya. Bo Siqing masih tidak menghiraukannya meskipun dia telah menarik-narik lengan bajunya. Maka Yun Hua pun menariknya lagi dan lagi...     

Tanpa sengaja, kancing lengan baju Bo Siqing terlepas karena tarikan itu!     

Melihat kancing giok berwarna putih bersih yang dibuat dengan indah di tangannya itu, Yun Hua pun merasa sangat malu, dia benar-benar merasa ingin menangis!     

"Ma... Maaf, aku tidak sengaja. Kancing ini... kancing ini terlalu longgar! Merek apa ini? Lain kali jangan membelinya lagi!" Yun Hua berkata dengan agak malu.     

Bo Siqing akhirnya mengangkat kepala dan meliriknya, "Ini dibuat secara khusus."     

Wajah Yun Hua semakin merah, "Oh, kalau begitu, kalau begitu bagaimana kalau kujahitkan? Lain kali jangan lupa untuk memberi tahu pembuatnya agar memasang kancingnya dengan lebih kuat..."     

Ditatap oleh pandangan matanya yang sangat tenang itu, Yun Hua berangsur-angsur kehilangan suaranya, tetapi dia masih menatap Bo Siqing dengan gugup.     

Dia menggigit bibirnya, tangannya terulur sekali lagi dengan rasa bersalah dan keraguan, diam-diam melewati lengan baju Bo Siqing dan tanpa suara meraih jari kelingking pada tangan ramping yang bertumpu di sandaran tangan kursi roda.     

Melihat Bo Siqing yang tidak bergerak dan tidak mendorong tangannya...     

Yun Hua pun diam-diam menjadi sedikit lebih berani.     

Dia memegang erat jari kelingking Bo Siqing dan menggoyang-goyangkannya perlahan, "Kakak Qing, aku bersalah, sungguh bersalah..."     

Tubuh Bo Siqing sedikit membeku, tenggorokannya agak tercekat.     

Suara Yun Hua semakin lirih, "Aku tahu kamu memikirkan kebaikanku, terima kasih karena kamu tidak mengatakan apa-apa pada ibuku... aku benar-benar telah menyadari kesalahanku. Aku jamin, kelak aku pasti tidak akan mempunyai pikiran semacam itu lagi. Sungguh! Percayalah kepadaku, ya?"     

"Aku benar-benar minta maaf, aku mengalihkan semua risiko dan tekanan kepadamu, aku tahu kalau itu benar-benar salah... aku sungguh menyadari kesalahanku."     

"Kakak Qing, terima kasih karena kamu selalu baik padaku. Aku benar-benar berjanji, kelak aku tidak akan sebodoh itu lagi, ya?"     

Yun Hua menggenggam kelingking Bo Siqing sambil menggoyang-goyangkan lengannya, menatapnya dengan penuh pengharapan.     

Tatapan Bo Siqing akhirnya bergerak ke wajah Yun Hua dan bertemu dengan kedua matanya, "Kamu berjanji?"     

"Ya." Melihat Bo Siqing akhirnya berbicara, Yun Hua benar-benar girang. Dia bergegas menganggukkan kepalanya seperti bawang, "Ya, ya, ya, aku berjanji! Aku akan menulis surat jaminan, oke? Percayalah kepadaku!"     

Bo Siqing menatapnya selama beberapa detik lalu mengangguk, "Baiklah."     

Mata Yun Hua langsung berbinar, "Kamu percaya padaku? Bagus sekali, terima kasih... hmm, terima kasih Kakak Qing. Kamu yang terbaik!"     

"Yang kumaksud baiklah adalah menulis surat jaminan, baiklah!"     

Yun Hua yang sedang bersorak seketika membeku. Dia menatap Bo Siqing sambil menggembungkan pipinya dengan tidak percaya. Bagaimana dengan kepercayaan antar manusia? Benarkah itu hanya dapat diwujudkan melalui surat jaminan?     

Baiklah, dia menggali lubangnya sendiri, bagaimanapun dia tetap harus menulisnya.     

Tulis ya tulis saja, yang penting berhasil membujuknya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.